Latar Belakang Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan pasar modal Indonesia dilihat dari beberapa indikator menunjukkan perkembangan yang pesat. Dari sudut pandang perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka panjang melalui perdagangan efek atau surat-surat berharga. Surat-surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal antara lain surat tanda pernyataan modal saham, surat utang obligasi, derivatif atau instrumen keuangan lainnya. Salah satu efek yang paling populer diperdagangkan di pasar modal ialah saham. Di Indonesia, pihak yang menyediakan fasilitas terhadap kegiatan pasar modal disebut dengan Bursa Efek Indonesia BEI. BEI berfungsi sebagai sarana perdagangan, membuat aturan bursa, menyediakan informasi pasar serta memberikan pelayanan kepada anggota bursa. Pada iklim investasi yang berkembang saat ini, perusahaan umumnya membutuhkan dana, baik digunakan untuk pengembangan usaha ekspansi maupun penambahan modal kerja. Dana tersebut bisa saja bersumber dari lembaga atau institusi keuangan seperti perbankan, akan tetapi pembiayaan dari bank tentu memerlukan agunan serta kewajiban untuk mengembalikan pinjaman pokok Universitas Sumatera Utara 2 ditambah dengan bunga, tidak seperti halnya pasar modal. Perusahaan cukup membayar dividen kepada investor, dan dividen tidak harus dibayar jika perusahaan memang dalam keadaan merugi. Bagi investor, keuntungan yang diperoleh dengan menginvestasikan dananya di pasar modal bukan tidak mungkin bisa melampaui jumlah bunga yang diberikan oleh pihak bank atas nilai investasi yang sama. Pasar modal menjadi lembaga perantara keuangan yang menghubungkan pihak yang memiliki kelebihan dana investor dengan pihak yang memerlukan dana issuer. Dengan adanya pasar modal, investor dapat menginvestasikan kelebihan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan return baik berupadividen maupun capital gain. Dividen yaitu keuntungan yang dibagikan kepada investor berdasarkan laba operasi perusahaan, sementara capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham dengan harga belinya. Dilihat dari sisi makro ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai sarana peningkatan pendapatan negara dan indikator perekonomian negara. Setiap dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham tentu dikenakan pajak oleh negara dan volume perdagangan yang meningkat di pasar modal menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian di negara tersebut berjalan dengan baik. Di samping itu, pasar modal merupakan salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara karena pasar modal merupakan tempat untuk mengerahkan dana jangka panjang dari masyarakat yang disalurkan ke sektor- Universitas Sumatera Utara 3 sektor produktif sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kemakmuran negara. Dengan memasuki pasar modal, perusahaan harus melakukan penawaran umum go public dengan cara menjual kepemilikan saham ke publik sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya secara transparan dan profesional. Dengan demikian, masyarakat yang nantinya menjadi investor harus mempunyai informasi yang akurat mengenai kinerja perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Investasi di pasar modal umumnya memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding dengan pasar keuangan lainnya karena pasar modal dipengaruhi oleh faktor inflasi, perubahan nilai tukar mata uang kurs, perubahan tingkat suku bunga dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang cermat, teliti dan akurat untuk mengurangi resiko bagi investor. Terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan untuk menganalisis saham yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Penelitian ini menggunakan analisis fundamental, yakni dengan menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan perusahan. Analisis ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Dengan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya, maka dapat ditentukan apakah harga pasar saham tersebut telah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Harga saham dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan kinerja perusahaan, artinya jika laporan keuangan perusahaan menunjukkan laba operasi Universitas Sumatera Utara 4 yang tinggi, maka calon investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga pada akhirnya harga saham perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan begitu juga sebaliknya. Harga saham selalu mengalami fluktuasi dan bergantung pada permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan, pengalaman serta naluri bisnis yang cukup untuk menganalisis saham perusahaan apa yang memiliki potensi menguntungkan di masa yang akan datang. Berkaitan dengan hal tersebut, laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi yang akurat mengenai kondisi perusahaan sangat dibutuhkan oleh investor untuk menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Salah satu cara yang paling populer dan sering digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan. Dengan analisis rasio, investor menjadi lebih mudah melakukan perbandingan dengan perusahaan lain secara periodik atau time series serta melihat trend perusahaan untuk melakukan prediksi harga saham di masa yang akan datang. