Tujuan Penelitian Kerangka Konseptual

8 saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah earning per share EPS, dividend per share DPS, priceearning ratio PER dan dividend payout ratio DPR berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai sarana untuk menambah dan mengembangkan wawasan peneliti di bidang pasar modal khususnya pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. 2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang diperkirakan berpengaruh terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara 9 4. Bagi calon peneliti, sebagai bahan referensi dan sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1. Saham Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Saham dapat juga diidentifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu Perseroan Terbatas PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut. Menurut Mukhibin 2011:67, “saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau yang biasa disebut dengan emiten”. Menurut Santo Vibby 2007:21, “saham merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang berarti tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan dan akan memberikan keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain seiring dengan pergerakan nilai harganya.” Darmadji dan Fakhruddin 2006:6 menyatakan bahwa “saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi Universitas Sumatera Utara 11 kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan”. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya. Saham memiliki ciri high risk-high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga memiliki risiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Akan tetapi, seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka investor juga dapat mengalami kerugian dalam waktu singkat. Saham yang dimiliki oleh pemegang saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk Pasal 52 ayat 1 UUPT: a. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS; b. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi; c. menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT.

2.1.2. Klasifikasi Saham

Saham dari suatu perseroan terbatas dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak segi dan seluruh klasifikasi saham tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, setiap investor harus mampu memahami secara baik tentang klasifikasi saham yang diperdagangkan di pasar modal karena akan memberikan manfaat bagi investor Universitas Sumatera Utara 12 untuk memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan serta menghindari kerugian yang mungkin terjadi dari transaksi yang dilakukan. Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Saham atas unjuk bearer stock Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera di atas sertifikat saham sehingga pemilik saham tersebut dengan mudah dapat mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain. Karena sifatnya yang mirip dengan uang, pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati dalam membawa dan menyimpannya, sebab jika sertifikat saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya. 2. Saham atas nama registered stock Saham atas nama adalah saham dimana nama pemilik saham tertera di atas sertifikat saham. Cara peralihan saham ini dilakukan melalui dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila sertifikat saham ini hilang maka cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian. Universitas Sumatera Utara 13 Berdasarkan kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikelompokkan menjadi : 1. Blue Chip Stocks Blue Chip Stocks adalah saham dari suatu perusahaan yangsolid dan terpercaya, sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen meskipun dalam jumlah kecil. 2. Income Stocks Income Stocks adalah saham dari suatu perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen melebihi rata-rata dividen yang dibayarkan tahun sebelumnya. Perusahaan seperti ini biasanya lebih suka membayarkan dividen daripada diendapkan dalam bentuk laba ditahan. 3. Growth Stocks Growth Stocks adalah saham dari suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba di atas rata-rata dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan. 4. Emerging Growth Stocks Emerging Growth Stocks adalah saham dari suatu perusahaan yang relatif kecil namun mempunyai daya tahan yang kuat dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Universitas Sumatera Utara 14 5. Speculative Stocks Speculative Stocks adalah saham dari suatu perusahaan yang tidak dapat menghasilkan dividen atau penghasilan yang konsisten dari tahun ke tahun. Akan tetapi, perusahaan mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti dapat direalisasi. 6. Cyclical Stocks Cyclical Stocks adalah saham dari suatu perusahaan yang mempunyai keuntungan berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha secara umum. Nilai saham cenderung turun selama masa resesi dan meningkat selama masa boom ekonomi. 7. Counter Cyclical Stocks atau Defensive Stocks Counter Cyclical Stocks adalah saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun kondisi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, perusahaan tetap mampu memperoleh penghasilan yang tinggi sehingga harga saham ini tetap tinggi dan perusahaan mampu membagikan dividen yang besar. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagihan atau klaim, maka saham dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Saham biasa common stock Universitas Sumatera Utara 15 Saham biasa adalah saham yang memiliki hak klaim berdasarkan penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan aktiva perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:10, saham biasa mempunyai beberapa karakteristik berikut: a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham satu saham satu suara atau one share one vote c. Memiliki hak terakhir junior dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi dibubarkan. d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya. e. Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih dahulu preemptive right. 2. Saham preferen preferred stock Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen dapat menghasilkan pendapatan tetap seperti obligasi, namun juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yangdikehendaki investor. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:10, saham preferen mempunyai beberapa karakteristik berikut : a. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh deviden. b. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi dibubarkan. Universitas Sumatera Utara 16 c. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap. d. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2.1.3. Harga Saham

