Analytic Hierachy Process AHP

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Analytic Hierachy Process AHP

Metoda Analytic Hierachy Process AHP dikembangkan oleh Prof . Thomas Lorie Saaty dari Wharton School untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai altenatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh suatu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang dan berbagai kepentingan. Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah: 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas pengambilan keputusan. 4. Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambil keputusan dan akomodasi untuk atribut atribut baik kuantitatif dan kualitatif. 5. Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten dibandingkan dengan metode metode lainnya. 6. Metode pengambilan keputusan AHP memiliki sistem yang mudah dipahami dan digunakan. Ketika metoda lain tidak dapat menghasilkan suatu prioritas, AHP dapat menyederhanakan proses tersebut dengan bahasa formula matematikanya. AHP juga dapat Universitas Sumatera Utara mendorong adanya penilaian fokus pada isu permasalahan. Metodologinya yang sistematik dapat mendorong pelaku penilaian memberikan penilaian yang konsisten. Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan sebelumnya, metode AHP juga memiliki beberapa kelemahan penggunaan, antara lain sebagai berikut: 1. Responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam expert mengenai permasalahan dan tentang AHP itu sendiri 2. AHP tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandang yang tajam ekstrim di kalangan responden. AHP mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari : 1 Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah x kali lebih penting daripada B maka B adalah 1x kali lebih penting dari A. 2 Homogenity, artinya kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relavan jika membandingkan dalam hal berat. 3 Dependence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan atau pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas, artinya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen diatasnya. 4 Expectation, yang artinya menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan prefensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatf. Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain: 1 Decomposition; Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur-unsurnya ke dalam bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan Universitas Sumatera Utara pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatagorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya gambar 2.1, sementara hirarki keputusan incomplete kebalikan dari hirarki yang complete. Bentuk struktur dekomposisi yakni : • Tingkat pertama : Tujuan keputusan Goal • Tingkat kedua : Kriteria-kriteria • Tingkat ketiga : Altenatif-alternatif Gambar 2.1 Struktur Hirarki 2 Comparative judgement Comparative judgement dilakukan dengan membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk setiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah equal TUJUAN Kriteria I Kriteria M Kriteria III Kriteria II 1 2 N 1 2 N 1 2 N … … … … 1 2 N … Alternatif Universitas Sumatera Utara importance sampai skala 9 yang menunjukkan tingkatan paling tinggi extreme importance 3 Synthesis of Priority Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vektor method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan keputusan 4 Logical consistency Logical consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan maengagregasikan seluruh eigen vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan.

2.2 Proses Penentuan Prioritas dengan Metode AHP