BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
PT.Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan
berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Crumb rubber yang diolah oleh PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate akan diekspor ke Jepang dan ke
berbagai negara Asia, Afrika, dan Amerika. Proses pengolahan crumb rubber terdiri dari proses pre cleaning, wet
process, dan balling press. Pre cleaning dan wet process merupakan proses pencucian dan ekstruksi karet menjadi butiran atau remahan yang dilakukan
secara otomatis. Balling press merupakan proses akhir dari produksi crumb rubber setelah karet dibentuk menjadi butiran pada wet process. Aktivitas pada
balling press terdiri dari aktivitas pengeringan, pembongkaran biscuit, pendinginan
biscuit, penimbangan, pengepresan, pendeteksian metal, pengemasan, dan pallet. Aktivitas yang ada di balling press dilakukan secara
manual dan semi otomatis. Aktivitas manual dilakukan pada kegiatan yang bersifat pemindahan material manual material handling. Aktivitas semi otomatis
dilakukan pada aktivitas pengepresan biscuit , pendeteksian metal, dan pallet. Tenaga manusia masih dominan digunakan pada aktivitas pemindahan di
balling press, terutama pada aktivitas penimbangan manual dan pengepresan biscuit. Kondisi yang nyata terhadap pengangkatan secara manual pada aktivitas
Universitas Sumatera Utara
penimbangan manual dan pengpresan biscuit adalah pekerja melakukan pengangkatan secara manual dengan berat biscuit mencapai
± 17,5 kg dengan jarak angkat mencapai 5m, dan frekuensi pengangkatan mencapai 5 kali menit,
dan aktivitas pengangkatan ini berlangsung selama 8 jamhari. Masalah lainnya pada aktivitas penimbangan dan pengepresan biscuit adalah pendinginan yang
dilakukan pada area terbuka mengakibatkan pendinginan biscuit tidak optimum, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan biscuit dari suhu 100
C menjadi 50
C adalah selama
12 ±
menit. Menurut Kumar 1999 mengangkat beban 1,9 kg selama 1 menit dengan
periode istirahat selama 10 detik akan mengakibatkan kelelahan apabila pengangkatan dilakukan selama 4 jam, dan pengerahan tenaga yang berulang
setiap hari pada tingkat repetasi yang tinggi akan mengakibatkan keluhan musculoskeletal. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa pekerja pada
aktivitas penimbangan manual dan pengepresan biscuit mengalami kelelahan pada saat bekerja dan dalam jangka waktu panjang akan berpotensi mengalami keluhan
musculoskeletal. Terjadinya kelelahan dan keluhan musculoskeletal serta proses pendinginan yang tidak optimum akan dapat mengakibatkan produk tidak
memenuhi standar dan apabila diekspor mempunyai potensi akan kembali dikirim ke Indonesia. Berdasarkan kondisi ini, maka perlu dilakukan perancangan fasilitas
yang dapat membantu proses pengangkatan, sekaligus melakukan perubahan terhadap cara pendinginan pada kondisi aktual. Perancangan fasilitas yang baru
diharapkan dapat mengurangi kelelahan dan keluhan musculoskeletal sekaligus dapat mempercepat proses pendinginan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah