Investasi Sarana Prasarana Pendukung

5.2.4. Investasi Sarana Prasarana Pendukung

Penyelenggaraan sarana prasarana dalam suatu kawasan diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan berdasarkan arahan fungsi kota, secara efektif dan efisien Dimana tingkat pertumbuhan investasi terhadap pembangunan sarana prasarana menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu kawasan (Adisasmita, 2005:110-111). Kampung Batik Kauman, merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan perekonomian, dengan kegiatan yang berkembang adalah sektor industri, perdagangan dan pariwisata. Dalam pertumbuhan kegiatan perekonomian tersebut, penambahan dan kondisi sarana prasarana yang tersedia adalah sebagai berikut:

Kampung Batik Kauman merupakan kawasan komersial yang didalamnya terdapat aktivitas industri. Perkembangan aktivitas industri membutuhkan dukungan sarana prasarana yang sesuai berdasarkan standart teknis kawasan industri sebagai berikut:

Tabel 5.4 Kesesuaian Sarana Prasarana Pendukung Kegiatan Industri

No

Sarana Prasarana

Ketentuan Teknis

Kondisi Eksisting

Tingkat Kesesuaian

Satu jalur dengan dua arah, lebar perkerasan minimum 8 meter atau dua jalur dengan dua arah, lebar perkerasan minimal 2x7 meter.

Jalan utama dengan lebar 8 meter (Jl. Slamet Riyad) dan lebar

5 meter (Jl. Dr. Radjiman)

Memenuhi

2 Saluran pembuangan air hujan (drainase)

Memenuhi ketentuan daya tampung (tidak muncul genangan)

Masih terdapat genangan

Tidak memenuhi

3 Penyediaan Air bersih

Instalasi penyediaan air bersih bersumber dari PAM dan/atau diusahakan sendiri.

Penyediaan dari PDAM dan sumber air sumur air dangkal

Memenuhi

4 Sumber Jaringan listrik

Instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik dengan sumber PLN dan/atau diusahakan sendiri

PLN dan sumber listrik pribadi

Memenuhi

6 Instalasi pengelolaan air limbah industri

Sesuai dengan tingkat debit limbah yang dihasilkan

Tidak ada

Tidak Memenuhi

7 Unit pemadam kebakaran/ hidran

Terdapat hidran pemadam kebakaran tiap 100 meter

Tidak ada (penyediaan pribadi, tetapi tidak semua)

Tidak Memenuhi

8 Sarana persampahan

1 bak sampah/kapling 1 armada sampah/20 Ha 1 unit TPS/20 Ha

1 bak penampuangan sampah

Tidak Memenuhi

9 Parkir komunal

Mampu menampung bangkitan kendaraan

Parkir on street

Tidak Memenuhi Sumber : Analisis, 2011

Pengembangan kawasan Kampung Batik Kauman, dengan aktivitas industri yang ada di dalamnya kurang didukung dengan sarana prasarana yang Pengembangan kawasan Kampung Batik Kauman, dengan aktivitas industri yang ada di dalamnya kurang didukung dengan sarana prasarana yang

Rencana pembangunan sarana prasarana yang mendukung kegiatan industri, seperti Instalasi Pengolahan Limbah sudah muncul sebagai wacana investasi. Akan tetapi, implementasinya terhambat oleh ketersediaan lahan yang terbatas serta nilai lahan yang tinggi. Hal ini menyebabkan investasi pembangunan IPAL terhambat, dan tidak dapat dilaksanakan. Sehingga dapat dikatakan, prospek investasi di Kampung Batik Kauman untuk penambahan sarana prasarana pendukung cukup baik, akan tetapi lokasi Kampung Batik Kauman tidak mendukung untuk investasi tersebut. 5.2.4.2.Penambahan Sarana Prasarana Pendukung Kegiatan Perdagangan

Perkembangan Kegiatan perdagangan sebagai salah satu sektor ekonomi yang sangat berkembang di Kampung Batik Kauman, membutuhkan dukungan sarana prasarana yang mendukung, baik untuk menunjang aktivitas maupun dukungan kenyamanan tehadap pengunjung. Kebutuhan sarana prasarana yang harus ada pada kawasan perdagangan berdasarkan preseden penataan ruang kawasan komersial yang diperoleh dari berbagai sumber, diketahui sebagai berikut:

Tabel 5.5 Kesesuaian Sarana Prasarana Pendukung Kegiatan Perdagangan

No

Sarana Prasarana

Ketentuan Teknis

Kondisi Eksisting

Tingkat Kesesuaian

Satu jalur dengan dua arah, lebar perkerasan minimum 8 meter atau dua jalur dengan dua arah, lebar perkerasan minimal 2x7 meter.

Jalan utama dengan lebar 8 meter (Jl. Slamet Riyad) dan lebar 5 meter (Jl. Dr. Radjiman)

Memenuhi

2 Saluran pembuangan air hujan (drainase)

Memenuhi ketentuan daya tampung (tidak muncul genangan)

Masih terdapat genangan

Tidak Memenuhi

3 Penyediaan Air bersih

Instalasi penyediaan air bersih bersumber dari PAM dan/atau diusahakan sendiri.

