Hubungan PerjanjianAkad Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Sekuritisasi Syariah

3. Hubungan PerjanjianAkad Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Sekuritisasi Syariah

a. Perjanjian Antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian

  Efek Beragun Aset (EBA) adalah suatu Efek yang dapat diperjualbelikan dari hasil transformasi aset-aset yang tidak likuid menjadi likuid dari suatu perusahaan. Penerbitan EBA dilakukan dengan mengalihkan aset-aset yang tidak likuid tersebut ke special purpose vehicle (SPV) untuk dikumpulkan dalam suatu pool of assets dan kemudian dikelola oleh SPV. Selanjutnya SPV menerbitkan EBA untuk dijual kepada investor. Penerbitan EBA di Indonesia baik yang melalui penawaran umum maupun penawaran terbatas, berdasarkan ketentuan yang berlaku, hanya diperkenankan melalui SPV berbentuk Kontrak Investasi Kolektif EBA (KIK-EBA).

  SPV berbentuk Kontrak Investasi Kolektif EBA (KIK-EBA) merupakan bentuk hukum yang merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengambil alih tagihan keuangan kreditur, menerbitkan EBA serta mengelola untuk tagihan keuangan untuk kepentingan investor.

  Terdapat perjanjian yang harus ada sebelum KIK-EBA dan perjanjian yang harus terjadi bersamaan dengan KIK-EBA. Aset yang disekuritisasi akan beralih menjadi miliknya KIK-EBA. Perjanjian jaminan ikut beralih ke tangan KIK-EBA. KIK-EBA sudah dapat melindungi investor pemegang EBA dalarn hal risiko pailitnya kreditur, Manajer Investasi dan Bank Kustodian serta risiko gagal bayarnya debitur.

  Sebagaimana dipahami bahwa perjanjian pada umumnya, kontrak investasi adalah juga merupakan peristiwa hukum, dengan objek yang Sebagaimana dipahami bahwa perjanjian pada umumnya, kontrak investasi adalah juga merupakan peristiwa hukum, dengan objek yang

  Dalam Angka 2 Peraturan No. IX.K.1, dinyatakan bahwa aset yang membentuk portofolio KIK-EBA yang diperoleh dari Kreditur Awal melalui pembelian atau tukar menukar dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. Hal tersebut dapat dipahami bahwa bahwa kontrak antara kreditur awal dengan Manajer Investasi ataupun originator dapat didasari atas kontrak ataupun perjanjian jual beli yang diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata dan ataupun perjanjian tukar menukar yang diatur dalam ketentuan 1541 KUH Perdata. Segala peraturan tentang perjanjian jual beli juga berlaku terhadap perjanjian tukar menukar sebagaimana ketentuan Pasal 1546 KUH Perdata.

  Berkaitan dengan Investor ataupun pemegang unit penyertaan KIK- EBA, dalam Angka 6 Peraturan No. IX.K.1 dinyatakan bahwa pemegang Efek Beragun Aset wajib menandatangani pernyataan bahwa yang bersangkutan telah menerima dan membaca Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset sebelum membeli Efek Beragun Aset. Menurut pernyataan dari Jes Lederman dalam bukunya The Hand book of Asset-Backed Securities, dinyatakan bahwa Securitization is the open market selling of financial instrument backed by asset cash flow or asset value. Jelaslah investor adalah merupakan pembeli dari Efek Beragun Aset sebagaimana yang diatur dalam ketentuan jual beli KUH Perdata. Konstruksi hukum ini tentunya berbeda jika dikaitkan dengan latar belakang terjadinya perikatan antara debitur awal dan kreditur awal. Perjanjian yang mendasari terjadinya perikatan antara mereka tentunya dilandasi atas suatu kewajiban atau yang kita kenal dengan perjanjian pinjam meminjam Berkaitan dengan Investor ataupun pemegang unit penyertaan KIK- EBA, dalam Angka 6 Peraturan No. IX.K.1 dinyatakan bahwa pemegang Efek Beragun Aset wajib menandatangani pernyataan bahwa yang bersangkutan telah menerima dan membaca Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset sebelum membeli Efek Beragun Aset. Menurut pernyataan dari Jes Lederman dalam bukunya The Hand book of Asset-Backed Securities, dinyatakan bahwa Securitization is the open market selling of financial instrument backed by asset cash flow or asset value. Jelaslah investor adalah merupakan pembeli dari Efek Beragun Aset sebagaimana yang diatur dalam ketentuan jual beli KUH Perdata. Konstruksi hukum ini tentunya berbeda jika dikaitkan dengan latar belakang terjadinya perikatan antara debitur awal dan kreditur awal. Perjanjian yang mendasari terjadinya perikatan antara mereka tentunya dilandasi atas suatu kewajiban atau yang kita kenal dengan perjanjian pinjam meminjam

b. Perjanjian Cessie

  Cessie adalah pengalihan hak atas kebendaan tak bertubuh

  (intangible goods) kepada pihak ketiga. Kebendaan tak bertubuh di sini biasa berbentuk piutang atas nama. Cessie dapat dilakukan melalui akta otentik atau akta bawah tangan. Syarat utama keabsahan cessie adalah pemberitahuan cessie tersebut kepada pihak terhutang untuk disetujui dan diakuinya. Pihak terhutang di sini adalah pihak terhadap mana si berpiutang memiliki tagihan. Pengaturan mengenai cessie diatur dalam Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

  Akta otentik adalah akta yang dibuat dan dipersiapkan oleh notaris

  atau pejabat resmi lainnya (misalnya Camat selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah) untuk kepentingan pihak-pihak dalam kontrak.

  Dalam Praktik transaksi bisnis di Indonesia saat ini, akta cessie biasa

  dibuat dalam bentuk "Assignment Deed". Hal pokok yang diatur dalam Assignment Deed adalah sebagai berikut:

  a) Para pihak, yaitu pihak yang memiliki piutang (Transferor) dan pihak yang akan menerima pengalihan piutang (transferee);

  b) Pernyataan pengalihan piutang oleh Transferor kepada Transferee dan pernyataan penerimaan pengalihan piutang tersebut oleh Transferee dari Transferor;

  c) Syarat adanya pemberitahuan dari Transferor kepada pihak yang berhutang dan penegasan si berhutang ini bahwa ia menerima pengalihan hutangnya (atau piutang si Transferor) kepada Transferee.

  Akta cessie biasanya dibuat dalam hubungan dengan perjanjian

  hutang piutang biasa dalam konteks perdagangan (pembelian dan penjualan barang dagangan secara cicilan), perjanjian pinjaman (kredit), dan anjak piutang (factoring).

c. Perjanjian Pemeringkatan Efek

  Berdasarkan Peraturan No. IX.C.9 mengenai Pernyataan Pendaftaran

  Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), dalam proses penerbitan Efek Beragun Aset wajib dilengkapi dokumen keterbukaan terkait peringkatan atas EBA yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat efek yang telah memperoleh persetujuan dari Bapepam-LK.