Plibel Rapid Upper Limb Assessment RULA

4 : Lengan Atas Kiri 20 : Lutut Kiri 5 : Pinggang 21 : Lutut Kanan 6 : Lengan Atas Kanan 22 : Betis Kiri 7 : Punggung 23 : Betis Kanan 8 : Bokong 24 : Pergelangan Kaki Kiri 9 : Pantat 25 : Pergelangan Kaki Kanan 10 : Siku Kiri 26 : Kaki Kiri 11 : Siku Kanan 27 : Kaki Kanan 12 : Lengan Bawah Kiri 13 : Lengan Bawah Kanan 14 : Pergelangan Tangan Kiri 15 : Pergelangan Tangan Kanan

3.5. Plibel

Salah satu metode untuk mengidentifikasi faktor-faktor ketegangan musculoskeletal yang dapat menyebabkan dampak yang merugikan adalah plibel. Plibel yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti itu. Plibel sudah digunakan di dalam beberapa penelitian ergonomi dan sebagai suatu alat di bidang pendidikan Stanton, 2005. Plibel merupakan suatu alat checklist yang sederhana untuk memeriksa penyebab utama resiko musculoskeletal serta hubungannya dengan penilaian tempat kerja. Aspek waktu, lingkungan dan organisasi juga turut menjadi pertimbangan dalam metode ini sebagai faktor-faktor pengubah. Checklist tersebut dirancang agar setiap item yang biasanya diperiksa pada suatu penilaian tempat kerja terhadap resiko ergonomi yang akan tercatat dan dihubungkan dengan lima bagian tubuh. Hanya karakteristik pekerjaan tertentu yang digambarkan dan Universitas Sumatera Utara didokumentasikan seperti resiko ergonomi pada jurnal dan buku teks yang terdaftar. Jika terdapat suatu pertanyaan yang tidak relevan terhadap suatu daerah tubuh tertentu, dan jika dokumentasi yang ada tidak ditemukan di dalam literatur, hal tersebut ditunjukkan pada bidang abu-abu dalam daftar dan tidak perlu dijawab. Metode Plibel adalah suatu metode penilaian yang umum dan tidak dimaksudkan untuk pekerjaan tertentu. Plibel mengamati bagian tubuh maupun keseluruhan dari tubuh dan meringkas identifikasi resiko ergonomi yang terjadi dalam beberapa kalimat. Plibel adalah suatu metode investigasi awal untuk peninjau tempat kerja dalam mengidentifikasi resiko ergonomi, pengukuran seperti beban dan waktu atau pengamatan dari penelitian yang lain.

3.6. Biomekanika

Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan biologi yang bertujuan untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Biomekanika biasanya berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi permasalahan bagi para pekerja maupun perusahaan. Biomekanika dapat diterapkan pada perancangan kembali pekerjaan yang sudah ada, mengevaluasi pekerjaan, penanganan material secara manual, pembebanan statis dan penentuan sistem waktu. Prinsip-prinsip biomekanika dalam pengangkatan beban adalah sebagai berikut Suhardi 2008: 1. Sesuaikan berat dengan kemapanan pekerja dengan mempertimbangkan frekuensi pemindahan. 2. Manfaatkan dua atau lebih pekerja untuk memindahkan barang yang berat. 3. Ubahlah aktivitas jika mungkin sehingga lebih mudah, ringan dan tidak berbahaya. 4. Minimasi jarak horizontal gerakan antara tempat mulai dan berakhir pada pemindahan barang. 5. Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu. 6. Kurangi frekuensi pemindahan. 7. Berikan waktu istirahat. 8. Berlakukan rotasi kerja terhadap pekerjaan yang sedikit membutuhkan tenaga. 9. Rancang kontainer agar mempunyai pegangan yang dapat dipegang dekat dengan tubuh. 10. Benda yang berat ditempatkan setinggi lutut agar dalam pemindahan tidak menimbulkan cidera punggung. Universitas Sumatera Utara

