Faktor Kesengajaan Rekayasa Faktor Kurang Koordinasi Antara Demonstran dengan Aparat

2. Faktor Kesengajaan Rekayasa

Faktor rekayasa merupakan kesengajaan yang dibuat pihak tertentu karena adanya kepentingan tertentu yang ingin di capai untuk dengan cara meletupkan kerusuhan. 52 Dalam demonstrasi, penggerak kerusuhan dan kepentingan ada dua kemungkinan. Pertama, aktor di balik kerusuhan adalah mereka yang tidak memiliki akses dalam politik formal. Mekanisme ketatanegaraan yang ada tidak benar-benar terbuka dan mampu menyalurkan aspirasi dan kekecewaan sebagian kelompok politik masyarakat. Kelompok ini, umumnya the powerless, atau tak punya kekuatan lalu menggunakan kerusuhan atau aksi protes sebagai mekanisme artikulasi politik. Itulah satu-satunya sarana yang mereka punya. Kedua, mungkin pula aktor di balik kerusuhan adalah bagian dari counter movement. Yaitu sekelompok elite politik yang merasa dirugikan oleh sebuah perubahan besar. Jika perubahan ini terjadi secara stabil dan nyaman, kelompok itu mungkin akan diadili, masuk penjara, disita kekayaannya, atau kehilangan hak- hak khusus yang selama ini mereka punya. Perubahan itu mengancam mereka. Akibatnya dengan segala cara mereka mengganggu perubahan itu dengan menciptakan kerusuhan. Agar efektif, kerusuhan ini haruslah terjadi dalam skala nasional dengan akibat yang menakutkan. 53 52 Hasil wawancara dengan Kompol R. Situmorang, Kasi ops Lat Dit Samapta POLDASU, tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU 53 http:groups.yahoo.comgroupmilis-ctmessage774 Universitas Sumatera Utara

3. Faktor Kurang Koordinasi Antara Demonstran dengan Aparat

Kepolisian. Faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya kerusuhan sebagai kurangnya koordinasi antara para pengunjuk rasa dengan aparat keamanan dalam hal ini Kepolisian tidak adanya pemberitahuan secara lebih terperinci kepada pihak Kepolisian tentang kegiatan unjuk rasa. Hal ini merupakan faktor teknis. koordinator lapangan korlap demonstrasi sudah harus memberi tahu pihak kepolisian 3 x 24 jam sebelum dilaksanakan, seperti diatur dalam Pasal 9 dan 10 UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum. Hal ini dapat menjadi penyebab kerusuhan karena di dalam tata cara menyampaikan pendapat di muka umum harus diberitahukan berapa estimasi massa yang akan ikut dalam kegiatan unjuk rasa tersebut, sebagaimana yang ada pada pasal 11 undang undang nomor 9 tahun 1998. Karena bisa saja ada sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab masuk kedalam barisan, lalu berusaha mengacaukan keadaan. 54 Koordinasi yang dilakukan antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan bukan hanya dilakukan sebelum terjadinya kegiatan saja. Tetapi juga dilakukan koordinasi pada saat kegiatan berlangsung. Koordinasi dalam hal ini merupakan koordinasi dengan pihak negosiator dari kepolisian sebagai upaya pengamanan kegiatan unjuk rasa. 55 54 Hasil wawancara dengan Kompol R. Situmorang, Kasi ops Lat Dit Samapta POLDASU, tanggal 16 Maret 2009 di MAPOLDASU 55 ibid Universitas Sumatera Utara

4. Faktor Ketidakpuasan Masyarakat