Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu tempat media yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang menarik bagi para akademisi dan praktisi pasar untuk mempelajarinya. Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG. Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Nilai IHSG yang semakin tinggi merupakan bentuk kepercayaan investor atas kondisi ekonomi Indonesia yang semakin kondusif. Stabilitas ekonomi yang terjaga hingga akhir tahun 2007 mendorong kinerja bursa saham di dalam negeri. Indeks harga saham gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia BEI mencapai 2.745,8 pada akhir bulan Desember 2007 atau naik 52,1 persen dibandingkan akhir tahun 2006. Moradoglu, et al. 2000 mengemukakan bahwa penelitian tentang perilaku harga saham telah banyak dilakukan, terutama dalam kaitannya dengan variabel makroekonomi. Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa harga saham Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh fluktuasi makroekonomi. Beberapa variabel makroekonomi yang digunakan antara lain; tingkat inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, indeks produksi industri, dan harga minyak. Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Dalam tahun 2007 ekonomi dunia tumbuh 5,0 persen dengan Asia sebagai penggerak ekonomi dunia, didorong oleh China, India dan negara-negara emerging market lainnya World Economic Outlook, 2009. Tingginya pertumbuhan ekonomi dunia turut meningkatkan permintaan minyak dunia. Sementara itu, sisi pasokan dihadapkan pada keterbatasan produksi terutama negara non OPEC serta kuatnya komitmen negara-negara anggota OPEC untuk menjaga tingkat produksinya. Memasuki tahun 2008, tekanan eksternal berupa tingginya harga minyak dunia membuat IHSG di Bursa Efek Indonesia turun 4,3 persen pada periode yang sama. Pada akhir Juli 2008 ketika harga minyak dunia mencapai US 130 per barel membuat Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia menurun menjadi 2304,5 atau 16,1 persen lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2007. Keberhasilan bank sentral mengendalikan inflasi dan mempertahankan kurs Rupiah ke level kondusif terlihat sepanjang tahun 2006 hingga 2007. Berbagai kebijakan ekonomi telah mampu menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap USD. Namun, akhir 2007, Rupiah terus mengalami depresiasi yang terhenti sejenak dan membaik Pebruari 2008 hingga Maret 2008, dan terus meningkat tajam hingga Februari 2009, Rupiah mencapai Rp 11.852 per USD. Naiknya nilai tukar Rupiah terhadap USD diikuti penurunan SBI, hal ini dipicu karena tingginya aktivitas perdagangan valuta asing dalam hal ini Dollar Universitas Sumatera Utara Amerika sehingga banyak investor lebih memilih menginvestasikan dananya di sektor perdagangan valuta asing. Untuk meredam melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, pemerintah terus menaikkan suku bunga sertifikat Bank Indonesia SBI sejak Mei 2008 dan pada November 2008 mencapai angka 11.21 per bulan. Tabel 1.1 Pergerakan Harga Minyak Dunia, Inflasi, Suku Bunga SBI Nilai Tukar, dan IHSG September 2007 – April 2009 BulanTahun Minyak Dunia US Tingkat Inflasi Tingkat Suku Bunga SBI Rupiah per Dollar IHSG April 2009 50,20 7,31 7,84 11.025,10 1.722,77 Maret 2009 45,78 7,92 8,31 11.849,55 1.434,07 Februari 2009 41,41 8,60 8,78 11.852,75 1.285,48 Januari 2009 41,54 9,17 10,06 11.080,50 1.332,67 Desember 2008 38,60 11,06 10,94 11.324,84 1.355,41 November 2008 49,76 11,68 11,21 11.711,15 1.241,54 Oktober 2008 68,22 11,77 10,70 10.048,35 1.256,70 September 2008 96,85 12,14 9,53 9.340,65 1.832,51 Agustus 2008 112,41 11,85 9,26 9.149,25 2.165,94 Juli 2008 130,96 11,90 9,03 10.111,33 2.304,51 Juni 2008 128,33 11,03 8,59 9.295,71 2.349,10 Mei 2008 119,39 10,38 8,26 9.290,80 2.444,35 April 2008 105,16 8,96 7,98 9.208,64 2.304,52 Maret 2008 99,03 8,17 7,95 9.184,94 2.447,30 Februari 2008 90,64 7,40 7,94 9.181,15 2.721,94 Januari 2008 88,35 7,36 8,00 9.406,35 2.627,25 Desember 2007 87,05 6,59 8,08 9.333,60 2.745,83 BulanTahun Minyak Dunia US Tingkat Inflasi Tingkat Suku Bunga SBI Rupiah per Dollar IHSG November 2007 85,46 6,71 8,25 9.264,27 2.688,33 Oktober 2007 79,32 6,88 8,25 9.107,06 2.643,49 Universitas Sumatera Utara Sumber. www.idx.co.id, www.bi.go.id dan www.opec.org 211209, diolah Tandelilin 2001 menyatakan bahwa tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham. Di samping itu, tingkat suku bunga yang meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan atau deposito. Hal itu terbukti, terlihat bahwa naiknya suku bunga SBI sejak Mei 2008 diikuti penurunan IHSG hingga mencapai level 1.241 pada November 2008 dimana suku bunga SBI pada saat itu merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2007-2008. Indikator ketiga yang paling fluktuatif pada Tabel 1.1 adalah tingkat inflasi. Pada umumnya tekanan inflasi di Indonesia akan meningkat pada pertengahan tahun yaitu menjelang tahun ajaran baru, saat bulan Ramadhan, menjelang hari raya keagamaan terutama Idul Fitri, serta menjelang Tahun Baru. Selama periode penelitian, inflasi sangat fluktuatif dari Januari 2006 inflasi menyentuh dua digit 17, hal ini terjadi sebagai dampak ditetapkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM oleh Pemerintah yang dilakukan dalam rangka menyesuaikan harga BBM tersebut yang mulai berlaku per 1 Oktober 2005. Fluktuasi inflasi tampak sangat mempengaruhi pasar modal, khusunya harga saham. Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa naiknya inflasi membuat IHSG tertekan, dan ketika inflasi turun Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan. Harga minyak dunia, nilai tukar, tingkat inflasi dan kebijakan suku bunga SBI dapat disimpulkan mempunyai peran yang strategis bagi suatu perusahaan September 2007 74,18 6,95 8,25 9.340,65 2.359,21 Universitas Sumatera Utara khususnya perusahaan yang dalam aktivitas produksi dan operasinya banyak memanfaatkan mata uang asing. Oleh karena mempunyai peran yang strategis dalam suatu perusahaan, maka tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Perilaku keputusan investasi dari seorang investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan- pergerakan indeks harga saham gabungan pada pasar modal tersebut. Pergerakan IHSG yang cenderung mengikuti pergerakan harga minyak dunia, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat inflasi, dan suku bunga ini menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara IHSG dan variabel-variabel tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia.”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 18 83

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 33 99

PENGARUH INFLASI,SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)DI BURSA EFEK INDONESIA

2 27 51

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008 - 2012.

0 0 24

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 7

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 9

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8