BAB V FONOTAKTIK FONEM DALAM BAHASA PESISIR SIBOLGA
5.1 Struktur Fonotaktik Fonem di dalam Deret Vokal dan Deret Konsonan
bahasa Pesisir Sibolga BPS
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa fonotaktik merupakan ilmu yang mengatur tentang penjejeran fonem dalam kata. Dengan
kata lain, fonotaktik merupakan aturan bagaimana urutan fonem yang dibenarkan dalam sebuah bahasa sehingga membentuk sebuah kata. Jadi setiap bahasa
mempunyai aturan sendiri dalam pembentukan katanya. Begitu juga dengan bahasa Pesisir Sibolga memiliki aturan sendiri dalam hal pembentukan katanya.
Pengaturan fonotaktik ini berkaitan dengan deret vokal dan deret konsonan yang saling bersinergi dalam membentuk sebuah kata.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bahasa Pesisir Sibolga penulis menemukan struktur fonotaktik di dalam deret vokal dan deret konsonan. Dan
selanjutnya akan dijelaskan struktur fonem dalam deret vokal bahasa Pesisir Sibolga.
5.1.1 Struktur Fonotaktik Fonem dalam Deret Vokal BPS
Seperti yang diketahui bahwa deret vokal adalah dua atau lebih vokal yang berjajaran yang terletak pada suku kata yang berbeda. Dari hasil penelitian,
diketahui bahwa deret vokal yang ditemui pada bahasa Pesisir Sibolga ada yang terdapat pada tiga posisi, yaitu posisi awal, tengah, dan akhir kata. Ada 11
sebelas deret vokal yang ditemukan dan deret vokal tersebut adalah ai , aa ,
Universitas Sumatera Utara
ae , ie , oa , ia , au , ou , ua , uo , dan iu . Deret vokal tersebut tidak hanya terdapat pada satu posisi saja, tetapi ada juga yang berada pada dua
posisi seperti pada deret vokal ai . Deret vokal ini terdapat pada dua posisi, yaitu pada posisi awal dan posisi tengah.
Kesebelas deret vokal di atas dikatakan sebagai deret vokal dalam bahasa Pesisir Sibolga karena dalam pelafalan kesebelas deret vokal di atas tidak
diucapkan secara serentak simultan melainkan secara terpisah. Dengan kata lain, kesebelas deret vokal di atas terdapat pada suku kata yang berbeda. Hal ini sesuai
dengan pendapat Alwi, dkk 1998:52 yang mengatakan bahwa deret vokal adalah hembusan nafas yang sama atau hampir sama yang mana kedua vokal itu
termasuk dalam suku kata yang berbeda. Pendapat Alwi, dkk tersebut sejalan dengan Aminoedin, dkk 1984:140 yang mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan deret vokal adalah dua atau lebih vokal yang berjejeran tetapi masing- masing merupakan puncak kenyaringan ucapan. Hal ini berarti bahwa masing-
masing merupakan suku yang berlainan. Berikut ini merupakan paparan deret vokal yang terdapat dalam bahasa
Pesisir Sibolga yang berada pada posisi awal, tengah dan akhir kata. Paparan tersebut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel 5 Deret Vokal dalam bahasa Pesisir Sibolga
Deret Vokal
Posisi Awal
Tengah Akhir
[ai] artinya ‘air’ [jai?] artinya ‘jahit’
-
Universitas Sumatera Utara
ai [kalai?
