Struktur Fonotaktik dalam Suku Kata yang Bersuku Kata Empat

5.2.4 Struktur Fonotaktik dalam Suku Kata yang Bersuku Kata Empat

Struktur fonotaktik dalam suku kata yang bersuku kata empat juga tidak lari dari kaidah penentuan suku. Setelah menetapkan batas-batas suku dengan cara membagi kata sesuai dengan fonem yang membangunnya. Batas suku berada pada sesudah setiap vokal. Dengan cara tersebut diperoleh suku-suku terbuka. Penyebaran konsonan dan vokal dalam kata menyebabkan suku terbuka dan suku tertutup baik di awal suku maupun di akhir suku. Ketentuan itulah yang digunakan dalam membentuk sebuah suku. Contoh berikut akan menunjukkan suku itu terbentuk, yaitu sebagai berikut: [matoari] a ma-to-a-ri b mat-o-a-ri [ bataŋai] ba- taŋ-a-i ba-ta- ŋa-i Data di atas menunjukkan bahwa suku pertama terdiri atas dua fonem yaitu satu konsonan dan satu vokal. Dengan adanya keberadaan konsonan di awal sebelum vokal pada suku pertama menyebabkan suku-suku tersebut menjadi suku terbuka. Begitu juga dengan suku kedua penyertaan sebuah konsonan dan diikuti oleh sebuah vokal membentuk suku tersebut menjadi suku terbuka. Hal tersebut sesuai dengan kaidah penyukuan bahasa yang kedua yang disampaikan oleh Pulgram 1970, yaitu menginginkan batas suku tetap berada sesudah setiap vokal dapat terpenuhi. Penyukuan yang terdapat pada b merupakan penyukuan yang tidak berterima karena tidak terdapatnya kenyataan berbahasa yang menyertakan sebuah konsonan pada suku pertama. Sebuah konsonan pada dasarnya dapat diletakkan pada suku kedua, seperti yang terdapat pada a. Universitas Sumatera Utara Konsonan yang dapat dinyatakan sebagai awal atau akhir suku ternyata tidak semuanya dapat mendahului atau mengikuti setiap fonem vokal dalam kata bahasa Pesisir Sibolga. Pada dasarnya setiap vokal dapat didahului atau diikuti di awal atau di akhir suku tertentu. Ditemukan Suku dalam bahasa Pesisir Sibolga tanpa awal dan akhir suku. Suku seperti ini disebut suku satu fonem karena terdiri atas vokal saja. Seperti pada kata ma-to-a-ri menunjukkan bahwa fonem vokal dapat menjadi satu suku yang terletak di tengah kata. Hal ini ternyata juga terjadi dalam suku kata ketiga bahasa Pesisir Sibolga. Sedangkan pada suku keempat penyertaan sebuah konsonan diawal suku menyebabkan suku tersebut menjadi suku terbuka. Secara kenyataan berbahasa, hal tersebut berterima, begitu pula dengan penggunaan kata tersebut oleh masyarakat Pesisir Sibolga. Penyukuan pada kata [batangai] dapat diuraikan dengan berlakunya kaidah penyukuan kedua yang menghendaki suku tersebut terbuka. Hal tersebut terwujud karena adanya sebuah konsonan sebelum vokal dan itu menjadi batas suku. Suku kedua ternyata menjadi suku tertutup karena keberadaan sebuah konsonan di akhir suku, sedangkan suku keempat dan kelima adalah suku satu fonem karena hanya terdiri atas fonem vokal saja dan menyebabkan suku tersebut terbuka. Hal tersebut secara fonotaktik dan kenyataan berbahasa sangat lazim dan berterima dalam bahasa Pesisir Sibolga. Jadi kata [ bataŋai] dapat disukukan menjadi ba-taŋ-a-i . Jika dilihat dari penyertaan konsonan dalam suku pada setiap kata bahasa Pesisir Sibolga tidak ditemukan kata yang mengandung gugus konsonan. Setiap suku hanya disertai sebuah konsonan sebelum vokal atau dengan kata lain keberadaan sebuah konsonan menjadi awal suku. Ketidakberadaan konsonan Universitas Sumatera Utara dalam suku ditemukan dalam kata bahasa Pesisir Sibolga. Suku tersebut disebut dengan suku satu fonem. Satu fonem yang dimaksud adalah fonem vokal saja. Berdasarkan pada data, diperoleh kata dalam bahasa Pesisir Sibolga yang mempunyai empat suku kata. Kata yang bersuku empat tersebut terdiri atas 3 tiga struktur suku kata, yaitu: 1. ma-to-a-ri 2. ba-ta-ɳa-i 3. lak-ki-lak-ki Rumusan susunan fonem yang terdapat pada kata bersuku empat ini tidak berbeda dengan rumusan susunan fonem yang telah disebutkan terdahulu. Rumus urutan fonem yang terdapat pada kata bersuku empat adalah sebagai berikut: 1. Vokal pada struktur konsonan dan vokal yang terletak pada suku pertama terdiri atas vokal a, pada data ditemukan pada kata ma-to-a-ri. 2. Vokal pada struktur konsonan vokal yang terletak pada suku kedua terdiri atas vokal a, i, o, pada data ditemukan pada kata ma-to-a-ri, ba-ta- ɳa-i, lak-ki-lak-ki. 3. Vokal pada strkturtur konsonan dan vokal yang terletak pada suku ketiga terdiri atas vokal a. 4. Vokal pada struktur konsonan dan vokal yang terletak pada suku keempat terdiri atas vokal i. 5. Konsonan pada struktur konsonan dan vokal yang terletak pada suku pertama terdiri atas fonem sengauan m dan fonem letupan b. Universitas Sumatera Utara 6. Konsonan pada struktur konsonan dan vokal yang terletak pada suku kedua terdiri atas fonem letupan t. 7. Konsonan pada struktur konsonan dan vokal yang terletak pada suku ketiga terdiri atas fonem hampiran w, dan fonem sengauan ɳ. 8. Konsonan pada struktur konsonan dan vokal yang terletak pada suku keempat terdiri atas fonem getaran r. 9. Konsonan pada struktur konsonan, vokal, dan konsonan yang terletak pada suku kata pertama terdiri atas fonem sampingan l seperti pada kata lak-ki- lak-ki. 10. Konsonan pada struktur kosonan, vokal, dan konsonan yang terletak pada suku pertama terdiri atas fonem letupan k contohnya pada kata lak-ki-lak- ki. 11. Konsonan pada struktur konsonan, vokal, dan konsonan yang terletak pada suku kata ketiga terdiri atas fonem sampingan l contoh pada kata laki-ki- lak-ki. 12. Konsonan pada struktur konsonan, vokal, dan konsonan yang terletak pada suku ketiga terdiri atas fonem letupan k contohnya pada kata lak-ki-lak- ki.

5.3 Pola Struktur Fonotaktik Fonem dalam Bahasa Pesisir Sibolga