3.6.1. Gaya Statis dan Dinamis Pada Manusia

Manusia mempunyai karakteristik fisik diantaranya tinggi H dan berat W yang merupakan dua elemen dasar dalam perhitungan biomekanika. Dimana H merupakan tinggi badan saat berdiri tegak dalam meter dan W merupakan berat badan dalam Newton. Tinggi dan berat badan kemudian akan dikonversikan untuk mendapatkan panjang dan berat dari tiap segmen tubuh. Hal ini akan memudahkan dalam pembuatan free body diagram FBD yang akan dikembangkan untuk menganalisa persoalan biomekanika. Konversi tinggi dan berat badan ke dalam segmen tubuh dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Konversi Tinggi dan Berat Badan ke Dalam Segmen Tubuh Segmen Tubuh Panjang Tiap Segmen dari tinggi badan Berat Tiap Segmen dari tinggi badan Kepala dan leher 17 8 Lengan bawah dan Tangan 20 2 Lengan Atas 20 3 Lengan 40 5 Kepala, leher, dan kedua lengan - 18 Thorax dan Abdomen 30 36 Pelvis - 16 Kaki dan betis 29 5 Paha 24 10 Kaki 53 15 Kepala, leher, kedua lengan, thorax, abdomen, dan pelvis - 60 Satu kaki dan pelvis - 25 Sumber : Human Factors Engineering : “Chandler Allen Philips” ;2004 Universitas Sumatera Utara Secara umum, tubuh manusia merupakan kombinasi dari sejumlah besar partikel. Analisis ini mempertimbangkan ukuran tubuh yaitu tinggi dan berat badan serta gaya yang bekerja pada partikel yang berbeda sehingga gaya luar akan diterapkan pada titik-titik yang berbeda. Gaya yang bekerja pada tubuh dibagi menjadi dua jenis yaitu gaya eksternal dan gaya internal. Gaya eksternal merupakan gaya yang berasal dari sistem yang berada di luar tubuh. Gaya eksternal sangat mempengaruhi perubahan kesetimbangan tubuh. Gaya internal adalah gaya yang berasal dari dalam tubuh, misalnya sistem otot yang bekerja karena adanya pembebanan eksternal. Untuk mengetahui gaya eksternal dan internal yang terjadi pada tubuh, maka digunakan prinsip kesetimbangan berdasarkan hukum Newton. Menurut hukum pertama Newton, tubuh dikatakan dalam keadaan setimbang apabila gaya luar yang bekerja pada saat itu adalah sama dengan nol. Untuk pergerakan dalam dua dimensi pada koordinat x dan y, persamaannya adalah sebagai berikut Chandler Allen Philips, 2000: ∑ = 0 Fx 1 ∑ = 0 Fy 2 Bila menggunakan kondisi kesetimbangan translasi, misalnya, kondisi kesetimbangan ke arah y, gaya yang bekerja pada arah y positif membawa tanda positif dan gaya yang bekerja dalam arah y negatif harus membawa tanda negatif, begitu juga sebaliknya apabila gaya bekerja pada sumbu x Universitas Sumatera Utara Agar tubuh mencapai kesetimbangan rotasi, momen eksternal pada sumbu sembarang yang terletak pada titik dalam tubuh harus sama dengan nol. Untuk sistem gaya luar yang bekerja pada bidang x dan y, dan menunjukkan bahwa M sebagai asal, maka kondisi kesetimbangan rotasi adalah: ∑ = 0 M 3 Menurut hukum kedua Newton, gaya dapat menyebabkan perubahan gerak benda. Benda yang bergerak dapat berhenti jika dikenai gaya ditahan dan benda diam dapat bergerak jika dikenai gaya didorong. Jika massa benda tetap dan gaya yang mengenainya diperbesar, percepatan yang terjadi makin besar. Jika massa benda tetap dan gaya yang mengenainya diperbesar, percepatan yang terjadi makin besar. Jika massa benda diperbesar dan gaya yang mengenainya tetap, percepatan yang terjadi makin kecil. Secara Matematis, dapat dituliskan persamaan : ∑ = ma F Dimana : F = gaya N a = percepatan ms 2 m = massa benda kg Apabila percepatan benda konstan, maka dapat dikatakan tidak ada gaya luar yang bekerja. Berarti benda dalam keadaan diam, dan kedaan seperti ini sesuai dengan hukum kelembaman benda atau hukum pertama pertaman Newton. Universitas Sumatera Utara Sebenarnya hukum kedua ini tidaklah jauh berbeda dengan hukum pertama keduanya membicarakan gerak benda akibat pengaruh gaya yang bekerja pada benda. Pada hukum pertama kemungkinan keadaan benda adalah diam atau bergerak dengan kecepatan konstan. Berarti bahwa benda dalam keadaan diam yang berarti tidak ada perpindahan.