Pengertian harga saham menurut Jogiyanto 2006:8 adalah “harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal”. Harga saham di bursa secara umum ditentukan oleh kekuatan pasar, yakni dari volume permintaan dan penawaran saham tersebut di bursa efek. Semakin banyak orang yang ingin membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham maka harga saham tersebut cenderung bergerak turun. Perusahaan yang menunjukkan kinerja keuangan yang baik dan stabil biasanya memiliki harga saham yang tinggi. Akan tetapi, keadaan makro ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap harga saham. Seperti krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 dimana pasar modal di seluruh dunia mengalami dampak dari krisis tersebut dan menyebabkan harga saham dari semua perusahaan mengalami penurunan yang drastis. Butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikan kepercayaan Universitas Sumatera Utara 17 investor untuk kembali menginvestasikan dananya di pasar modal dan memulihkan harga saham seperti sebelumnya. Harga saham menurut Widoatmojo 2005:91 dapat dibedakan menjadi sebagai berikut: a. Harga Nominal Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO Initial Public Offering. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi underwriter dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat. c. Harga pasar Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan closing price aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.1.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Naik turunnya harga saham di bursa pada dasarnya disebabkan oleh banyak faktor antara lain adanya rumor atau isu serta perbedaan persepsi dari masing-masing investor terhadap kinerja perusahaan baik yang Universitas Sumatera Utara 18 dipengaruhi dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan sehingga berlaku hukum pasar. Apabila banyak investor memperkirakan bahwa kinerja perusahaan yang bersangkutan membaik, maka akan ada banyak investor yang melakukan pembelian saham tersebut dan selanjutnya harga saham akan naik dan demikian sebaliknya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga sahamadalah sebagai berikut : a. Faktor internal Faktor internal dapat berupa berbagai pengumuman yang dikeluarkan peusahaan seperti pengumuman laporan keuangan yang berisi mengenai laba akhir tahun, laba per saham, dividen per saham dan sebagainya. Selain itu, pengumuman mengenai rencana investasi ataupun rencana lain yang dapat berdampak pada pendapatan perusahaan di masa depan juga dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. b. Faktor eksternal Faktor eksternal dapat berupa keadaan politik suatu negara, kebijakan pemerintahan yang baru, fluktuasi nilai tukar mata uang, berbagai isu baik yang berasal dari luar maupun dalam negri serta perubahan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga perbankan naik, maka investor akan terdorong untuk menjual sahamnya sehingga berdampak pada menurunnya harga saham dan begitu pula sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 19

