bekerja sebagai petani sebanyak 19 orang 19, yang bekerja sebagai pedagang sebanyak 12 orang 12, dan ibu rumah tangga sebanyak 11.
4.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden
penelitian. Jumlah pernyataan di dalam kuesioner seluruhnya ada 27 butir pernyataan yang menyangkut mengenai preferensi merek dan ekuitas merek,
yang disebarkan pada pelanggan merek produk mie instan di sembilan kelurahan di Kecamatan Medan Tuntungan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
di ukur dengan menggunakan Skala Likert dan Skala Nominal mengenai brand awareness kesadaran merek, brand association asosiasi merek, perceived
quality persepsi kualitas, dan the other brand assets aset-aset merek lainnya terhadap brand loyalty loyalitas merek pada beberapa merek produk mie instan.
4.2.1 Kesadaran Merek X
1
Tabel 4.3 Jumlah Responden Tiap Merek Mie Instan
Merek Jumlah
Persentase
Indomie 63
63
Merek Jumlah
Persentase
Supermie 22
22
Sarimi 2
2
Mie Sedap 11
11
Gaga Mie 2
2
Total 100
100 Sumber : Data Primer, 2012 diolah dan www.indofood.com
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 63 responden 63 memilih mie instan dengan merek Indomie sebagai top of mind merek pertama
yang di ingat. Beberapa faktor yang mempengaruhi Indomie menjadi top of mind dan menjadi merek yang kuat adalah karena Indomie melakukan promosi yang
cukup gencar dengan menampilkan iklan secara berulang-ulang dan menjadi sponsor pada beberapa acara sehingga mie instan dengan merek Indomie menjadi
lebih sering diperkenalkan dan dipromosikan. Tabel ini juga menunjukkan bahwa Supermie berada di urutan kedua dengan jumlah responden sebanyak 22
responden 22 karena Supermie merupakan merek mie instan pertama yang ada dan paling dikenal namun kurang gencar dalam melakukan promosi dan inovasi
produk sehingga kurang diminati oleh konsumen, Mie Sedap sebanyak 11 responden 11, Sarimi dan Gaga Mie masing-masing sebanyak 2 responden
2. Indomie memang menjadi top of mind pada kategori mie instan, tetapi tidak menjamin bahwa mie instan dengan merek Indomie tidak akan mengalami
penurunan dalam penjualan. 2. Apakah anda akan berpindah ke merek mie instan lain?
Ya : 100
Tidak : - Jika ya, apa yang menyebabkan anda berpindah merek?
Tabel 4.4 Jumlah Responden Yang Berpindah Merek
Alasan Berpindah Merek
Jumlah Persentase
Harga 4
4 Kualitas
11 11
Promosi 14
14 Produk mudah di
dapat 16
16 Coba-coba
55 55
Total
100 responden 100
Sumber : Data Primer, 2012 diolah Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 100 responden menyatakan
bahwa responden akan berpindah merek dari satu merek mie instan ke merek mie instan lain. Fenomena berpindahnya pelanggan ke merek produk pesaing
churning perlu disikapi dengan hati-hati agar tetap dapat menjaga konsumen bertahan lama. Dari Tabel terlihat bahwa sebanyak 55 responden 55 memilih
untuk berpindah merek dikarenakan oleh keinginan untuk mencoba rasa yang baru
coba-coba sehingga dapat mengetahui produk mie instan dengan merek mana yang memiliki kualitas tertinggi dan yang memiliki cita rasa yang paling enak.
Sebanyak 16 responden memilih untuk berpindah merek karena produk mudah didapat, hal ini dikarenakan responden ini tidak melihat mie instan dari kualitas,
harga ataupun cita rasa tetapi merek apa yang paling mudah didapat dan dijangkau konsumen. Sebanyak 14 responden 14 berpindah merek dikarenakan promosi
yang dilakukan oleh perusahaan baik melalui iklan media cetak maupun elektronik. Sebanyak 11 responden 11 berpindah merek dikarenakan kualitas,
responden ini menjadikan kualitas sebagai tolok ukur dalam memilih produk mie instan dan biasanya merupakan konsumen yang loyal terhadap satu merek, dan
empat responden 4 memilih untuk berpindah merek dikarenakan harga, responden ini cenderung memilih mie instan dengan harga yang sangat terjangkau
tanpa melihat kualitas, apabila harga satu merek mie instan tertentu mengalami kenaikan, maka konsumen akan mencari mie instan dengan merek tertentu yang
lebih murah.
4.2.2 Asosiasi Merek X