82
sebagai akibat tidak adanya dana dan masih kurangnya sarana drainase di Kelurahan Bandar Utama
yang membuat responden hanya mampu mengalirkan limbah mereka disekitar rumah mereka ataupun di tampung di dalam kolam.
Setelah adanya Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni, mayoritas responden sudah mengalirkan air limbah meraka ke selokan. Dana bantuan rumah
langsung dimanfaatkan responden untuk mengalirkan limbah rumah tangga mereka ke saluran drainase. Namun dari data diatas dapat dilihat bahwa kesadaran
responden akan pentinganya SPAL yang baik dan sehat sudah meningkat setelah RS-RTLH dimana walaupun masih menampung air limbahnya di dalam kolam
tetapi sudah tidak mencemari sumber air bersih rumah mereka.
5.3.2 Kondisi Sosial Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Berkumpul Dengan Anggota Keluarga Sebelum dan Sesudah RS-RTLH
Sebelum RS-RTLH Setelah RS-RTLH
NO Kategori
F Kategori
F 1.
2 3.
Sering Jarang
Tidak Pernah 25
9 -
73,5 26,5
Sering Jarang
Tidak Pernah 28
6 -
82,4 17,6
Total 34
100 34
100
Sumber: kuesioner penelitian, Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
83
Berdasarkan tabel 5.17 dapat diketahui bahwa sebelum Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni kondisi sosial responden sudah baik. Hal itu dapat
dilihat pada jawaban responden yang mayoritas masih sering untuk berkumpul dan makan bersama dengan anggota keluarganya. Masih tingginya hubungan
interaksi di dalam keluarga menyebabkan responden masih sering berkumpul dengan anggota keluarganya walaupun rumah sebagai tempat mereka berkumpul
dalam keadaan tidak layak huni. Sedangkan ada juga responden yang menjawab jarang berkumpul dengan anggota keluarganya kesibukan mereka dalam bekerja
membuat mereka jarang untuk berkumpul dengan anggota keluarganya. Setelah Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni terjadi peningkatan
responden yang sering berkumpul dengan anggota keluarganya walaupun tidak terlalu besar. Sedangkan masih ada responden yang jarang berkumpul dengan
anggota keluarganya, ini disebabkan kesibukan mereka sebagai pedagang yang mengakibatkan responden jarang berkumpul dengan anggota keluarga mereka.
Dari data diatas menunjukkan bahwa Program RS-RTLH tidak memberikan perubahan terhadap hubungan responden terhadap anggota keluarganya. Terlihat
dari sebelum dan sesudah Program RS-RTLH hubungan responden dengan anggota keluarganya sudah dalam keadaan baik.
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Dalam Gotong Royong
Sebelum dan Sesudah RS-RTLH
Sebelum RS-RTLH Setelah RS-RTLH
NO Kategori
F Kategori
F 1.
2 3.
Aktif Kurang aktif
Tidak pernah 21
13 -
61,8 38,2
- Aktif
Kurang aktif Tidak pernah
25 9
- 73,5
26,5 -
Total 34
100 34
100
Sumber: kuesioner penelitian, Mei 2015
Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa sebelum Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni terlihat bahwa hubungan responden dengan lingkungan
sudah baik yang terlihat dari keaktifan dalam kegiatan gotong royong, dimana mayoritas responden menjawab aktif dalam kegiatan gotong royong di
lingkungan mereka. Aksi bersih-bersih lingkungan sekitar rumah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan. Sedangkan Responden yang menjawab kurang aktif
dalam kegiatan gotong royong di karenkan kesibukan mereka dalam bekerja, kurang akrab dengan tetangga, dan persepsi mereka yang beranggapan bahwa
bekerja lebih penting dari pada kegiatan tersebut, mengakibatkan mereka jarang mengikuti kegiatan tersebut. Setelah Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
responden yang menjawab aktif mengalami peningkatan walaupun jumlahnya sedikit. Peningkatan ini terjadai karna kesadaran responden terhadap pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan rumahnya mengalami peningkatan setelah
Universitas Sumatera Utara
85
melihat rumahnya yang setelah direhab menjadi lebih baik dan layak huni bagi anggota keluarganya.
Dari hasil tabel diatas menunjukan Program RS-RTLH tidak memberikan perubahan terhadap keaktifan responden dalam gotong royong terlihat dari
mayoritas responden yang sudah aktif dalam kegiatan gotong royong di lingkungan mereka baik sebelum atau sesudah Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni. Sedangkan responden yang kurang aktif karna kesibukan responden yang bekerja sebagai pedagang dikota, dimana pagi sampai siang hari berjualan
sehingga jarang sekali mengikuti kegiatan gotong royong di lingkungan masing- masing.
5.3.3 Kondisi Psikologis Tabel 5.19