Suhu Salinitas Intensitas Cahaya

4.5. Faktor Fisik-Kimia Perairan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata nilai faktor fisik- kimia pada setiap stasiun penelitiannseperti pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5. Nilai Faktor Fisik-Kimia pada Setiap Stasiun Penelitian No. Parameter Fisik-Kimia Satuan Stasiun 1 2 3 1. Temperatur air suhu ° C 28,5 29 28 2. Salinitas ‰ 31 31 30 3. Intensitas cahaya Candala 790 720 680 4. pH air - 7,9 7,8 7,6 5. DO mgL 6,00 6,1 5,5 6. BOD5 mgL 1,7 1,9 2,1 7. COD mgL 3 2,6 3,5 8. TDS mgL 31,5 32,2 32,6 9. TSS mgL 5 5 6

4.5.1 Suhu

Hasil pengukuran suhu pada 3 stasiun penelitian, berkisar 28-29 ° C. Hal ini menunjukkan bahwa temperatur perairan Pulau Ungge masih dalam kisaran normal untuk perairan tropis. Ini disebabkan karena daerah penelitian ini masih tergolong alami dan dilindungi, belum terdapat banyak aktivitas masyarakat yang dapat menimbulkan pencemaran, sehingga epibentik dapat hidup di perairan tersebut. Menurut Romimotarto Juwana 2001, bahwa suhu alami air laut berkisar antara suhu dibawah 0 ° C sampai 33 ° C dan perubahan suhu dapat memberi pengaruh besar terhadap kehidupan epibentik.

4.5.2 Salinitas

Nilai Salinitas yang diperoleh pada 3 stasiun penelitian ini sama yaitu berkisar 30-31‰. Nilai salinitas yang diperoleh pada masing-masing stasiun masih berada dalam batas yang normal yang masih sesuai untuk pertumbuhan epibentik. Menurut Nybakken 1992, bahwa kondisi yang baik bagi pertumbuhan hewan karang seperti epibentik yang berkisar antara 32-35‰. Menurut Kinsman 1964, menyatakan bahwa salinitas air laut di daerah tropis rata-rata sekita 35‰, dan hewan karang dapat hidup subur pada kisaran salinitas 34-35‰.

4.5.3 Intensitas Cahaya

Intensitas Cahaya yang tertinggi pada stasiun 1 sebesar 790 Candela dan terendah pada stasiun 3 sebesar 680 Candela. Intensitas cahaya merupakan faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air yang akan berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan biota air baik itu inbentik dan epibentik dalam habitatnya. Menurut Barus 2004, dengan terbentuknya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Banyaknya cahaya yang menembus permukaan air laut dan menerangi lapisan permukaan air laut memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton sebagai makanan bagi biota air. Bagi hewan laut, cahaya mempunyai pengaruh terbesar yairu sebagai sumber energi untuk proses kehidupan bagi biota air Romimohtaro Juwana, 2001.

4.5.4 pH potential of Hydrogen