apa yang dilafalkan responden ditulis kembali ke dalam tulisan fonetis dengan cara mengulang-ulang perekaman beberapa kali untuk mendapatkan
keakuratan pelafalannya dan tekanannya dengan tepat. Secara singkat penulis menjelaskan langkah-langkah pengambilan data
selama di lapangan. Di dalam pengambilan data, penulis pertama sekali melakukan observasi lapangan guna mempermudah pengambilan data. Selama
observasi penulis menemukan tempat dan informan yang dianggap cocok dijadikan tempat penelitan dan objek penelitian. Setelah itu penulis menentukan
informan-informan mana saja yang dapat dijadikan objek penelitian berdasarkan kriteria yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Selanjutnya, peneliti
mendatangi satu per satu informan untuk melafalkan kosa kata Swadesh dalam bahasa Pesisir Sibolga. Penulis merekam pelafalan informan untuk melakukan
pencatatan terhadap kosakata bahasa Pesisir Sibolga dan kata-kata tersebut dituliskan secara fonetik.
4.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode padan dan metode agih. Upaya mengungkapkan struktur fonotaktik fonem dalam deret vokal dan
deret konsonan dalam suku kata bahasa Pesisir Sibolga adalah dengan menggunakan metode padan fonetis artikulatoris. Menurut Sudaryanto 1993:14
bila orang sampai kepada penentuan bahwa vokal ialah bunyi yang dihasilkan tanpa penghalangan kecuali pada pita suara dan kalimat adalah serentetan bunyi
yang diakhiri oleh kesenyapan karena tiada lagi kerja organ wicara maka orang
Universitas Sumatera Utara
yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode padan dengan alat penentu organ wicara fonetis artikulatoris.
Berdasarkan pada metode tersebut, penulis melakukan langkah-langkah untuk menganalisis data, yaitu dengan memperhatikan bagaimana bunyi-bunyi
kata dalam BPS yang dilafalkan oleh informan berdasarkan pada 1 tempat, yaitu dengan cara memperhatikan di mana bunyi-bunyi bahasa yang dilafalkan atau
diproduksi oleh informan. Dengan kata lain, alat ucap mana yang bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi bahasa misalnya bunyi bilabial, yaitu bunyi
yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir labium bawah dan bibir labium atas, 2 cara, bicara tentang cara dengan menilik pada contoh maka ditemukan cara
melafalkan bunyi bilabial dengan cara bibir bawah sebagai artikulator menyentuh bibir atas sebagai titik artikulasi. Misalnya, bunyi [p], [b], [m], dan
[w]. 3 bunyi bersuara atau tidak bersuara sehingga menghasilkan bunyi-bunyi konsonan. Untuk menghasilkan bunyi vokal dilakukan dengan cara mengatur
posisi lidah dan bibir tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi. Dengan kata lain, bunyi-bunyi vokal itu dihasilkan tanpa ada ganguan
di daerah rongga mulut. Misalnya, bunyi [a], [i], [u], [e], dan [o]. Untuk mengungkapkan struktur fonotaktik fonem di dalam suku kata bahasa
Pesisir Sibolga adalah menggunakan metode agih yang dikenal dengan teknik bagi unsur langsung BUL. Sudaryanto 1993:31-32 menyatakan bahwa teknik
dasar metode agih disebut teknik BUL. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi
beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun
Universitas Sumatera Utara
alat penggerak bagi alat penentu atau pirantinya ialah daya bagi yang bersifat intuitif atau intuisi. Intuisi kebahasaan atau disebut juga intuisi lingual, sedangkan
alat penentunya adalah jeda, baik jeda yang silabik atau sendi maupun yang sintaksis atau ruas. Jadi, mampu tidaknya si peneliti membagi data secara baik
