Kondisi kesehatan Tabel 5.21 Prilaku hidup bersih Tabel 5.22

88 responden tersebut sudah merasa aman tinggal dirumah mereka sendiri walaupun kondisi rumah mereka juga kurang baik. Setelah Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni sudah terjadi peningkatan rasa aman responden yang terlihat dari mayoritas responden sudah merasa sangat aman tinggal dan beraktifitas di dalam rumah mereka, karna rumah yang mereka tinggali sudah permanen dan jauh labih memberikan rasa aman dari yang sebelumnya. Dan hanya 14,7 responden yang masih kurang aman tinggal dan beraktifitas di dalam rumah mereka. Masih kurang baiknya kondisi rumah sebagai akibat bahan bangunan yang tidak bagus menjadi penyebab responden masih merasa kurang aman tinggal di rumah mereka.

5.3.4 Kondisi kesehatan Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengalami Sakit Sebelum dan Sesudah RS-RTLH Sebelum RS-RTLH Setelah RS-RTLH NO Kategori F Kategori F 1. 2 3. Sering Jarang Sangat jarang 18 16 - 52,9 47,1 - Sering Jarang Sangat jarang - 30 4 - 88,2 11,8 Total 34 100 34 100 Sumber: kuesioner penelitian, Mei 2015 Universitas Sumatera Utara 89 Berdasarkan tabel 5.21 diatas dapat dilihat bahwa sebelum Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni mayoritas responden yang menjawab sering mengalami sakit sebanyak 52,9. Ini disebabkan responden yang dulunya belum memiliki WC ataupun tempat untuk mandi dan cuci. Katiadaan fasilitas MCK tersebut mengakibatkan responden masih mengunakan air sungai untuk mandi, cuci atau kakus sehinga mereka sering terserang iritasi kulit, diare, tifus dan DBD. Dari kondisi rumah responden sering mengalami asma karna kondisi rumah mereka dulunya masih papan dan tidak memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara. Sedangkan responden yang menjawab jarang mengalami sakit yakni 47,1 . Hal ini karna mayoritas sudah memiliki MCK yang baik sebelum RS-RTLH. Setelah adanya Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni responden yang menjawab jarang mengalami sakit meningkat. Hal ini disebabkan responden tidak lagi beraktifitas di sungai karna dengan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni ini mereka sudah memiliki MCK sendiri dirumah. Sedangkan responden yang menjawab sangat jarang juga mengalami peningkatan. Hal ini karna kondisi rumah yang sudah baik dan jauh lebih sehat sehinga penduduk yang dulunya sering mengalami diare, iritasi kulit dan asma menjadi jarang ataupun jarang sekali mengalami penyakit itu kembali. Universitas Sumatera Utara 90

5.3.5 Prilaku hidup bersih Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Kesadaran Menggunakan Jamban Sebelum dan Sesudah RS-RTLH Sebelum RS-RTLH Setelah RS-RTLH NO Kategori F Kategori F 1. 2. 3. 4. Belum Sudah,tapi bukan leher angsa, angsa disalurkan kesungai dan masih tertutup terpal Sudah, tapi bukan leher angsa, sudah disalurkan ke septic tank dan masih tertutup terpal Sudah,mengunakan leher angsa, disalurkan ke septic tank dan sudah tertutup batupapan - 14 11 9 - 41,2 32,3 26,5 Belum Sudah,tapi bukan leher angsa,disalurkan kesungai dan masih tertutup terpal Sudah,tapi bukan leher angsa, sudah disalurkan ke septic tank dan masih tertutup terpal Sudah,mengunakan leher angsa, disalurkan ke septic tank dan sudah tertutup batupapan - - 12 22 - - 35,3 64,7 Total 34 100 34 100 Universitas Sumatera Utara 91 Sumber: kuesioner penelitian, Mei 2015 Berdasarkan tabel 5.22 dapat dilihat bahwa sebelum Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mayoritas responden belum memiliki prilaku hidup bersih, terlihat dari mayoritas responden yang masih mengunakan jamban yang bukan leher angsa dan masih dialirkan ke sungai atau kolam saat buang air besar. Kurang tersedianya fasilitas kakus dirumah, mengakibatkan responden memanfaatkan sungai sebagai tempat kakus mereka. Prilaku seperti ini tanpa disadari masyarakat dapat menimbulkan bibit penyakit yang dapat mengancam kesehatan mereka, karna selain untuk kakus ada juga yang memanfaatkan air sungai untuk cuci dan mandi. Ini terlihat dari responden yang belum memiliki jamban yang sehat sebelum RS-RTLH senderung sering mengalami sakit seperti diare dan iritasi kulit Setelah Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni mayoritas responden sudah mengunakan jamban leher angsa dan sudah menggunakan septic tank. Dari hasil tabel diatas dapat diketahui prilaku hidup bersih responden mengalami peningkatan terlihat semakin banyaknya responden yang sudah menggunakan jamban yang sehat saat buang air besar. Peningkatan ini juga berpengaruh pada kondisi kesehatan responden yang sudah jauh lebih baik setelah meninggalkan kebiasaan mereka di sungai. Universitas Sumatera Utara 92 5.4 Analisis Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni terhadap peningkatan kualitas hidup keluarga miskin dapat di lihat dalam 3 aspek yaitu dampak positif, dampak langsung dan dampak tidak langsung.

5.4.1 Dampak Positif