3.6.2. Free Body Diagram FBD

Untuk menganalisis gaya dan momen-momen yang bekerja pada tubuh dalam dua dimensi untuk kondisi kesetimbangan statis, maka digunakan prosedur sebagai berikut Chandler Allen Philips, 2000 : 1. Gambarkan Free Body Diagram FBD dari unsur-unsur sistem dan gaya eksternal yang diketahui. 2. Membentuk sistem koordinat x dan y yang menunjukkan arah positif untuk gerakan transilasi dan rotasi, kemudian menyelesaikan semua gaya eksternal dari tiap komponen disepanjang sumbu orthogonal. 3. Untuk setiap Free Body Diagram FBD berlaku kondisi kesetimbangan translasi dan rotasi. Untuk permasalahan keseimbangan statis, maka belaku persamaan 1, 2, dan 3. 4. Menyelesaikan persamaan dari parameter yang tidak diketahui. Pastikan untuk menyertakan arah dan unit yang benar dari gaya dan momen pada saat menyelesaikan persamaan. Berikut merupakan gambar free body diagram dari tiap-tiap segmen tubuh: Universitas Sumatera Utara

1. Free Body Diagram untuk Lengan Bawah

Sumber : Chandler Allen Philips Human Factors Engineering, 2000 Gambar 3.2. Lengan Bawah dan Free Body Diagram 2. Free Body Diagram untuk Lengan Atas Sumber : Chandler Allen Philips Human Factors Engineering, 2000 Gambar 3.3. Lengan Atas dan Free Body Diagram 3. Free Body Diagram untuk Punggung Sumber : Chandler Allen Philips Human Factors Engineering, 2000 Gambar 3.4. Punggung dan Free Body Diagram Universitas Sumatera Utara

4. Free Body Diagram untuk Paha dan Betis

Sumber : Chandler Allen Philips Human Factors Engineering, 2000 Gambar 3.5. Paha, Betis Free Body Diagram 5. Free Body Diagram untuk Kaki Sumber : Chandler Allen Philips Human Factors Engineering, 2000 Gambar 3.6. Kaki dan Free Body Diagram

