Uji Asumsi Klasik Analisis Statistik 1. Analisis Regresi Linear Berganda

suku bunga SBI turun sebesar 1, maka IHSG di Bursa Efek Indonesia akan naik sebesar 0,932. Sebelum penulis melakukan analisis regresi, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation atau perkiraan yang efisien dan tidak bias.

2. Uji Asumsi Klasik

Kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut : a Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang paling baik hendaknya datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Nilai tukar, inflasi, suku bunga SBI dan Pergerakan IHSG atau keduanya berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan cara melakukan Uji Kolmogrov Smirnov sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .06271071 Most Extreme Differences Absolute .078 Positive .052 Negative -.078 Kolmogorov-Smirnov Z .539 Asymp. Sig. 2-tailed .933 a. Test distribution is Normal. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Menurut Umar, 2008:181 bahwa, apabila pada hasil Uji Kolmogrov Smirnov, nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari 0,05 5 = α , tingkat signifikan maka data berdistribusi normal. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat, probabilitas hasil Uji Kolmogrov Smirnov yaitu 0,933 lebih besar dari 0,05. Sehingga model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal. Selain Uji Kolmogrov Smirnov, uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Gambar 4.1 Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal, karena data menyebar di sekitar garis diagonal. Menurut Umar 2008:181, bahwa apabila data menyebar di sekitar garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. b Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi Heterokedastisitas yaitu dengan mengamati Grafik Scatterplot. Gambar 4.2 Hasil Scatterplot Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.2 yang didapat dari analisis dengan bantuan program Software SPSS Statistic Package for the Social Science 16.00 for Windows, maka diketahui bahwa model tidak terkena heterokedastisitas karena data penelitian yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola. Selain analisis grafik Scatterplot, untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan Park Test. Tabel 4.8 Hasil Uji Park Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -6.877 .352 -19.551 .000 INFLASI .759 2.697 .045 .282 .780 SBI -1.475 9.707 -.026 -.152 .880 NLI_TUKAR 8.664 11.717 .131 .739 .464 HRG_MNYAK -3.250 3.822 -.152 -.850 .400 a. Dependent Variable: LnU2i Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa model tidak terkena heterokedastitas karena nilai signifikan Sig. semua variabel lebih besar dari 0,05 5 = α tingkat signifikan. c Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antardata yang ada pada variabel-variabel penelitian. Untuk mengetahui apakah model terkena autokorelasi atau tidak, dapat dilakukan dengan melakukan Runs Test. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil Uji Runs Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .00253 Cases Test Value 24 Cases = Test Value 24 Total Cases 48 Number of Runs 31 Z 1.605 Asymp. Sig. 2-tailed .109 a. Median Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Berdasarkan Tabel 4.9, maka dapat diketahui bahwa nilai probabilitas signifikan 0,109 diatas 0,05 5 = α tingkat signifikan, maka hipotesis nol diterima dimana nilai residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar residual. Selain menggunakan Runs Test, autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Tabel 4.10 Hasil uji Durbin-Watson DW Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .671 a .451 .400 .06556 2.041 a. Predictors: Constant, Suku_Bunga, Hrg_Minyak_Dunia, Inflasi, Nilai_Tukar b. Dependent Variable: IHSG Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Pada Tabel 4.10, terlihat bahwa nilai DW sebesar 2,041, dengan jumlah data n= 48 dan jumlah variabel bebas k= 4, maka berdasarkan DW-tabel; du DW batas atas = 1,528; 4 - du = 4 – 1,528 = 2,472. Karena 1,528 2,041 2,472, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Universitas Sumatera Utara d Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .006 .010 .574 .569 Hrg_Minyak_Dunia .149 .111 .183 1.345 .186 .687 1.455 Nilai_Tukar -.615 .339 -.246 -1.816 .076 .698 1.432 Inflasi -.017 .078 -.026 -.215 .831 .849 1.178 Suku_Bunga -.932 .281 -.430 -3.320 .002 .760 1.315 a. Dependent Variable: IHSG Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 06032010 Berdasarkan Tabel 4.11, dapat diketahui bahwa model tidak terdapat masalah multikolonieritas, karena pada semua variabel, nilai Tolerance 0.1 dan Variance Inflation Factor VIF 5.

3. Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan Uji-F

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 33 99

PENGARUH INFLASI,SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)DI BURSA EFEK INDONESIA

2 27 51

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008 - 2012.

0 0 24

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 7

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 9

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8