BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
2.1.1 Fonotaktik dan Fonologi
Fonotaktik dalam penelitian ini mengacu pada urutan fonem yang dimungkinkan dalam bahasa. Kata dimungkinkan, diinterpretasikan sebagai suatu
keadaan yang menyebabkan urutan fonem itu dapat berterima di masyarakat. Masyarakat menggunakan seperangkat bunyi-bunyi bahasa termasuk fonem untuk
membentuk sebuah kata, dari kata ke frasa, dari frasa ke klausa dan sampai pada kalimat yang memiliki arti dan dapat dipahami.
Secara garis besar, fonologi adalah suatu subdisiplin dalam ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan tentang bunyi bahasa. Lebih sempit lagi,
fonologi murni membicarakan tentang fungsi, perilaku, serta organisasi bunyi sebagai unsur-unsur linguistik Lass, 1988:1. Menurut Verhaar, fonologi adalah
ilmu yang menyelidiki perbedaan minimal antar ujaran yang selalu terdapat dalam kata sebagai konstituen Verhaar, 1982: 36, contohnya adalah bue dan
pue Ɂ.bue= ayun dan pueɁ= buatmembuat. Pasangan kata tersebut memiliki dua
bunyi yang berbeda yaitu [b] dan [p]. Hal itu menunjukkan bahwa b dan p adalah dua fonem yang berbeda. Demikian juga dengan Yallop 1990: 126 yang
menggunakan pasangan minimal untuk membuktikan bahwa sebuah bunyi adalah fonem. Jadi, pasangan minimal adalah dua ujaran yang berbeda maknanya tetapi
memiliki minimal satu perbedaan bunyi.
Universitas Sumatera Utara
Setiap bahasa diwujudkan oleh bunyi, dalam hal ini adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia karena secara tepat tidak ada bunyi
yang sama benar diucapkan oleh seorang pembicara paling tidak, ada dua hal pokok yang mendasari perbedaan itu. Pertama secara ucapan dan kedua secara
sistem. Perbedaan tersebut didasarkan pada pendapat Ferdinand de Saussure, yang mengganggap bahwa bunyi bahasa ada yang bersifat ujar parole dan ada yang
bersifat sistem langue. Baik parole maupun langue termasuk dalam kajian fonologi.
Sementara fonem adalah abstraksi dari bunyi-bunyi bahasa. Sama halnya dengan pengertian yang dikemukakan Alwi, bahwa fonem adalah satuan bahasa
terkecil berupa bunyi atau aspek bunyi bahasa yang membedakan bentuk dan makna kata Alwi dkk, 2003: 53. Fonem tidak sama dengan bunyi bahasa. Fonem
diberi nama sesuai dengan nama salah satu bunyi bahasa yang merealisasikannya. Misalnya: konsonan bilabial, konsonan bersuara, konsonan geseran velar
bersuara, dan vokal depan atas. Berdasarkan ada tidaknya rintangan terhadap arus udara dalam saluran
suara, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi dua kelompok: vokal dan dan konsonan Alwi dkk, 2003:49 Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan tanpa
penutupan atau penyempitan di atas glottis. Dengan kata lain, vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan
oleh tiga faktor, yaitu tinggi-rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan vokal itu Alwi dkk, 2003: 50. Konsonan
adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan berbagai hambatan atau penyempitan aliran udara Kentjono, 1982:26-28. Pada pelafalan konsonan, ada tiga faktor
Universitas Sumatera Utara
yang terlibat: keadaan pita suara, penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap, dan cara alat ucap itu bersentuhan atau berdekatan Alwi dkk, 2003:52.
Setiap bahasa mempunyai ciri khas dalam fonotaktik, yakni dalam merangkai fonem untuk membentuk satuan fonologis yang lebih besar, misalnya
suku kata. Kentjono dan Sunarto, 1990:34. Menurut Sigurd 1968:450, deskripsi fonologis suatu bahasa secara umum terdiri atas deskripsi fonem-fonem
pada bahasa dan deskripsi distribusi fonem, dan pernyataan itu sering disebut struktur fonotaktik dalam bahasa. Dengan demikian fonotaktik merupakan sebuah
ilmu yang mengatur urutan fonem-fonem yang membentuk sebuah kata yang menghasilkan bunyi yang dapat berterima dalam sebuah bahasa. Aturan-aturan
tersebut tidak sama pada semua bahasa, tetapi berbeda-beda. Istilah fonotaktik sering kali didefenisikan berbeda-beda oleh para ahli bahasa. Kridalaksana
1982:58 memberikan tiga defenisi untuk istilah fonotaktik, yaitu: 1.
Urutan fonem yang dimungkinkan dalam suatu bahasa 2.
Deskripsi tentang urutan tersebut 3.
Gramatika stratifikasi, sistem pengaturan dalam stratum fonetik Pengertian lain terdapat dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
TBBBI, fonotaktik adalah kaidah yang mengatur deretan fonem mana yang terdapat dalam bahasa dan mana yang tidak. Kaidah itulah yang menyebabkan
kita dapat merasakan secara intuitif bentuk mana yang kelihatan seperti kata Indonesia dan mana yang tidak, meskipun kita belum pernah melihatnya
Moeliono dkk:1988:52-53.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang berlaku pada pelafalan sejumlah kata-kata dalam bahasa Pesisir Sibolga melalui kosakata Swadesh dan beberapa kosakata lainnya
yang direkam pada saat penelitian dalam pengambilan data. Selain itu, pengertian tersebut sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk melihat urutan
fonem yang membentuk suku kata dalam bahasa Pesisir Sibolga.
2.2 Landasan Teori