3.7. Rapid Upper Limb Assessment RULA

RULA Rapid Upper Limb Assessment merupakan suatu metode penelitian untuk meginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan diberi dengan skor yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk Universitas Sumatera Utara mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko risk factors. Metode ini didesain untuk menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskeletal yang kemungkinan dapat menimbulkan gangguan pada anggota tubuh bagian atas. Dalam mempermudah penilaiannya maka tubuh dibagi atas 2 segmen yaitu grup A terdiri atas lengan atas upper arm, lengan bawah lower arm, dan pergelangan tangan wrist, sedangkan grup B terdiri dari leher neck, punggung trunk, dan kaki legs. Berikut ini adalah penilaian postur kerja berdasarkan metode RULA. a. Grup A 1. Upper Arm lengan atas Gambar 3.7. Sudut Lengan Atas Tabel 3.4. Penilaian Lengan Atas Lengan Atas Pergerakan Skor Skor Berubah : +1 jika batang tubuh berputarbengkokbung kuk 20 fleksi dan ekstensi 1 20 ekstensi, 20-45 fleksi 2 45-90 3 90 4 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 2. Lower Arm lengan bawah Gambar 3.8. Sudut Lengan Bawah Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5. Penilaian Lengan Bawah Lengan Bawah Pergerakan Skor 60-100 1 60 atau 100 2 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 3. Wrist pergelangan tangan Gambar 3.9. Sudut Pergelangan Tangan Tabel 3.6. Penilaian Pergelangan tangan Pergelangan tangan Pergerakan Skor Skor Berubah : Jika pergelangan tangan menjauhi sisi tengah Posisi Netral 1 0-15 fleksi atau ekstensi 2 15 fleksi atau ekstensi 3 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 4. Wrist Twist Putaran Pergelangan Tangan Kriteria untuk penilaian putaran pergelangan tangan wrist twist dapat dilihat pada Tabe 3.7. Tabel 3.7. Penilaian Putaran Pergelangan tangan Lengan Bawah Pergerakan Skor Posisi tengah dari putaran 1 Pada atau dekat dari putaran 2 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 a. Grup B 1. Trunk batang tubuh Gambar 3.10. Sudut Batang Tubuh Universitas Sumatera Utara Tabel 3.8. Penilaian Batang Tubuh Batang Tubuh Pergerakan Skor Skor Berubah : +1 jika batang tubuh berputarbengkokbung kuk Posisi Normal 1 0-20 2 20-60 3 60 4 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 2. Neck leher Gambar 3.11. Sudut Leher Tabel 3.9. Penilaian Leher Leher Pergerakan Skor Skor Berubah : +1 jika leher berputarbengkok 0-10 1 10-20 2 20 3 Ekstensi 4 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 3. Legs kaki Gambar 3.12. Sudut Kaki Tabel 3.10. Penilaian Kaki Kaki Pergerakan Skor Skor Berubah : +1 jika lutut 30-60 +2 jika lutut 60 Posisi normalseimbang berjalan duduk 1 Bertumpu pada satu kaki lurus 2 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai yang didapat dari grup A yang terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan, maka skor untuk Grup A dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11. Skor untuk Grup A Upper Arms Lower Arms Wrist 1 2 3 4 Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5 3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5 4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6 5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8 6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 Universitas Sumatera Utara Pertimbangan lain yang harus diperhitungkan untuk penilaian RULA adalah nilai beban dan aktivitas. Nilai untuk beban dapat dilihat pada Tabel 3.12, nilai aktivitas dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3.12. Penilaian Beban dan Kekuatan Beban dan Kekuatan Pergerakan Skor Skor Berubah : +1 Jika kekuatan cepat 5kg 2-10 kg 1 10kg 2 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 Tabel 3.13. Skor Aktivitas untuk Elemen Gerakan I Aktivitas Skor Keterangan Postur Statik +1 Satu atau lebih bagian tubuh statis Pengulangan +1 Tindakan pengulangan mencapai 4 kali menit Sumber : Hasil Pengolahan Berdasarkan nilai yang didapat dari grup B yang terdiri dari batang tubuh, leher dan kaki, maka skor untuk Grup B dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14. Skor untuk Grup B Trunk 1 2 3 4 5 6 Legs Legs Legs Legs Legs Legs Neck 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 Universitas Sumatera Utara Skor C RULA merupakan matriks perpotongan antara skor pada grup A dan skor pada grup B. Skor C RULA akan menentukan level resiko postur kerja, skor C RULA dapat dilihat pada Tabel 3.15, sedangkan level tindakan RULA dapat dilihat pada Tabel 3.16. Tabel 3.15. Skor C RULA Skor Grup A Skor Grup B 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7 +8 5 5 6 7 7 7 7 Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 Tabel 3.16. Skor dan Level Tindakan RULA Skor RULA Level Resiko Tindakan 1-2 Minimum Aman 3-4 Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan 5-6 Sedang Tindakan salam waktu ekat 7 Tinggi Sekarang juga Sumber : Hand Book of Human Factors Engineering “ Stanton, dkk”, 2004 Universitas Sumatera Utara

3.8. Anthropometri