E. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga-harga produk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi
ekonomi yang terlalu panas overheated. Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga
harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang purchasing power of money
Tandelilin, 2001:212.
1. Teori Inflasi
Teori Kuantitas menjelaskan bahwa sumber utama terjadinya inflasi adalah karena adanya kelebihan permintaan sehingga uang yang beredar di
masyarakat bertambah banyak Khalwaty, 2000:15-31. Teori kuantitas membedakan sumber inflasi menjadi:
a Demand pull inflation, terjadi karena adanya permintaan agregatif di mana
kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh full employment sehingga kenaikan permintaan tidak lagi mendorong kenaikan output
produksi tetapi hanya mendorong kenaikan harga-harga. b
Cost push inflation. Pada kondisi ini tingkat penawaran lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat permintaan. Ini karena adanya kenaikan harga
faktor produksi sehingga produsen terpaksa mengurangi produksinya sampai jumlah tertentu. Penawaran total aggregate supply yang terus menurun
karena semakin mahalnya biaya produksi akan meyebabkan kenaikan harga- harga. Kenaikan biaya produksi yang menimbulkan cost push inflation
Universitas Sumatera Utara
didorong oleh beberapa faktor, yakni adanya tuntutan kenaikan upah tenaga kerja, industri yang monopolis, kenaikan bahan baku industri, kebijakan
pemerintah. c
Structural approach. Dengan pendekatan struktur ekonomi, terjadinya inflasi dipandang karena tidak seimbangnya struktur ekonomi. Untuk itu, inflasi akan
dapat ditanggulangi dengan melakukan pembenahan pada semua struktur ekonomi.
d Monetary approach. Dengan pendekatan moneter, inflasi dinilai sebagai suatu
fenomena moneter, yaitu keadaan yang disebabkan terlalu banyaknya uang yang beredar dibandingkan dengan kesediaan masyarakat untuk memiliki atau
menyimpan uang tersebut yang akhirnya akan menaikkan permintaan excess demand for goods.
e Accounting approach to inflation, diketahui bahwa terjadinya inflasi
bersumber pada perkembangan harga-harga pada kelompok barang dan jasa yang digunakan untuk menyusun Indeks Harga Konsumen IHK.
2. Jenis-jenis Inflasi
Sehubungan dengan kompleksnya faktor yang menjadi sumber terjadinya inflasi atau banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap inflasi, maka dapat
pula dilakukan pengelompokan terhadap jenis-jenis inflasi berdasarkan sudut pandang Khalwaty, 2000:31-35, sebagai berikut:
a. Ditinjau dari asal terjadinya, inflasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1 Domestic inflation adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri.
2 Imported inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena
adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
b. Ditinjau dari intensitasnya, inflasi dapat dibedakan menjadi:
1 Creeping inflation adalah inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan
berlangsung lambat, karena kenaikan harga-harga berlangsung secara perlahan-lahan.
2 Hyper inflation atau galloping inflation adalah inflasi yang sangat berat
yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga yang umum yang berlangsung sangat cepat.
c. Dan jika ditinjau dari sudut bobotnya, dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1 Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung
perlahan dan berada pada posisi satu digit atau di bawah 10 per tahun. 2
Inflasi sedang adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada di antara 10-30 per tahun atau melebihi dua digit.
3 Inflasi berat merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada di antara
30-100 per tahun. 4
Inflasi sangat berat adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100 per tahun.
3. Pengukuran Tingkat Inflasi