] artinya
‘ekor’ [lain] artinya ‘lain’
aa -
[baapo] artinya ‘bagaimana’
-
ie -
[lie?] artinya ‘lihat’ -
ae -
[gae?] artinya ’tua’ -
oa -
[matoari] artinya ‘matahari’
-
ia -
[siaŋ] artinya ‘siang’ [siapo] artinya
‘siapo’ -
au -
[taun] artinya ‘tahun’ [kau] artinya ‘kamu’
[tau] artinya ‘tahu’
ou -
- [danou] artinya
‘danau’
ua -
- [sabua] artinya
‘satu’ [bua] artinya
‘buah’ uo
- -
[duo] artinya ‘dua’ iu
- [tiup] artinya ‘tiup’
-
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa deret ai terdapat pada dua posisi, yaitu posisi awal dan tengah, sedangkan deret vokal aa , ie , oa , ia
, au , ae , dan iu ditemukan hanya pada satu posisi saja, yaitu pada posisi tengah. Ketujuh deret vokal tersebut dikatakan deret vokal dalam bahasa Pesisir
Sibolga karena dalam pelafalannya tidak diucapkan secara serentak melainkan terpisah. Dengan kata lain, deret vokal tersebut terdapat pada suku kata yang
berbeda. Hal tersebut sesuai dengan Alwi, dkk. 1998:52 yang mengatakan bahwa deret vokal adalah hembusan nafas yang sama yangmana kedua vokal itu
terdapat pada suku yang berbeda. Deret vokal ou , ua , uo , dan au terdapat pada satu posisi, yaitu
pada posisi akhir. Keempat deret vokal tersebut dikatakan sebagai deret vokal dalam bahasa Pesisir Sibolga karena dalam pelafalannya tidak diucapkan secara
serentak melainkan terpisah. Dengan kata lain, keempat deret vokal tersebut terdapat pada suku kata yang berbeda. Hammerström, 1976:40 mempertegas
bahwa beberapa jumlah vokal dalam sebuah kata, sejumlah vokal itu jugalah jumlah suku katanya sehingga vokal merupakan sebagai inti suku kata.
Berbicara tentang deret vokal juga akan berbicara tentang diftong. Dari data yang diperoleh, ditemukan hanya satu diftong dalam bahasa Pesisir Sibolga, yaitu
ou dan diftong tersebut berada pada posisi akhir kata. Kata yang mengandung diftong tersebut adalah kata [danou]. Diftong ou dikatakan diftong dalam
bahasa Pesisir Sibolga karena pelafalannya diucapkan serentak dan terletak pada suku kata yang sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Gimson dan Ramsaran
1989:127 yang mengatakan bahwa diftong adalah deretan bunyi vokal yang membentuk bunyi luncuran glide dalam satu suku kata.
Universitas Sumatera Utara
Apa yang dikatakan Gimson dan Ramsaran tentang diftong berkaitan juga dengan pendapat Pike 1968:19 yang mengatakan bahwa diftong adalah deretan
dua vokoid yang dianggap satu fonem. Lalu, Chaer 1994:115 mengatakan bahwa yang disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika
memproduksi bunyi itu pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu yang menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian yang
bergerak, serta strukturnya. Namun, yang dihasilkan bukan dua buah bunyi, melainkan hanya sebuah bunyi karena berada dalam satu silabel. Wolfram dan
Johnson 1981:31 mengatakan bahwa diftong adalah kombinasi dua vokal yang mana satu bertindak sebagai inti vokal dan yang lain sebagai bunyi luncuran.
Berdasarkan pada data, ditemukan bunyi bilabial dalam kata bahasa Pesisir Sibolga. Bunyi-bunyi tersebut berada di tengah kata. Ditemukan ada tiga bunyi
bilabial dari data dan bunyi tersebut adalah [iy] sebanyak tiga kata, [ow] sebanyak satu kata, dan [uw] sebanyak empat kata. Bunyi [iy] ditemukan pada kata [li
y
e?], [si
y
ang], dan [si
y
apo]. Sebenarnya di dalam bentuk fonem yang muncul adalah i- e, tetapi dari segi fonetis atau pelafalan adalah y. Tanda y di sini bisa juga
disebut sebagai bunyi hampiran, di dalam hal ini dia termasuk ke dalam deret vokal i-e menjadi [y]. Bunyi [ow] ditemukan pada kata [mato
w
ari] dan bentuk fonem yang muncul adalah o-a, tetapi dari segi fonetis atau pelafalan adalah [w].
Tanda w di sini bisa juga disebut sebagai bunyi luncuran di dalam hal ini dia termasuk ke dalam deret vokal o-a menjadi [w]. Bunyi uw terdapat pada kata
[sabu
w
a], [tu
w
o], [du
w
o], dan [bu
w
a]. Didalam bentuk fonem yang muncul adalah u-a, tetapi dari segi fonetis atau pelafalan adalah [w]. Tanda w di sini bisa juga
Universitas Sumatera Utara
disebut sebagai bunyi luncuran di dalam hal ini dia termasuk ke dalam deret vokal u-a menjadi [w].
5.1.2 Struktur Fonotaktik Fonem dalam Deret Konsonan BPS