2.1.4. Penilaian dan Analisis saham

2.1.4.1. Penilaian Saham

Dalam penilaian saham, dikenal tiga jenis nilai yakni nilai buku book value, nilai pasar market value dan nilai intrinsik intrinsic value. Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar pada waktu tertentu dan nilai intrinsik merupakan nilai yang sebenarnya dari saham. Tujuan mengetahui nilai-nilai tersebut adalah untuk mengetahui saham-saham mana yang sedang tumbuh, undervalueddanovervalued. Investor perlu mengetahui ketiga jenis nilai tersebut untuk membantu dalam pembuatan keputusan membeli, menahan ataupun menjual saham. Berikut metode penilaian harga saham yang sudah umum digunakan para investor atau analis pasar modal menurut Simatupang 2010:62 antara lain: a. Metode Price Earning Ratio Metode PER Metode ini digunakan untuk menentukan nilai intrinsik atau harga wajar suatu saham dengan cara mengetahui perkiraan return yang akan diperoleh apabila investor membeli suatu saham. Dengan mengetahui besarnya PER dari saham tersebut, investor dapat memperkirakan berapa lama investasi atas saham tersebut kembali. Metode ini menggunakan rasio dari harga saham terhadap laba per lembar saham. Semakin tinggi PER suatu saham, maka semakin lama waktu pengembalian investasi saham tersebut. Dengan demikian, investor harus memilih saham perusahaan yang memiliki PER yang kecil. b. Metode perkiraan pendapatan Metode Using Earning Forecast Sama seperti metode PER, metode ini juga bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham dan membandingkannya Universitas Sumatera Utara 20 dengan masing-masing pergerakan transaksi perdagangan harga saham tersebut. Perbedaaannya dengan metode PER, metode perkiraan pendapatan ini memasukkan unsur pendapatan yang dibagikan perusahaan kepada investor dari perkiraan laba yang diperoleh perusahaan serta adanya unsur tingkat bunga yang berlaku umum. c. Metode Price to Book Value Metode PBV Metode ini menggunakan hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham untuk menggambarkan seberapa besar investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV, semakin tinggi pula apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan. Secara teoritis, rasio PBV yang wajar adalah sebesar 2 kali, artinya harga pasar suatu saham adalah 2 kali nilai bukunya. Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya, dengan pedoman sebagai berikut : a. Bila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued harganya terlalu rendah dan sebaiknya dibeli atau ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik. b. Bila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued harganya terlalu tinggi dan sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian jika harga saham kemudian turun. c. Bila nilai intrinsik sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai fair-priced wajar harganya dan sebaiknya jangan melakukan transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan Universitas Sumatera Utara 21 seimbang, maka tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau penjualan saham tersebut.

2.1.4.2. Analisis Saham

Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk mengetahui tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis saham suatu perusahaan antara lain : a. Analisis teknikal Analisis teknikal merupakan metode analisis yang menggunakan data-data historis berupa grafik mengenai perubahan harga saham, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk menghasilkan rekomendasi keputusan investasi. Dengan menggunakan data-data mengenai harga, pasokan serta permintaan di masa lalu, analisis teknikal saham bertujuan memprediksi bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan. Analisa harga saham dan volume perdagangan adalah sarana utama dari Universitas Sumatera Utara 22 analisis teknikal saham dan grafik adalah sarana untuk menampilkan data tersebut. Data volume perdagangan akan digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi pasar dan akan membantu untuk memperkirakan tren harga selanjutnya. Dengan mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang maka para investor berharap dapat menemukan sinyal untuk membeli, menahan atau menjual saham. Para analis teknikal biasanya memilah harga saham menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan. b. Analisis Fundamental Analisis Fundamental merupakan metode analisis saham yang didasarkan pada penilaian kinerja suatu perusahaan yang terdiri dari analisa tingkat makro, tingkat industri dan tingkat perusahaan. Analisis ini digunakan untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik dan mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara 23 data fundamental seperti laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laba, dividen, penjualan, struktur modal, resiko dan sebagainya. Dengan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya maka dapat ditentukan apakah harga saham pasar sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. 2.1.5. Keuntungan dan Resiko Investasi Saham 2.1.5.1. Keuntungan Investasi Saham Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham : a. Deviden dividend Menurut Simatupang 2010:39, “dividen adalah keuntungan bersih setelah dikurangi pajak yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham”. Dividen biasanya dibagikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai cash dividend, yaitu uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham maupun berupa dividen saham stock dividend yaitu sejumlah saham yang diberikan kepada investor sehingga menambah jumlah saham beredar di masyarakat. Dalam prakteknya, hanya sebagian perusahaan yang Universitas Sumatera Utara 24 membagikan laba berupa dividen kepada para pemegang saham, bahkan tidak jarang perusahaan yang memperoleh keuntungan namun tidak membagikan dividen karena pertimbangan kebutuhan dana untuk pengembangan usaha, rencana akuisisi ataupun pembayaran utang perusahaan, sehingga investor harus dapat mengamati bagaimana strategi perusahaan melakukan kebijakan pembagian dividen. b. Capital Gain Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih positif antara harga beli dan harga jual. Umumnya, para investor yang berorientasi jangka pendek lebih memprioritaskan mendapatkan capital gain daripada dividen. Namun, mereka cenderung cepat panik jika harga saham yang dibelinya tersebut tiba-tiba turun dan segera menjualnya meskipun sebenarnya saham tersebut secara fundamental baik dan dalam jangka panjang akan kembali naik harganya.

