Struktur Fonotaktik dalam Suku Kata yang Bersuku Kata Tiga

10. Suku kata pertama terdiri atas fonem letupan b, d, k, t, p, fonem geseran h, fonem getaran r, fonem sampingan l, fonem sengauan m, n, ɳ, dan fonem paduan c, j contohnya lin-ci, ham-bus, dan ku- duŋ. 11. Suku kata kedua terdiri atas fonem-fonem letupan ?, fonem geseran s, dan fonem sengauan m, ŋ, contohnya pan-jaŋ, ham-bus, sam-pi?. 12. Suku kata pertama terdiri atas fonem letupan d, k, ? , fonem sengau m, n, ŋ, dan fonem geseran s terdapat pada kata ham-bus, dan ku-duŋ. 13. Suku kata kedua terdiri atas fonem-fonem letupan ?, fonem geseran s, dan fonem sengau m, ŋ, terdapat pada kata pan-jaɳ, ham-bus, sam-pi?. Dari contoh kata tersebut terlihat bahwa fonem sengau n dan m berdampingan dengan fonem letup seperti b dan p. Selain itu fonem sengau juga berdampingan dengan fonem paduan seperti j. Hal ini berarti bahwa dalam bahasa Pesisir Sibolga struktur fonem kata bahasa Pesisir Sibolga lazim ditemukan. Setiap suku kata yang terdapat dalam kata yang mempunyai dua suku kata ditandai dengan sebuah vokal yang merupakan puncak kenyaringan suku kata. Puncak tersebut dapat didahului dan diikuti oleh konsonan.