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa rasio pasar sebagai variabel penelitian sebab rasio pasar umumnya lebih banyak digunakan oleh para investor. Rasio pasar berfungsi untuk mengukur harga pasar saham relatif terhadap nilai buku. Bagi investor, informasi tentang Earning Per Share EPS, Dividend Universitas Sumatera Utara 5 Per Share DPS, PriceEarning Ratio PER dan Dividend Payout Ratio DPR menjadi kebutuhan yang mendasar dalam pengambilan keputusan investasi. Earning Per Share EPS merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. EPS memberikan informasi mengenai besarnya jumlah laba bersih yang akan dibagikan ke para pemegang saham. EPS mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga saham sebab semakin tinggi nilai EPS, maka investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga harga saham cenderung naik. Beaver 1970 menyimpulkan bahwa secara statistik, terjadi reaksi harga saham yang signifikan sehari sebelum dan sesudah pengumuman laba. Dividend Per Share DPS merupakan rasio antara total dividen yang dibagikan perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah yang lebih besar dan stabil tentu akan lebih diminati oleh para investor, sehingga permintaan saham perusahaan akan meningkat dan diikuti dengan meningkatnya harga saham tersebut. PriceEarning Ratio PER merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham EPS. Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya memiliki PER yang tinggi. PER yang tinggi menunjukkanapresiasi pasar yang tinggi terhadap prospek saham perusahaan tersebut sehingga berdampak terhadap permintaan saham. Universitas Sumatera Utara 6 Dividend Payout Ratio DPR merupakan persentase perbandingan antara dividen per lembar saham DPS dengan laba per lembar saham EPS. Rasio ini berguna untuk menilai kebijakan dividen kas dari sebuah perusahaan, apakah earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sudah stabil kinerja keuangannya sehingga investor umumnya tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan pada akhirnya harga saham perusahaan menjadi tinggi. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang aktif dan konsisten masuk dalam perhitungan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012. Alasan penulis memilih sampel ini dikarenakan indeks LQ45 terdiri dari 45 saham perusahaan yang memiliki likuidasi dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Kriteria pada saham-saham ini terus disesuaikan setiap enam bulan setiap awal bulan Februari dan Agustus. Dengan demikian, saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Penelitian tentang pengaruh rasio pasar ini sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amelia Dwi Wulandari 2012 menunjukkan bahwa EPS dan DPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun secara parsial EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sementara hasil penelitian Widaningsih 2012 menunjukkan bahwa secara parsial EPS dan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara 7 Willianove 2013 menyatakan bahwa secara parsial PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sementara Jepri Samosir 2013 yang meneliti mengenai pengaruh beberapa rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI menyatakan bahwa secara parsial, PER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini merupakanreplikasi dari penelitian sebelumnya dimana pada penelitian-penelitian terdahulu terdapat hasil yang tidak konsisten sehingga memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai pengaruh EPS, DPS dan PER terhadap harga saham serta menambah satu variabel bebas baru yang diyakini memiliki pengaruh terhadap harga saham yaitu dividend payout ratio DPR. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Earning Per Share EPS, Dividend Per Share DPS, PriceEarning Ratio PER dan Dividend Payout Ratio DPR terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI.” 1.2. Perumusan Masalah Berdasakan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Apakah earning per share EPS, dividend per share DPS, priceearning ratio PER dan dividend payout ratio DPR berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap harga Universitas Sumatera Utara 8 saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI?”

1.3. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

15 277 82

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 63 94

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia

1 37 98

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 57 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indo

0 0 9

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 11