2.1.5.2. Resiko Investasi Saham

Setiap investasi tentu memiliki tingkat resiko disamping tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Oleh karena itu, para investor harus memahami adanya hubungan yang kuat dan positif antara tingkat keuntunga return yang diharapkan dengan tingkat resiko risk. Semakin tinggi potensi Universitas Sumatera Utara 25 keuntungan maka tingkat resiko juga akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya high return - high rsk dan low return - low risk. Berikut resiko investasi saham yaitu : a. Resiko sistematik systematic risk dan nonsistematik unsystematic risk Resiko sistematik mengacu pada resiko pasar yaitu ketidakpastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga. Contohnya, naiknya inflasi yang mendorong kenaikan tingkat suku bunga yang secara teoritis menyebabkan harga saham di bursa cenderung turun karena para investor mengalihkan investasinya di produk perbankan. Resiko nonsistematik merupakan resiko yang berkaitan dengan fluktuasi dan siklus bisnis dari industri tertentu. Contohnya adalah resiko finansial dimana perusahaan memiliki rasio utang yang tinggi ataupun resiko industri dimana terjadi kelesuan di bidang industri tertentu pada suatu waktu yang mengakibatkan harga saham turun. b. Resiko investasi lainnya menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:13 yakni : 1 Tidak mendapat dividen Universitas Sumatera Utara 26 Perusahaan yang mengalami kerugian tentu tidak dapat membagikan dividen. Oleh karena itu, potensi keuntungan investor untuk memperoleh ditentukan oleh kinerja perusahaan. 2 Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli yang disebut capital loss. Resiko ini dapat terjadi jika investor terdesak oleh kebutuhan uang tunai sehingga menjual sahamnya meski saat itu harga saham mengalami penurunan ataupun ketika investor menjual saham untuk menghindari kerugian yang lebih besar seiring terus menurunnya harga saham di bursa. 3 Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Jika perusahaan dinyatakan bangkrut, maka kecil kemungkinan pemegang saham mendapatkan pengembalian modal sebab setelah semua aset perusahaan dijual, hasil penjualan tersebut akan dibagikan terlebih dahulu kepada para kreditor atau pemegang obligasi. 4 Saham perusahaan dikeluarkan dari bursa delisting Akibat kinerja keuangan yang buruk seperti mengalami kerugian secara berturut-turut selama beberapa tahun, saham suatu perusahaan dapat dikeluarkan dan tidak lagi diperdagangkan di bursa. 5 Saham dihentikan sementara suspend Pemberhentian transaksi suatu saham pada umumnya terjadi karena adanya lonjakan harga yang naik atau turun secara drastis atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan Otoritas Bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sehingga investor tidak dapat menjual sahamnya tersebut sampai suspensi dicabut.

2.1.6. Saham Perusahaan LQ45

Indeks LQ45 adalah salah satu indeks saham yang termasuk dalam Bursa Efek Indonesia BEI. Indeks LQ45 adalah indeks dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki likuidasi dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Kriteria pada saham-saham ini terus disesuaikan setiap enam bulan setiap Universitas Sumatera Utara 27 awal bulan Februari dan Agustus. Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut : a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. b. Ranking berdasarkan kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir. c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan. d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Ada pun faktor – faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ45, yaitu : a. Tingkat suku bunga Surat Berharga Indonesia SBI sebagai dasar portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia. b. Tingkat toleransi investor terhadap resiko. c. Saham – saham penggerak indeks yang merupakan saham berkapitalisasi pasa besar di BEI. Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. Universitas Sumatera Utara 28

2.1.7. Earning Per Share EPS

Earning per share EPS adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:195, “Laba per saham – EPS earning per share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham”. Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Menurut Baridwan 2007:443, “laba bersih per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan”. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Investor akan lebih berminat pada saham yang memiliki earning per share tinggi dibandingkan dengan saham yang memiliki earning per share rendah. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan juga besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong Universitas Sumatera Utara 29 investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. EPS dapat dihitung dengan rumus : Jika perusahaan juga menerbitkan saham preferen, maka rumusnya menjadi : Perhitungan EPS biasanya menggunakan basis laporan keuangan akhir tahun dan dalam prakteknya dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar sepanjang tahun. Penggunaan rumus EPS akan lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya sehingga analisis akan menjadi lebih luas. Di samping itu, investor juga dapat membandingkan nilai EPS dengan industri sejenis sebagai bahan pertimbangan keputusan investasi mana yang lebih menguntungkan.