5.2.3 Struktur Fonotaktik dalam Suku Kata yang Bersuku Kata Tiga

Proses penentuan suku pada kata yang mempunyai tiga suku kata tetap berlandaskan pada kaidah penyukuan bahasa yang disampaikan oleh Pulgram 1970 yang digunakan dalam penelitian ini. Mengamati persebaran konsonan dan vokal dalam kata yang menyebabkan suku terbuka dan suku tertutup baik di awal Universitas Sumatera Utara suku maupun di akhir suku. Ketentuan itulah yang digunakan dalam membentuk sebuah suku. Penyukuan yang terdapat pada b merupakan penyukuan yang tidak berterima karena tidak terdapatnya kenyataan berbahasa yang menyertakan sebuah konsonan pada suku pertama. Sebuah konsonan pada dasarnya dapat diletakkan pada suku kedua, seperti yang terdapat pada a. Contoh berikut akan menunjukkan suku itu terbentuk, yaitu sebagai berikut: [baapo] a ba-a-po b ba-ap-o [sadebo] sa-de-bo sad-e-bo [padusi] pa-du-si pad-u-si [sado ɲo] sa-do- ɲo sad-o- ɲo [taliŋo] ta-li- ŋo tal-i- ŋo Dari data di atas menunjukkan bahwa suku pertama, kedua, dan ketiga terdiri atas dua fonem yaitu satu konsonan dan satu vokal. Dengan adanya keberadaan konsonan di awal pada setiap suku menyebabkan suku-suku tersebut menjadi suku terbuka, hal itu disebabkan karena terdapatnya kenyataan berbahasa yang menyertakan sebuah konsonan pada setiap suku. Hal tersebut berterima pada fonotaktik fonem dalam bahasa Pesisir Sibolga. Struktur yang membentuk suku tersebut adalah konsonan dan vokal, yaitu konsonan mendahului vokal sehingga membentuk suku terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari kaidah penyukuan nomor dua yang mendasari pembentukan suku yang menyatakan agar suku pertama terbuka dapat terpenuhi. Suku kedua juga terdiri atas dua fonem, yaitu konsonan dan vokal dan membentuk suku terbuka. Universitas Sumatera Utara Dari contoh di atas menunjukkan bahwa suku pertama bersifat terbuka karena penyertaan satu konsonan saja sebelum vokal, suku kedua juga menjadi suku terbuka karena terdapat vokal setelah penyertaan sebuah konsonan. Penyukuan tersebut berterima dengan kaidah penyukuan nomor dua yang menghendaki batas suku berada sesudah setiap vokal. Konsonan yang dapat dinyatakan sebagai awal atau akhir suku ternyata tidak semuanya dapat mendahului atau mengikuti setiap vokal bahasa Pesisir Sibolga. Pada dasarnya setiap vokal dapat didahului atau diikuti di awal atau di akhir suku tertentu. Ditemukan Suku dalam bahasa Pesisir Sibolga tanpa awal dan akhir suku. Suku seperti ini disebut suku satu fonem karena terdiri atas vokal saja. Seperti pada kata ba-a-po menunjukkan bahwa fonem vokal dapat menjadi satu suku yang terletak di tengah kata. Hal ini ternyata terjadi dalam suku kata kedua bahasa Pesisir Sibolga dan secara kebahasaan, hal tersebut berterima, begitu pula dengan penggunaan kata tersebut oleh masyarakat Pesisir Sibolga. Jadi setelah dilakukan proses penyukuan terhadap kata bahasa Pesisir Sibolga, dapat diketahui bentuk struktur suku sehingga membentuk kata yang berterima secara fonotaktik dalam kata bahasa Pesisir Sibolga, sedangkan suku ketiga membentuk suku tertutup karena posisi konsonan di akhir suku. Penyukuan yang terdapat pada b merupakan penyukuan yang tidak berterima karena tidak terdapatnya kenyataan berbahasa yang menyertakan sebuah konsonan pada suku pertama. Sebuah konsonan pada dasarnya dapat diletakkan pada suku kedua, seperti yang terdapat pada a, sehingga dari distribusi konsonan tersebut tidak ditemukan dalam suku berupa gugus konsonan baik di suku pertama, kedua, dan ketiga. Universitas Sumatera Utara [sakete?] sa-ke-te? sak-e-te? [binataŋ] bi-na- taŋ bin-a- taŋ Hal ini dibenarkan secara fonotaktis yang disesuaikan dengan kaidah penyukuan dan dari segi kenyataan berbahasa dan ada dalam bahasa Pesisir Sibolga. Berdasarkan pada data yang diperoleh, ditemukan kata-kata bersuku tiga yang memiliki struktur berikut ini, yaitu: 1. ba-a-po 2. sa-de-bo 3. sa-ke-te? 4. ba-cak-ka? 5. di-sik-ko Ada beberapa rumusan pada susunan fonem yang membentuk tiga suku kata tersebut, yaitu: 1. Vokal yang terletak pada suku pertama terdiri atas vokal a, i, u, o. 2. Vokal yang terletak pada suku kedua terdiri atas vokal a, i, e, u, o. 3. Vokal yang terletak pada suku ketiga terdiri atas vokal a, i. 4. Konsonan yang terdapat pada suku kata pertama terdiri atas fonem letupan b, g, t, fonem geseran s,, fonem getaran r, fonem sampingan l, dan fonem sengauan n, ɲ, ɳ contohnya sa-de-bo, ta-li-ɳo, dan sa-bu-a. 5. Konsonan yang terdapat pada suku kata kedua terdiri atas fonem letupan b, d, p, fonem getaran r, fonem sampingan l, dan fonem sengauan m, ɲ, ŋ contohnya sa-de-bo, ta-li- ŋo, dan sa-bu-a. Universitas Sumatera Utara 6. Konsonan yang terdapat suku kata ketiga terdiri atas fonem letupan b, d, k, p, t, dan fonem geseran s,. Dari data juga menemukan beberapa kata yang pada suku pertamanya terdapat konsonan antara sehingga membentuk gugus konsonan yang berada di awal kata. Kata-kata tersebut adalah sebagai berikut: [prematur] a pre-ma-tur b prem-a-tur [pramuka] pra-mu-ka pram-u-ka [kreatif] kre-a tif krea-tif [tradisi] tra-di-si trad-i-si Dari data di atas menyatakan bahwa penyertaan beberapa konsonan pada satu suku yang terdapat pada suku pertama sehingga membentuk suku terbuka karena pada akhir suku terdapat sebuah vokal. Dengan disertakannya dua atau lebih konsonan antara tersebut dapat menghasilkan sejumlah kemungkinan pola pada fonotaktik fonem dalam bahasa Pesisir Sibolga. Untuk mewujudkan suku terbuka yang dimaksudkan kaidah penyukuan kedua dapat terpenuhi karena setiap upaya untuk memperoleh suku terbuka berdampak pada pemunculan gugus konsonan yang tidak dapat diterima pada awal suku keduanya. Untuk menjadikan suku pertama terbuka menyebabkan konsonan antara yang pertama harus disertakan kepada suku kedua bersama konsonan sesudahnya sehingga batas pisah antara suku pertama dan kedua terdapat sesudah fonem pertama konsonan antaranya. Universitas Sumatera Utara

5.2.4 Struktur Fonotaktik dalam Suku Kata yang Bersuku Kata Empat