4.5.3 Intensitas Cahaya
Intensitas Cahaya yang tertinggi pada stasiun 1 sebesar 790 Candela dan terendah pada stasiun 3 sebesar 680 Candela. Intensitas cahaya merupakan faktor
cahaya matahari yang masuk ke dalam air yang akan berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan biota air baik itu inbentik dan
epibentik dalam habitatnya. Menurut Barus 2004, dengan terbentuknya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang
signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Banyaknya cahaya yang menembus permukaan air laut dan menerangi lapisan permukaan air laut
memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton sebagai makanan bagi biota air. Bagi hewan laut, cahaya mempunyai pengaruh terbesar
yairu sebagai sumber energi untuk proses kehidupan bagi biota air Romimohtaro Juwana, 2001.
4.5.4 pH potential of Hydrogen
Derajat keasaman atau kebasaan pH tertinggi pada stasiun 1 yaitu 7,9 sedangkan yang paling rendah pada stasiun 3 yaitu 6,7. Secara keseluruhan nilai
pH pada lokasi penelitian masih dapat mendukung untuk kehidupan epibentik. Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Menurut
Sutrisno 1987, pH optimun untuk spesies epibentik berkisar 6,0-8-0. Effendi 2003 menjelaskan bahwa sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap
perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5, kondisi perairan yang sangat basa maupun asam akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena
akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
4.5.5 Oksigen Terlarut DODissolved Oxygen
Nilai DO yang diperoleh dari 3 stasiun penelitian ini berkisar 5,5-6,1 mgl. Nilai DO yang tertinggi pada stasiun 2 yaitu 6,1 mgl sedangkan terendah pada
stasiun 3 yaitu 5,5 mgl. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam perairan. Sumber utama oksigen terlarut dalam air berasal dari
adanya kontak antara permukaan air dengan udara dan juga dari proses fotosintesis. Bersamaan dengan peningkatan aktivitas metabolisme akuatik,
sehingga kebutuhan akan oksigen juga meningkat. Menurut Dowing 1984, dalam Sudarja 1987, mengatakan bahwa kadar DO yang dibutuhkan oleh
epibentik berkisar 1,00-3,00 mgl. Semakin besar kadar DO dalam suatu ekosistem, maka semakin baik pula bagi kehidupan epibentik yang mendiaminya.
4.5.6 BOD
5
Biochemical Oxygen Demand
Hasil BOD
5
yang diperoleh dari 3 stasiun berkisar antara 1,7-2,1 mgl. Nilai BOD
5
yang tertinggi pada stasiun 3 yaitu 2,1 mgl sedangkan terendah pada stasiun 1 sebesar 1,7 mgl. Nilai BOD
5
pada setiap stasiun menunjukkan bahwa perairan pulau ungge masih bersih dari pencemaran, pengujian BOD
5
penting dalam aktivitas pengendalian pencemaran perairan. Dalam hal ini perairan pulau
ungge masih cocok untuk kehidupan epibentik. Menurut Brower et all., 1990 dalam
Hutauruk 2009 menyatakan bahwa, apabila konsumsi oksigen selama 5 hari berkisar 5 mgl O
2
, maka perairan tersebut tergolong baik. Sebaliknya apabila konsumsi oksigen antara 10-20 mgl O
2
menunjukkan bahwa tingkat pencemaran
oleh senyawa organik tinggi.
4.5.7 COD Chemical Oxygen Demand