pemotongan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan partikel karet yang kecil. Mesin extruder berfungsi mengurangi ukuran partikel, sehingga
memudahkan pengeringan dan mengurangi serum dan kotoran. Partikel karet yang telah melewati mesin extruder I akan dibawa arus air ke settling tank 5
16. Washing tank 5
Pada settling tank 4 partikel karet akan dicuci untuk mengendapkan kotoran. 17.
Screw Blower Partikel karet kemudian ditransfer menggunakan screw conveyor ke dalam
system pneumatic transfer. Partikel karet akan ditransfer oleh system pneumatic transfer ke mesin extruder 2
18. Extruder 2
Pada mesin extruder 2 bahan baku akan mengalami proses penekanan untuk melewati die plate dengan diameter 2,4mm–3mm. Pada mesin extruder 2,
partikel karet akan dipotong dan diekstruksi 19.
Blower + Cyclone Produk crumb yang diekstrusi dimasukkan ke blower arus udara, partikel
karet akan ditransfer secara pneumatik ke trolley. Partikel karet dipisahkan dari udara menggunakan aliran gas siklon. Partikel karet turun ke dalam
trolley dan partikel udara habis, sehingga dihasilkan kualitas produk akhir
b. Balling Press
1. Trolley Lori Pengering
Trolley dibagi ke dalam beberapa bagian untuk memudahkan pembentukan biscuit. Trolley diisi dengan partikel karet dengan menggunakan Hydrocyclone
Universitas Sumatera Utara
pump dan blower. Trolley berisi 28 kotak, masing-masing kotak berukuran 60cm x 20cm x 25cm
2. Dryer Pengering
Trolley diisi oleh partikel karet kemudian dimasukkan kedalam dryer dan akan dipanaskan selama
± 12 menit dengan suhu 115 C-125
C. Setelah 12 menit, trolley akan keluar secara otomatis. Selanjutnya akan dilakukan
pembongkaran Biscuit oleh pekerja. 3.
Pembongkaran Biscuit Biscuit yang telah dikeringkan dari dryer suhu sekitar 80-100
C ditempatkan pada meja pendinginan untuk didinginkan selama 1 timer
± 12 menit, dengan suhu yang diinginkan selama masa pendinginan sebesar 50
C. 4.
Penimbangan Manual dan Pengepresan Biscuit yang telah didinginkan kemudian akan dtimbang dengan berat
35kg ± 0,05. Biscuit yang telah memenuhi kriteria penimbangan, kemudian
akan dipress dengan mesin press selama 15 detik. Biscuit yang telah dipress bandela akan diambil sampel sesuai dengan kriteria pengambilan sampel
pada PT. BSRE 5. Pengambilan Sampel
Sampel diambil setiap sembilan bandela yaitu 4 sampel per pallet. Sampel diambil dari setiap sudut yang berlawanan secara diagonal. Sampel yang
diambil sekitar 350 gr sampel. Sampel diberi label, dibungkus dan dikirim untuk analisis. Setiap bandela yang mengandung white spot atau kontaminasi
Universitas Sumatera Utara
ditolak oleh petugas QCD. Bandela kemudian dipotong dua setiap 6 bandela, secara visual diperiksa untuk memeriksa white spot dan kontaminasi.
6. Penimbangan Ulang dan Pendeteksian Metal Setiap bandela kemudian ditimbang ulang dengan timbangan digital.
Penimbangan ulang untuk memastikan bahwa berat dari produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Bandela kemudian ditransfer ke detektor logam
dengan menggunakan belt conveyor, jika terkontaminasi bandela akan ditolak oleh inspektur QCD dan kemudian dipisahkan.
7. Pengemasan dan Pallet Bandela diberi label atau nomor dan kemudian dikemas setelah mendapatkan
persetujuan kualitas dari QCD. Bandela yang tidak sesuai dengan kualitas kemudian dipisahkan dalam “on hold area” untuk kemudian diproduksi
kembali. Bandela kemudian akan dimasukkan ke dalam pallet, setiap pallet berisi 36 bandela.
Produk yang dihasilkan berdasarkan Standard Indonesia Rubber yang disajikan dalam bentuk bandela dengan berat dan ukuran tertentu. Ukuran bandela
SIR yang diperdagangkan adalah panjang 675
±
25 mm dan lebar 35 mm, dapat mempunyai berat sebesar 33 13 atau 35 kg, atau sesuai dengan permintaan
pembeli. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik penggolongan mutu karet olahan
berdasarkan SIR, dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Skema Persyaratan Mutu Crumb Rubber
No
Jenis Mutu Karakteristik Jenis Mutu
Persyaratan Bahan Olah
Satuan Sir3CV
Sir3L SIR3WF SIR 5
SIR 10 SIR 20
LATEKS KOAGULUM LATEKS
1 Kadar Kotoran bb
Max0.03 Max0.03 Max0.03
Max0.05 Max0.10
Max0.20 2
Kadar Abu bb Max0.50 Max0.50
Max0.50 Max0.50 Max0.75 Max1.00
3 Kadar zat menguap bb
Max0.80 Max0.80 Max0.80
Max0.80 Max0.80
Max0.80 4
PRI Min 60
Min 75 Min 75
Min 70 Min 60
Min 50 5
Po -
- Min 30
Min 30 Min 30
Min 30 Min 30
6 Nitrogen bb
- Max0.60 Max0.60 Max0.60
Max0.60 Max0.60 Max0.60 7
Kemantapan Viskositas WASTSkala Plastisitas
Wallace Max 8
- -
- -
- 8
Viskositas Mooney ML 1+4 -
- -
- -
- 10
Warna skala Lovibond -
- Max 6
- -
- -
Sumber : PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Material Handling
Material Handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan atau barang dengan menggunakan alat transportasi. Hal yang
harus diperhatikan dalam material handling adalah peralatan alat angkut yang digunakan seperti peralatan manual, semi otomatis, ataupun otomatis. Aktivitas
material handling di industri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat mesin atau menggunakan tenaga manusia. Hubungan manusia dengan mesin pada
aktivitas material handling dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Hubungan Manual Manual Material Handling Kegiatan manual material handling merupakan kegiatan pemindahan dan
pengangkatan yang dilakukan secara manual dan peralatan kerja hanyalah sekedar menambah kemampuan atau kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang
dibebankan. Kegiatan Manual MaterialHandling yang sering dilakukan pada dunia industri antara lain :
a. Kegiatan mengangkat benda lifting task
b. Kegiatan pengantaran benda caryying task
c. Kegiatan mendorong benda pushing task
d. Kegiatan menarik benda pulling task
Universitas Sumatera Utara