Prinsip-prinsip Dasar

7.4.2 Prinsip-prinsip Dasar

Prinsip dasar yang digunakan dalam proses evaluasi lahan adalah (FAO, 1976) :

1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan jenis penggunaan lahan yang spesifik. Penggunaan lahan yang berbeda memerlukan syarat yang berbeda pula.

2. Evaluasi lahan memerlukan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan masukan yang diperlukan.

3. Memerlukan pendekatan multidisiplin dari para ahli ilmu-ilmu alam, teknologi penggunaan lahan, ekonomi, sosiologi dan lain-lain. Evaluasi hampir senantiasa memasukkan pertimbangan- pertimbangan ekonomi.

4. Evaluasi dilakukan sesuai dengan kondisi-kondisi fisik lahan, sosial ekonomi daerah yang dikaji serta kondisi nasional.

5. Kesesuaian didasarkan atas penggunaan yang lestari. Aspek kerusakan atau degradasi ringkungan diperhitungkan pada saat menilai kesesuaiannya agar jangan sampai menyebabkan kerusakan lingkungan di kemudian hari, meskipun dalam jangka pendek usaha tersebut sangat menguntungkan.

6. Evaluasi melibatkan perbandingan lebih dari satu jenis penggunaan lahan. Jika hanya satu jenis yang dipertimbangkan, maka akan menimbulkan kerugian karena beberapa jenis penggunaan lain yang lebih menguntungkan tidak teramati.

Berikut diuraikan secara ringkas masing-masing prinsip dasar tersebut.

Prinsip pertama menegaskan bahwa evaluasi lahan harus ditujukan untuk menilai kesesuaian rahan dari sebidang lahan (suatu satuan peta lahan) untuk penggunaan yang lebih spesifik. Berbeda dengan klasifikasi kemampuan lahan USDA yang mengklasifikasikan lahan untuk pertanian secara umum atau untuk membedakan lahan-lahan yang dapat diusahakan untuk pertanian. Klasifikasi kemampuan lahan USDA lebih mengarah kepada pendekatan konservasi tanah yang mengarahkan ke pengguna lahan, lahan-lahan mana yang dapat diusahakan untuk ditanami tanpa secara rinci menentukan jenis tanaman apa yang paling sesuai. Persyaratan tumbuh masing-masing tanaman berbeda-beda, sehingga misalnya pada sebidang lahan yang berdrainase terhambat (sering Prinsip pertama menegaskan bahwa evaluasi lahan harus ditujukan untuk menilai kesesuaian rahan dari sebidang lahan (suatu satuan peta lahan) untuk penggunaan yang lebih spesifik. Berbeda dengan klasifikasi kemampuan lahan USDA yang mengklasifikasikan lahan untuk pertanian secara umum atau untuk membedakan lahan-lahan yang dapat diusahakan untuk pertanian. Klasifikasi kemampuan lahan USDA lebih mengarah kepada pendekatan konservasi tanah yang mengarahkan ke pengguna lahan, lahan-lahan mana yang dapat diusahakan untuk ditanami tanpa secara rinci menentukan jenis tanaman apa yang paling sesuai. Persyaratan tumbuh masing-masing tanaman berbeda-beda, sehingga misalnya pada sebidang lahan yang berdrainase terhambat (sering

Prinsip yang kedua perlu penegasan mengenai besarnya keuntungan yang diperoreh dari budidaya tanaman tertentu atau penerapan suatu penggunaan lahan yang spesifik dengan cara membandingkan tingkat produksi tanaman yang diinginkan, dengan masukan yang diberikan (pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan lain-lain) untuk mencapai tingkat produksi sebut.

Prinsip ketiga menjelaskan bahwa perlu kerjasama antar-disiplin mengingat hasil evaluasi lahan akan berdampak kepada masyarakat di wilayah yang dievaluasi. Apabila hanya dilakukan oleh ahli tanah, maka aspek-aspek lain seperti ekonomi, sosiologi, lingkungan dan lain-lain akan terabaikan.

Prinsip keempat terutama ditujukan kepada tenaga ahli atau konsultan asing yang jika melakukan evaluasi lahan di suatu wilayah di negara lain, harus melibatkan tenaga ahli setempat di negara yang bersangkutan yang lebih mengetahui aspek-aspek lain, terutama masalah- masalah di luar bidang tanah.

Prinsip kelima mengingatkan bahwa dampak jangka panjang dari kegiatan evaluasi-lahan harus ikut di pertimbangkan. Jangan sampai kegiatan ini hanya memberi keuntungan dalam jangka pendek semata. Aspek yang perlu mendapat perhatian adalah kerusakan atau degradasi lingkungan fisik (erosi, salinisasi lahan), masalah kesehatan penduduk (misalnya nyamuk malaria atau demam berdarah) dan sebagainya.

Prinsip keenam mengharuskan adanya evaluasi berbagai jenis penggunaan lahan, tidak hanya pada satu komoditas tertentu, karena akan menutup kemungkinan akan komoditas lain yang mungkin lebih menguntungkan untuk dikembangkan didaerah tersebut.