Analisis Peran Aksesibilitas dalam Perkembangan Perekonomian

5.3.5. Analisis Peran Aksesibilitas dalam Perkembangan Perekonomian

5.3.5.1.Perkembangan Kegiatan Industri Semakin baik aksesibilitas suatu lokasi maka daya tarik lokasi akan lebih tinggi untuk pertumbuhan kegiatan ekonomi (Tarigan, 2005). Kondisi aksesibilitas di Kampung Batik Kauman secara makro sangat baik karena dikelilingi oleh jalur utama Kota Surakarta. Sementara itu perkembangan kegiatan industri yang ditandai dengan alih fungsi bangunan dilakukan oleh pelaku usaha industri pada lokasi permukiman dengan kecenderungan meningkatkan ekonomi, tetapi tidak didukung dengan ketersediaan lahan. Meskipun 55,56% pelaku usaha menyatakan bahwa kondisi aksesibilitas berperan dalam alih fungsi bangunan untuk kegiatan industri, akan tetapi peran yang ditunjukkan tidak secara langsung.

bangunan untuk kegiatan industri. Aksesibilitas merupakan faktor yang menunjukkan kemudahan jangkauan antar lokasi, dengan memperkecil faktor jarak dan menjadi pertimbangan pemilihan lokasi untuk kegiatan ekonomi (Tarigan 2005: 95). Aksesibilitas Kampung Batik Kauman yang relatif baik, dengan konsentrasi moda transportasi dan jaringan jalan antar kota. Pertumbuhan unit usaha industri di Kampung Batik Kauman yang mempertimbangkan aksesibilitas sebagai pertimbangan pemilihan lokasi hanya sebesar 16,67%, sehingga dapat dikatakan bahwa aksesibilitas tidak berperan. Akan tetapi menurut pelaku usaha, aksesibilitas berperan dalam penambahan unit industri sebesar 50% dikarenakan lokasi Kampung Batik Kauman dengan aksesibilitas yang baik, mampu menghubungkan sumber bahan baku dan konsumen dengan mampumengantisipasi faktor jarak (Carapetis, 1984).

Kondisi diatas juga dirasakan sebagai hal yang mendukung dalam peningkatan skala kegiatan, yang dirasakan oleh 72,22% pelaku usaha. Hal ini dikarenakan kemampuan aksesibilitas yang baik di Kampung Batik Kauman turut mendukung dalam peningkatan jumlah konsumen yang berdampak pada produktivitas yang meningkat sebesar 77,78% serta mampu mepermudah pemasaran dengan skala peningkatan 33,33%.

Transportasi ataupun aksesibilitas memiliki peran dalam pertumbuhan kegiatan ekonomi sebagai pendorong investasi (Carapetis, 1984). Kondisi aksesibilitas yang baik menunjukkan bahwa Kampung Kauman meiliki potensi dalam investasi sarana prasarana yang mendukung kegiatan industri. Akan tetapi, investasi sarana prasarana dalam upaya memenuhi kebutuhan sarana prasarana yang sesuai untuk kegiatan industri belum banyak berjalan. Pelaku usaha menyatakan bahwa 38,89% kondisi aksesibilitas mampu mendukung dan tidak berperan dalam investasi sarana prasarana. Hal ini dikarenakan kondisi aksesibilitas di Kampung Batik Kauman, meskipun mendukung akan tetapi lebih menunjukkan kondisi tidak berperan karena tidak mendukung secara langsung. Melihat kondisi diatas, dapat dikatakan bahwa aksesibilitas dikatakan mendukung dalam perkembangan kegiatan industri.

Aksesibilitas memiliki peran dalam pertumbuhan kegiatan ekonomi sebagai pendorong pertumbuhan kegiatan perekonomian (Carapetis, 1984). Kondisi aksesibilitas di Kampung Batik Kauman yang baik mendukung dalam perkembangan kegiatan ekonomi khususnya perdagangan. salah satu bentuk perkembangan ekonomi adalah alih fungi bangunan untuk kegiatan perdagangan yang mencapai 58% dari total kegiatan perdagangan yang ada di lokasi ini. Arah pertumbuhan alih fungsi lahan menunjukkan pada lokasi yang berhadapan langsung dengan jalan (Turner dan Fichter). Hal ini menunjukkan kondisi aksesibilitas berperan positif atau mendukung dalam alih fungsi bangunan, seperti yang ditunjukkan oleh pelaku usaha sebesar 76,36%.

