Jenis Akad Yang Dapat Digunakan

1. Jenis Akad Yang Dapat Digunakan

  Pada bab II telah diuraikan berbagai macam sekuritisasi aset syariah (Islamic Asset Back SecuritiesIABS) di berbagai negara. Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi jenis akad yang mendasari sekuritisasi syariah di berbagai negara tersebut. Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai jenis akad yang digunakan, perlu ditegaskan kembali definisi sekuritisasi syariah. Hal ini diperlukan mengingat terminologi sekuritisasi syariah dapat merupakan suatu penerbitan sukuk atau EBA.

  Dalam transaksi syariah terdapat salah satu karakter yang membedakan dengan transaksi konvensional, yaitu dalam syariah penerbitan suatu produk keuangan akan diback-up oleh real aset yang berkaitan dengan pembiayaan dari instrumen keuangan yang diterbitkan dan arus kas kontraktual yang merupakan sumber pendapatan dari instrumen keuangan yang diterbitkan. Hal ini bertujuan agar terdapat risk sharing antara investor dan penerbit instrumen keuangan tersebut. Dengan demikian konsep sukuk dan sekuritisasi syariah adalah sama.

  Namun jika dikembalikan kepada definisi sekuritisasi syariah sebagaimana disebutkan di Bab II, sekuritisasi syariah diartikan sebagai suatu proses untuk mendisain suatu kemasan dalam sekumpulan aset dengan atau tanpa credit enhancement menjadi Efek dan menjual Efek tersebut kepada investor tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian maka sekuritisasi syariah berbeda dengan sukuk, di mana sekuritisasi syariah adalah merupakan gabungan aset yang mempertimbangkan diversifikasi risiko kredit, ukuran transaksi, geografi dan sebagainya. Selanjutnya, implementasi dari proses tersebut adalah adanya penerbitan instrumen dalam berbagai kelas (tranche).

  Dengan mendasarkan pada pengertian di atas, berikut disajikan perbandingan beberapa penerbitan IABS di berbagai negara dengan mengidentifikasi jenis akad yang digunakan.

  Negara

  Nama IABS

  Jenis Akad

  Tiong Nam

  Arab Saudi

  Caravan I

  Sorou Real Estate

  Mudharabah

  UAE

  Al Istishmar

  Mudharabah dan Istisna

  Selain akad-akad utama di atas, dalam skema penerbitan IABS juga mencakup akad-akad pendukung seperti wakalah dan hawalah. Akad wakalah diperlukan untuk mengakomodir peran trustee selaku pihak yang mewakili kepentingan investor, misalnya dalam penerimaan pendapatan dari aliran kas yang berasal dari underlying aset. Akad hawalah diperlukan dalam hal terdapat skema penjaminan oleh pihak tertentu terhadap transaksi EBA syariah.

  Dari contoh akad yang digunakan tampak bahwa akad ijarah relatif lebih banyak digunakan dibandingkan akan mudharabah dan musyarakah. Akad ijarah lebih banyak digunakan kemungkinan karena akad ini lebih diminati investor dalam hal terdapat kepastian jumlah aliran kas yang akan diterima oleh investor.

  Untuk akad mudharabah, walaupun rasio bagi hasil antara investor dan pengelola investasi telah ditetapkan, akan tetapi risiko yang dihadapi oleh investor terutama berkaitan dengan ketidakpastian jumlah aliran kas yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh aliran kas tersebut berkaitan dengan aliran kas dari underlying aset yang bersifat tidak tetap.

  Selanjutnya, untuk akad musyarakah, tingkat risiko bagi investor lebih besar dibandingkan dua akad sebelumnya. Hal ini dikarenakan investor dianggap merupakan partner dari pengelola investasi sehingga setiap risiko yang dihadapi oleh pengelola investasi didistribusikan secara proporsional kepada investor.

  Terkait dengan paparan pada Bab II di mana terdapat dua jenis aliran kas dari IABS, yaitu arus kas tetap dan arus kas tidak tetap, maka akad ijarah identik dengan Terkait dengan paparan pada Bab II di mana terdapat dua jenis aliran kas dari IABS, yaitu arus kas tetap dan arus kas tidak tetap, maka akad ijarah identik dengan

  Untuk penerapan sekuritisasi aset syariah di Indonesia, saat ini akad yang mungkin dapat diterapkan adalah sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam- LK, yaitu Ijarah dan mudharabah.

  Dengan melihat trend yang ada sebagaimana disajikan sebelumnya dan dengan adanya peraturan Bapepam-LK yang dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan sekuritisasi syariah, terdapat kemungkinan IABS dengan akad ijarah dan mudharabah dapat diterapkan di Indonesia.