2.1.8. Dividend Per Share DPS

Pengertian dividen menurut menurut Rusdin 2006:73 adalah “bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham”. Dividen merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan Universitas Sumatera Utara 30 diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut. Dividend per share DPS merupakan rasio antara total dividen yang dibagikan perusahaan dengan jumlah saham yang beredar pada suatu waktu tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Dividend Per Share DPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Sama seperti EPS, penyebut dari rumus DPS umumnya menggunakan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar sepanajang tahun. Bagi calon investor, nilai DPS merupakan indikator penting dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai bagi para pemegang saham. Data historis dari DPS memberikan gambaran yang jelas tentang latar belakang keuangan dan kondisi terbaru perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai DPS yang tinggi biasanya lebih menarik perhatian para investor. Akan tetapi, rumus ini tidak selalu mewakili keadaan perusahaan secara keseluruhan karena ada beberapa perusahaan yang lebih memilih untuk menahan laba mereka untuk kepentingan ekspansi perusahaan dibandingkan dengan membagikan dividen. Universitas Sumatera Utara 31

2.1.9. PriceEarning Ratio PER

PriceEarning Ratio PER merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham EPS. Darmadji dan Fakhrudin 2006:198 menyatakan bahwa Price-Earning Ratio PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”. Dengan mengetahui besarnya PER dari suatu saham, investor dapat memperkirakan berapa lama investasi atas saham tersebut dapat kembali serta membandingkannya dengan saham lainnya. PriceEarning Ratio PER dapat dihitung dengan rumus : PER dihitung dalam satuan kali. Contohnya, jika suatu saham memiliki PER sebesar 15 kali, maka artinya harga pasar dari saham tersebut 15 kali EPSnya atau dapat juga diartikan bahwa modal dari investasi saham tersebut akan kembali dalam waktu 15 tahun, sebab EPS umumnya dibagikan tiap tahun. Dengan demikian, secara teoritis dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu saham, maka semakin tinggi PER dari saham tersebut sehingga mengakibatkan semakin lama waktu pengembalian dari investas saham tersebut. Akan tetapi, PER suatu saham yang tinggi tidak selalu dianggap buruk, sebab PER yang tinggi dapat terjadi karena apresiasi investor yang tinggi terhadap saham tersebut sehingga permintaan akan saham tersebut meningkat dan pada akhirnya mendorong kenaikan harga saham. Universitas Sumatera Utara 32 PER menjadi ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. PER menunjukkan harapan investor terhadap earning perusahaan yang direfleksikan pada harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut. Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya memiliki PER tinggi pula. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa yang akan datang.Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah cenderung memilki PER yang rendah. PER umumnya digunakan untuk membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Membandingkan PER antarperusahaan dengan industri yang berbeda tidaklah relevan, sebab masing- masing industri mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengukur waktu pengembalian modal. Contohnya, perbandingan PER antara industri pertambangan dan makanan dimana rata-rata tingkat pengembalian modal industri pertambangan jauh lebih lama daripada industri makanan. Dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan, investor juga bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap saham-saham lainnya dan apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. Universitas Sumatera Utara 33

