Penggunaan Lahan (Landuse)
7.6.1 Penggunaan Lahan (Landuse)
Evaluasi kesesuaian lahan melibatkan hubungan antara kualitas tahan masing-masing satuan peta lahan (SPL) bagi penggunaan lahan yang spesifik yang akan diusahakan di suatu daerah. Tipe penggunaan lahan yang dipertimbangkan sebaiknya dibatasi kepada yang relevan dengan keadaan fisik, ekonomi dan sosial secara umum menonjol di daerah yang disurvei. Macam penggunaan lahan ini sangat berperan sebagai sasaran evaluasi lahan dan dapat terdiri atas penggunaan lahan secara (major kind) atau tipe penggunaan lahan (land utilization type / LUT).
1) Penggunaan Lahan Secara Umum
Penggunaan lahan secara umum (major kinds of land ase) adalah Penggolongan penggunaan lahan secara umum, seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan, atau daerah rekreasi. Penggunaan lahan secara umum biasanya digunakan untuk evaruasi lahan secara kualitatif atau dalam survei tinjau (reconaissance).
Dalam studi evaluasi lahan, setiap jenis penggunaan lahan dirinci ke dalam tipe-tipe penggunaan lahan. Tipe penggunaan lahan bukan merupakan tingkat kategori dari kiasifikasi penggunaan lahan, melainkan mengacu kepada penggunaan lahan tertentu yang tingkatannya di bawah kategori dan klasifikasi lahan secara umum karena berkaitan dengan aspek masukan, teknologi, dan keluarannya. Di bawah ini dikemukan uraian lebih rinci tentang tipe penggunaan lahan (TPL).
2) Tipe Penggunaan Lahan
Tipe penggunaan lahan (land utilization type) merupakan penggunaan lahan yang diuraikan secara lebih terperinci sesuai dengan syarat-syarat teknis untuk suatu daerah dengan keadaan fisik dan sosial ekonomi tertentu, yaitu menyangkut pengelolaan, masukan yang diperlukan, dan keluaran yang diharapkan secara spesifik.
Atribut dari tipe penggunaan lahan (land utilization type) meliputi data atau atribut sebagai berikut (FAO, 1976) :
Produksi, meliputi benda (tanaman, ternak, kayu), fasilitas pelayanan (fasilitas rekreasi) atau keuntungan lain (suaka
mergasatwa). Orientasi pasar, untuk kebutuhan sendiri atau untuk dijual. Tingkat ketersediaan modal.
Tingkat penggunaan tenaga kerja. Sumber tenaga (manusia, hewan atau mesin). Penguasaan teknis dan sikap pengguna lahan. Teknologi yang diterapkan,(penggunaan mesin, pupuk, pestisida,
jenis ternak, metode penebangan kayu. Persyaratan infrastruktur (misalnya penggergajian, pabrik teh, pelayan, pelayanan penyuluhan). Ukuran dan konfigurasi kepemilikan lahan, tersebar dimana-mana atau mengumpul dalam suatu lokasi. Hak-hak atas lahan. Tingkat penghasilan yang dinyatakan dalam per kapita, per satuan
produksi atau per satuan luas.
Sebagai contoh, ”Tanaman pangan tadah hujan dengan tanaman padi sebagai tanaman utama, diikuti dengan penanaman jagung, untuk
kebutuhan sendiri, modal terbatas, pengolahan tanah dengan ternak, menggunakan banyak tenaga kerja, lahan sempit 0,5- 2 ha”.
Tipe penggunaan lahan secara terperinci (tipe penggunaan lahan) dapat terdiri atas satu jenis tanaman atau lebih dari satu jenis tanaman. Tipe penggunaan lahan ini dibedakan dalam (a) tipe penggunaan lahan ganda (multiple land utilization type) dan (b) tipe penggunaan lahan majemuk (compound land utilization type)
(a) Tipe Penggunaan Lahan Ganda (Multiple Land Utilization Type)
Tipe penggunan lahan yang tergolong ganda (multiple) terdiri atas lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu areal yang sama dari suatu bidang lahan. setiap penggunaan memerlukan masukan dan kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri. Misalnya cengkeh ditanam secara bersamaan dengan kakao atau kopi di areal yang sama ada satu bidang lahan. Demikian juga untuk tanaman kopi dan vanili atau pisang yang sudah umum dilakukan secara diversifikasi. Contoh lain adalah perkebunan apel yang juga berfungsi sebagai daerah rekreasi (agrowisata).
(b) Tipe Penggunaan Lahan Majemuk (Compound Land Utilization Type)
Tipe penggunaan lahan yang tergolong majemuk terdiri atas lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada areal-areal satu bidang lahan dimana untuk tujuan evalusi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis penggunaan bisa terjadi pada suatu sekuen atau urutan waktu, dalam hal ini ditanam secara rotasi atau secara serentak (berbarengan) tetapi pada areal yang berbeda pada satu bidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama. Sebagai contoh, pada suatu perkebunan besar, sebagian area secara terpisah (blok) digunakan untuk tanaman karet dan blok lainnya untuk kelapa sawit. Kedua komoditas ini dikelola oleh suatu perusahaan yang sama.