Penyediaan dari PDAM dan sumber air sumur air dangkal

Memenuhi

No Prasarana

Ketentuan Teknis

Kondisi Eksisting Kesesuaian

4 Sumber Jaringan listrik

Instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik dengan sumber PLN dan/atau diusahakan sendiri

PLN dan sumber listrik pribadi

Memenuhi

6 Jalur Pedestrian

Jalur pejalan kaki yang nyaman dengan disepanjang jalur jalan di kawasan perdagangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Tidak ada

Tidak Memenuhi

7 Unit pemadam kebakaran/ hidran

Terdapat hidran pemadam kebakaran tiap 100 meter

Tidak ada (penyediaan pribadi, tetapi tidak semua)

Tidak Memenuhi

8 Sarana persampahan

1 bak sampah/kapling 1 armada sampah/20 Ha 1 unit TPS/20 Ha

1 bak penampuangan sampah

Tidak Memenuhi

9 Parkir komunal

Mampu menampung bangkitan kendaraan

Parkir on street, parkir di pasar cinderamata

Kurang Memenuhi

Sumber : Analisis, 2011

Kondisi sarana prasarana yang ada di Kampung Batik Kauman sebagai kawasan perdagangan, belum didukung dengan kondisi yang memadai. Kebutuhan akan sarana prasarana yang tidak sesuai dengan penyediaan menyebabkan berbagai permasalahan (O’Fallon, 2003). Salah satunya dengan ketidaktersediaan lahan parkir yang cukup, menyebabkan munculnya aktivitas parkir dijalan yang mengakibatkan kemacetan. Selain itu, karena pengaruh aktivitas perdagangan maka muncul aktivitas parkir pada lokasi yang tidak semestinya seperti Alun-alun utara.

Investasi untuk pembangunan sarana prasarana yang mendukung pengembangan kawasan perdagangan di Kampung Batik Kauman, kurang baik. dimana usaha yang berkembang dengan skala kecil terbatas pada bantuan permodalan melalui koperasi dan unit usaha. Akan tetapi meskipun dengan nilai investasi terhadap sarana prasarana sebagai kawasan perdagangan cukup rendah, akan tetapi pertumbuhan kegiatan perdagangan di Kapung Batik Kampung Batik Kauman merupakan kegiatan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan paling tinggi dan menjadi potensi utama kawasan.

Berdasarkan Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa kebutuhan sarana prasarana yang harus ada adalah sistem jaringan jalan, air bersih, listrik, sistem pembuangan air kotor dan yang tidak kalah penting adalah akomodasi. Melihat dari standart sarana tersebut, maka kondisi sarana prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Kesesuaian Sarana Prasarana Pendukung Kegiatan Pariwisata

No

Sarana Prasarana

Ketentuan Teknis

Kondisi Eksisting

Tingkat Kesesuaian

1 Jaringan jalan Mampu

menghubungkan dengan lokasi atraksi

Jaringan jalan utama dan jalan lingkungan sesuai dengan standart (Tabel 5.3)

Memenuhi

2 Air bersih

Penyediaan yang cukup pada lokasi atraksi Penyediaan hidran tiap 100 meter Kran air bersih setiap 100 meter

Penyediaan oleh PDAM dan sumur di seiap rumah dan kegiatan ekonomi Tidak terdapat hidran air komunal

Tidak Memenuhi

3 Listrik

Penyediaan yang cukup pada lokasi atraksi

Penyediaan dari PLN dan penyediaan pribadi

Memenuhi

4 Sanitasi

Sistem pembuangan limbah dari fasilitas pariwisata

Terdapat MCK umum yang dapat dijangkau

Sistem pembuangan limbah ke aliran drainase kota, yang tertutup Terdapat MCKumum, di RW 5 (lima)

Tidak Memenuhi

5 Akomodasi

Tempat tinggal semsntara yang nyaman bagi wisatawan

Terdapat 2 homestay yang berfungsi sebagai rumah singgah

Memenuhi

6 Jalur pejalan kaki

Tersedia jalur pejalan kaki yang nyaman dengan tempat duduk minimal 500 meter

Tersedia tempat duduk, tetapi tidak tersebar Tidak ada jalur pejalan kaki

Tidak Memenuhi

7 Parkir

Parkir yang mampu menampung kendaraan pengunjung dekat dari entrance

Parkir komunal berada di depan Masjid Agung, dan pasar seni

Tidak Memenuhi (daya tampung kurang) Sumber : Analisis, 2011

Tahun 2009, tentang Kepariwisataan. Kondisi sarana prasarana yang berkembang di Kampung Batik Kauman, belum cukup mendukung sebagai kawasan wisata. Hal ini perlu adanya tindak lanjut dalam mendukung pengembangan Kampung Batik Kauman sebagai kawasan wisata yang menarik dan nyaman.

Upaya pembangunan dan investasi terhadap pembangunan sarana prasarana di Kampung Batik Kauman cukup besar untuk pengembangan pariwisata, dengan pencanangan Kampung Wisata Batik Kampung Batik Kauman. Akan tetapi investasi terhambat pada lahan yang terbatas. Selain itu, lingkungan permukiman yang menarik sebagai lokasi homestay juga tidak didukung dengan aksesibilitas yang baik. Bentuk investasi sarana prasarana yang mulai muncul adalah dengan penambahan furniture kawasan yang menjadi sisi menarik sebagai kawasan wisata.

Yang tidak kalah penting, pengembangan kawasan Kampung Batik Kauman sebagai kawasan wisata, didukung dengan investasi pengembangan atraksi yang menarik bagi wisatawan, antara lain dengan pembangunan Batik Corner . Sarana tersebut dibangun untuk menambah daya tarik kawasan, yang berfungsi sebagai tempat pelatihan membuat batik.