2.1.10. Dividend Payout Ratio DPR

Dividend payout ratioDPR merupakanrasio antara jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham relatif terhadap total laba bersih perusahaan. Hanafi 2007: 88 menyatakan bahwa “rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio melihat bagian earning pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Dengan demikian, persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen kas disebut dividen payout ratio. DPR juga menunjukkan besarnya laba perusahaan yang tidak dibagikan dalam bentuk dividen, yakni laba ditahan yang digunakan untuk pertumbuhan perusahaan. Semakin besar laba ditahan, maka semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembagian deviden menjadiunsur utama dalam kebijakan dividen. Oleh karena itu, besarnya kecilnya dividend payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : Perusahaan yang masih dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki persentase DPR yang rendah sementara perusahaan yang sudah stabil kinerja keuangannya biasanya memiliki persentase DPR yang tinggi. Pada umumnya, Universitas Sumatera Utara 34 saham-saham yang tercatat di BEI membayar dividen setiap tahunnya dengan DPR antara 0- 25. Secara teori, pembagian dividen yang besar memberikan sinyal positif kepada para investor, namun jika DPR lebih besar dari 25, maka dikhawatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan pada perusahaan pada waktu mendatang. 2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang relevan dan mendukung penelitian yang akan dilakukan penulis antara lain : Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian 2011 Andini Miranda Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Secara simultan,Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Namun secara parsial, Dividend Per Share dan Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2012 Amelia Dwi Wulandari Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham Kasus pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia EPS dan DPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun secara parsial, EPS berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara 35 2012 Sri Zuliarni Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia BEI ROA, PER dan DPR secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, ROA dan PER berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, sedangkan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2012 Febri Rahmadsyah Harahap Pengaruh Dividen Payout Ratio DPR dan Earning Per Share EPS terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI DPR dan EPS secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan DPR tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2013 Willianove Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI Semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap harga saham dan PER secara parsial juga berpengaruh terhadap harga saham.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono 2008:89, kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Kerangka konseptual berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan Universitas Sumatera Utara 36 adalah Earning Per Share EPS, Dividend Per Share DPS, PriceEarning Ratio PER dan Dividend Payout Ratio DPR. Sementara variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar berikut : H H 1 H 2 H 3 4 H Gambar 2.1 5 Kerangka Konseptual Earning Per Share EPS merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak dan dividen saham preferen dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. EPS merupakan indikator dasar yang digunakan oleh para investor dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi laba perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai EPS dan begitu pula sebaliknya. Investor umumnya tertarik terhadap perusahaan yang memiliki EPS yang Earning Per Share X 1 Dividend Per Share X 2 PriceEarning Ratio X 3 Dividend Payout Ratio X 4 Harga Saham Y Universitas Sumatera Utara 37 tinggi sehingga permintaan terhadap saham tersebut akan meningkat. Dengan demikian, harga saham juga akan ikut meningkat. Dividend Per Share DPS merupakan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham pada tahun tertentu. Dividen merupakan salah satu keuntungan yang diperoleh melalui investasi saham sehingga investor sering kali membandingkan DPS antarperusahaan untuk memprediksi potensi keuntungan. Semakin tinggi nilai DPS suatu perusahaan, maka investor semakin tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini tentu akan mengakibatkan harga saham mengalami kenaikan. PriceEarning Ratio PER merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai pada saham suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki PER yang tinggi dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang baik sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan mengakibatkan harga saham turut naik. Dividend Payout Ratio DPR merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham. Kebijakan dividen perusahaan sangat menentukan besarnya presentase DPR, apakah earning dibagi dalam bentuk deviden atau diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan. Pembayaran deviden sering diikuti dengan peningkatan harga saham, sebab adanya pembayaran dividen membuktikan Universitas Sumatera Utara 38 kepada publik bahwa perusahaan memiliki ketersediaan dana untuk membiayai operasi perusahaan. 2.4.Hipotesis Penelitian Menurut Erlina dan Sri Mulyani 2007:41, “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”. Dengan demkikian, hipotesis betujuan untuk sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian data serta menjadi dasar untuk membuat kesimpulan. Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut : H1: Earning Per Share EPS berpengaruh terhadap harga saham H2: Dividend Per Share DPS berpengaruh terhadap harga saham H3: PriceEarning Ratio PER berpengaruh terhadap harga saham H4: Dividend Payout Ratio DPR berpengaruh terhadap harga saham H5: Earning Per Share EPS, Dividend Per Share DPS, PriceEarning Ratio PE Ratio dan Dividend Payout Ratio DP Ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham Universitas Sumatera Utara 39 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

15 277 82

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 63 94

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia

1 37 98

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 57 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indo

0 0 9

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 11