Aksesibilitas efektif adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Carapetis, 1984). Pertumbuhan kegiatan perdagangan di Kampung Batik Kauman cukup signifikan, terutama di lingkungan permukiman. Akan tetapi, kegiatan perdagangan yang mempertimbangkan kondisi aksesibilitas hanya sebesar 27,27%. Hal ini karena pertumbuhan kegiatan perdagangan di Kampung Batik Kauman lebih dipengaruhi oleh iklim usaha dari keberadaan Pasar Klewer. Akan tetapi pelaku usaha menyatakan sebesar 76,36% dalam pertumbuhan unit usaha perdagangan. Hal ini dikarenakan, lokasi Kampung Batik Kauman, mampu mendekatkan pengusaha dengan konsumen karena aksesibilitasnya yang baik (August Losch), sehingga lokasi ini sangat potensial sebagai kawasan perdagangan.

Dilihat berdasarkan kondisi tersebut, dengan kemudahan jangkauan terhadap konsumen mendukung dalam peningkatan penjualan dan distribusi sebesar 80% dan 32,73%. Lokasi yang didukung dengan aksesibilitas yang baik sangat potensial untuk perkembangan ekonomi, dimana mampu menghubungkan konsumen dari lokasi manapun, tanpa mempertimbangkan faktor jarak. Aksesibilitas juga mendukung dalam peningkatan skala kegiatan, dimana mampu mendukung pergerakan dari produsen maupun konsumen. Peran aksesibilitas dalam peningkatan skala kegiatan adalah sebesar 80%, yang merupakan peran paling tinggi.

kemampuan investasi khususnya sarana prasarana pendukung (Carapetis, 1984). Upaya investasi sarana prasarana di Kampung Batik Kauman, yang menunjukkan kondisi yang kurang baik dalam penyediaan sarana prasarana yang mendukung kegiatan perdagangan. Meskipun demikian, 54,55% pelaku usaha beranggapan bahwa kondisi aksesibilitas mendukung dalam penyediaan sarana prasarana pendukung. Kondisi ini menunjukkan bahwa aksesibilitas mendukung dalam investasi sarana prasaran untuk kegiatan perdagangan, akan tetapi banyak faktor lain yang mengakibatkan investasi tersebut terhambat. Secara keseluruhan dapat diakatakan bahwa aksesibilitas mendukung dalam investasi sarana prasarana untuk kegiatan perdagangan. 5.3.5.3.Perkembangan Kegiatan Pariwisata

Aksesibilitas merupakan komponen utama dalam pengembangan konsep pariwisata (Pendhit, 2002). Aksesibilitas yang terdapat di Kampung Batik Kauman berperan dalam perkembangan kawasan wisata batik Kampung Batik Kauman, yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan pengunjung. Bentuk peran lebih mengarah pada daya dukung jaringan jalan dan integrasi sistem transporatsi kota untuk menjangkau Kampung Batik Kauman dari berbagai lokasi, baik didalam kota maupun di luar kota.

Kemudahan aksesibilitas mampu mepermudah orang dari luar wilayah untuk datang ke Kampung Batik Kauman, untuk menikmati potensi pariwisata. Kondisi aksesibilitas yang baik, yang berada di jalan utama Kota Surakarta, menjadikan Kampung Batik Kauman menjadi tujuan wisata dalam program city tour . Yang lebih istimewa, lokasi Kampung Batik Kauman dilalui oleh jalur kereta wisata “Kluthuk”, yang tidak dimiliki oleh sebagian besar objek wisata di Kota Surakarta.

Perkembangan kegiatan pariwisata dalam bentuk alih fungsi bangunan dan perkembangan kegiatan pariwisata lebih dipengaruhi oleh potensi fisik, social dan ekonomi kawasan. Kondisi aksesibilitas dianggap tidak berperan secara langung dalam perkembangan perekonomian, karena potensi local menjadi hal yang menarik untuk dikembangkan. Hal ini juga berlaku untuk investasi sarana Perkembangan kegiatan pariwisata dalam bentuk alih fungsi bangunan dan perkembangan kegiatan pariwisata lebih dipengaruhi oleh potensi fisik, social dan ekonomi kawasan. Kondisi aksesibilitas dianggap tidak berperan secara langung dalam perkembangan perekonomian, karena potensi local menjadi hal yang menarik untuk dikembangkan. Hal ini juga berlaku untuk investasi sarana