Sasaran Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial

33 Fahrudin 2012 menyebutkan dua tujuan Kesejahteraan Sosial yaitu: 1. Untuk mencapai kehidupan sehjahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi yang harmonis dengan lingkungannya. 2. untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat dilingkungannya, misalnya dengan mengali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan

2.5.3 Sasaran Kesejahteraan Sosial

Negara bertanggung jawab atas penyelengaraan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini ditujukan kepada: perseorangan, keluarga, kelompok, danatau masyarakat. Sedangkan yang menjadi prioritas adalah mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial: kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial, korban bencana, korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Universitas Sumatera Utara 34 2.6 Hasil Penelitian Yang Pernah Dilakukan Tentang Dampak Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH terhadap kesejahteraan Keluarga Miskin Penelitian tentang Dampak Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH Bagi Keluarga Miskin pernah dilakukan oleh peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI di Kota Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pelaksanaan Program RS-RTLH di Kota Banjarmasin telah membawa dampak positif terhadap kesejahteraan keluarga miskin, kondisi tersebut dapat dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, aspek pemenuhan kebutuhan rumah, kondisi sosial, dan kondisi psikologis. Aspek pertama yaitu pemenuhan kebutuhan rumah, yang di ukur adalah kondisi lantai, dinding, atap, pembagian ruangan, WC dan ventilasi rumah. Berdasarkan hasil skoring dan kategorisasi, diperoleh informasi bahwa terjadi perubahan yang signifikan, antara sebelum dan sesudah diberikannya bantuan rehabilitasi rumah. Berdasarkan data yang diperoleh, RS-RTLH sudah memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan rumah keluarga miskin. Sebanyak 77.5 responden pada kategori tinggi, dan 22.55 kategori sedang. Permasalahan pada kategori sedang, yaitu bahan bangunan kurang bertahan lama, belum memiliki WC dan ventilasi masih terbatas. Aspek Kedua yaitu kondisi sosial, yang diukur adalah kegiantan bersama anggota keluarga, kegiatan bersama dengan saudarafamili, tetangga dekat dan kegiatan sosial di lingkungan. Hasil yang diperoleh menunjukkan perubahan yang Universitas Sumatera Utara 35 terjadi tidak cukup signifikan. Pada kategori tinggi terjadi perubahan dari 85 menjadi 90 atau hanya terjadi peningkatan sebesar 5 . Artinya, sebelum ada RS-RTLH sebagian besar penerima manfaat sesungguhnya sudah dalam kondisi sosial yang cukup baik. Aspek ketiga yaitu Kondisi psikologis, Pada variabel kondisi psikologis ini yang diukur adalah rasa betahtentram, aman, dan nyaman. Dari hasil yang diperoleh bahwa sesudah kegiatan RS-RTLH seluruh penerima manfaat berada pada kategori tinggi, dibandingkan dengan kondisi sebelumnya berada pada kategori rendah sebanyak 45 dan sedang sebanyak 55. Dari hasil penelitian berbagai aspek kesejahteraan tersebut menunjukan bahwa kegiatan RS-RTLH sebagai sebuah kebijakan sosial penanggulangan kemiskinan, telah memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan keluarga miskin di Kota Banjarmasin. Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 02 2012. Universitas Sumatera Utara 36

2.7 Kerangka Pemikiran