menjadi beberapa unsur mula-mula bergantung pada ketajaman intuisinya, kemudian penggunaan jeda tertentu. Dalam hal ini, konsep intuisi kebahasaan atau
intuisi lingual dapat dimengerti sebagai kesadaran penuh yang tak terumuskan tetapi terpercaya terhadap apa dan bagaimana kenyataan lingual yang bermakna
secara kesatan ataupun keseluruhan lingual itu. Berdasarkan pada penjelasan tersebut maka setelah informan melafalkan
kata-kata yang telah disediakan, penulis menganalisis data dengan cara menentukan suku dalam kata yang dilafalkan sesuai dengan apa yang dilafalkan
oleh penulis, sehingga ditemukan pemilahan kata atas suku. Seperti contoh pada kata [ijo], kata tersebut ketika dilafalkan maka akan terdengar i-jo. Jenis suku
satu fonem ini ditemukan pada data karena suku pertama hanya terdiri atas satu fonem vokal yang menyebabkan suku tersebut menjadi suku terbuka dan
keberadaan konsonan disertakan pada suku kedua. Setelah memperoleh batas suku pada kata, maka data tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu
berdasarkan jumlah suku katanya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah analisis. Pengklasifikasian tersebut dapat dilihat pada contoh di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
1. Kata yang mempunyai satu suku kata
di KV
‘di’ aŋ
VK ‘kau’
2. Kata yang mempunyai dua suku kata
ga-da ɳ
KV- KVK ‘besar’
ko-lo? KV- KVK
‘kalaujikalau’ bu-lan
KV- KVK ‘bulan’
bu-su? KV- KVK
‘busuk’ da-
giŋ KV- KVK
‘daging’ da-
taŋ KV- KVK
‘datang’ di-
ŋin KV- KVK
‘dingin’ ta-ga?
KV- KVK ‘berdiri’
a-pi V- KV
‘api’ a-i
V- V ‘air’
u-re? V- KVK
‘akar’
3. Kata yang mempunyai tiga suku kata
ba-a-po KV-V-KV
‘bagaimana’ ka-la-ik
KV-KV-VK ‘ekor’
ka-pa-lo KV-KV-KV
‘kepala’ pa-du-si
KV-KV-KV ‘perempuan’
sa-ke-te? KV-KV-KVK
‘sedikit’ ta-li-
ŋo VK
‘telinga’
Universitas Sumatera Utara
ba-cak-ka? KV-KVK-KVK
‘berkelahi’ ka-ra-no
KV-KV-KV ‘karena’
di-sik-ko KV-KVK-KV
‘di sini’
4. Kata yang mempunyai empat suku kata
ma-to-a-ri KV-KV-V-KV
‘matahari’ ba-ta-
ŋa-i KV-KV-KV-V
‘sungai’
Universitas Sumatera Utara
BAB V FONOTAKTIK FONEM DALAM BAHASA PESISIR SIBOLGA
5.1 Struktur Fonotaktik Fonem di dalam Deret Vokal dan Deret Konsonan
bahasa Pesisir Sibolga BPS
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa fonotaktik merupakan ilmu yang mengatur tentang penjejeran fonem dalam kata. Dengan
kata lain, fonotaktik merupakan aturan bagaimana urutan fonem yang dibenarkan dalam sebuah bahasa sehingga membentuk sebuah kata. Jadi setiap bahasa
mempunyai aturan sendiri dalam pembentukan katanya. Begitu juga dengan bahasa Pesisir Sibolga memiliki aturan sendiri dalam hal pembentukan katanya.
Pengaturan fonotaktik ini berkaitan dengan deret vokal dan deret konsonan yang saling bersinergi dalam membentuk sebuah kata.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bahasa Pesisir Sibolga penulis menemukan struktur fonotaktik di dalam deret vokal dan deret konsonan. Dan
selanjutnya akan dijelaskan struktur fonem dalam deret vokal bahasa Pesisir Sibolga.
5.1.1 Struktur Fonotaktik Fonem dalam Deret Vokal BPS
Seperti yang diketahui bahwa deret vokal adalah dua atau lebih vokal yang berjajaran yang terletak pada suku kata yang berbeda. Dari hasil penelitian,
diketahui bahwa deret vokal yang ditemui pada bahasa Pesisir Sibolga ada yang terdapat pada tiga posisi, yaitu posisi awal, tengah, dan akhir kata. Ada 11
sebelas deret vokal yang ditemukan dan deret vokal tersebut adalah ai , aa ,
Universitas Sumatera Utara