Beberapa Pengertian

7.3 Beberapa Pengertian

Evaluasi lahan merupakan suatu proses menduga potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaannya. Kerangka dasar evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diperlukan suatu penggunaan lahan tertentu, dengan sifat l kualitas lahan yang bersangkutan.

Lahan sebagaimana telah dikemukan dalam Bab I, merupakan Lahan sebagaimana telah dikemukan dalam Bab I, merupakan

mempengaruhi potensi penggunaannya (FAO, 1976). Lahan, dalam pengertian yang lebih luas, termasuk kegiatan manusia baik di masa lalu maupun yang sedang berlangsung, seperti reklamasi lahan pantai atau rawa pasang surut, penebangan hutan atau tindakan konservasi tanah, akan memberikan karakteristik lahan yang spesifik. Termasuk juga dalam hal ini adalah akibat yang merugikan, seperti terjadinya erosi dan salinisasi tanah. Masalah sosial dan ekonomi tidak termasuk dalam konsep lahan.

Evaluasi lahan dalam hal ini menyediakan data untuk perencanaan penggunaan lahan. Tugas ahli evaluasi lahan adalah menunjukkan konsekuensi dari berbagai macam penggunaan lahan dan menyediakan data bagi ahli ekonomi untuk melakukan perhitungan. Keputusan perencanaan penggunaan lahan biasanya dibuat oleh ahli politik.

Pada dasarnya evaluasi sumber daya lahan membutuhkan informasi yang mencakup tiga aspek utama, yaitu lahan, penggunaan lahan dan aspek ekonomi. Data tentang lahan diperoleh dari hasil survei tanah, yang disajikan untuk masing-masing satuan peta tanah (SPT). Informasi mengenai penggunaan lahan yang meliputi persyaratan atau kebutuhan ekologi dan teknik dari berbagai jenis penggunaan lahan diperoleh dari ahli agronomi, irigasi, kehutanan atau lainnya. Aspek ekonomi yang mencakup perhitungan biaya produksi dan analisis usaha tani diperoleh dari ahli sosial ekonomi pertanian.

Jenis informasi sumber daya lahan yang perlu dievaluasi terdiri atas 5 kelompok, yaitu tanah, iklim, topografi dan geologi, vegetasi dan sosial ekonomi. Aspek tanah yang penting adalah kedalaman lapisan penghambat perakaran, (kedalaman efektif tanah), drainase, tingkat kesuburan tanah, retensi hara, salinitas tanah, ada tidaknya unsur yang bersifat racun bagi tanaman, keadaan lengas tanah, kapasitas air dan kemungkinan mengalami penggenangan/banjir. Erosi tanah dapat diprediksi dengan menggunakan rumus USLE atau model lainnya.

Dari segi iklim selain data bulanan dan harian dari masing-masing stasiun krimatologi, yang lebih penting adalah menghitung lama periode pertumbuhan LGP (length growth periods) dan neraca air untuk menentukan pola tanah yang ideal dari suatu wilayah.

Informasi tentang keadaan topografi dan geologi sangat penting dalam evaluasi lahan. Derajat kemiringan dan panjang lereng, posisi dalam bentang lahan dan ketinggian tempat berpengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas lahan. Struktur dari formasi geologi berpengaruh terhadap lereng serta bahan induk tanah yang berkembang.

Vegetasi peting dipertimbangkan dalam evaluasi lahan karena dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui potensi lahan maupun kesesuaian lahan bagi penggunaan tertentu melalui kehadiran tanaman-tanaman indikator. Jenis vegetasi tertentu yang tumbuh di suatu daerah mencerminkan bahwa vegetasi tersebut dapat dikembangkan di daerah tersebut. Dengan demikian kita dapat memprediksi tanaman yang memerlukan persyaratan tumbuh yang hampir serupa dengan tanaman indikator.

Informasi keadaan sosial ekonomi penting dipertimbangkan dalam menilai kesesuaian suatu lahan, karena dapat memberikan gambaran seberapa jauh keuntungan akan diperoleh jika dilakukan penanaman atau pengembangan suatu tanaman tertentu dalam suatu lahan. Meskipun dalam suatu lahan memberikan kesesuaian yang tinggi dari segi agro- ekologi, tetapi jika dari segi ekonomi kurang menguntungkan karena biaya produksi terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh karena pemasarannya sulit dan lain sebagainya maka sebaiknya tanaman tersebut tidak dikembangkan di lahan tersebut.

Selain untuk keperluan di bidang pertanian, evaluasi lahan juga dapat digunakan untuk aspek-aspek nonpertanian seperti untuk pemukiman, pembangunan jalan, pariwisata dan lain-lain yang sangat penting sebagai dasar untuk pengembangan wilayah.