Perumusan Masalah Batasan Masalah Tinjauan Pustaka

Kemampuan pembangunan infrastruktur di kabupaten propinsi Sumatera Utara mengalami kendala yang klasik yaitu keterbatasan dana selain itu bantuan strategis dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi kepada kabupaten dalam pengelolahan infrastruktur juga terbatas. Untuk mengatasi keterbatasan dana pembangunan infrastruktur tersebut, pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama guna menciptakan skemaiklim investasi yang kondusif. Dalam hal investasi, selain pemerintah, para investor memegang peranan yang sangat penting. Bagi pihak investor, menentukan daerah tempat berinvestasi merupakan keputusan yang sangat penting. Para investor tentunya memerlukan rangking kabupaten sebagai indikator bagi mereka untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya perangkingan ini dapat dilihat daerah mana yang infrastrukturnya sudah memadai dan yang masih memerlukan pembenahan. Permasalahannya adalah Sumatera Utara belum memiliki rangking kabupaten berdasarkan nilai infrastruktur. Penelitian ini mencoba menentukan rangking Kabupaten Propinsi SumateraUtara berdasarkan nilai infrastruktur. Kebutuhan untuk merangking kabupaten Propinsi Sumatera Utara berdasarkan nilai infrastruktur dapat dipenuhi dengan Metode Analitic Hierarchy process AHP. AHP merupakan metode yang tepat dalam merangking kabupaten berdasarkan nilai infrastruktur, dengan memberi kerangka yang terorganisir, kompleks sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan yang efektif atas masalah-masalah dengan melibatkan sejumlah preferensi dari responden, kriteria pilihan serta penyediaan suatu skala penilaian tertentu yang disusun dalam suatu kuesioner sehingga hasil dari evaluasi dengan metode proses hirarki ini dapat memberikan hasil optimal.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana memperoleh rangking Kabupaten Propinsi Sumatera Utara berdasarkan nilai infrastruktur menggunakan Analitic Hirarchy Process AHP”. Universitas Sumatera Utara

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membuat batasan yang akan dibahas, yaitu: 1. Kriteria yang digunakan dalam merangking kabupaten propinsi Sumatera Utara adalah : Jaringan Air Bersih, Jalan Jembatan, Jaringan Irigasi, Jaringan Listrik, Jaringan Telepon, Sarana Kesehatan, dan Terminal 2. Ke-18 Kabupaten Yang dirangking yaitu: Kabupaten Nias, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang, Langkat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir dan Serdang Bedagai 3. Responden dibatasi hanya para pakar dan praktisi yang memahami benar tentang infrastruktur 4. Metode analisa yang digunakan adalah Analitic Herarchy Process AHP 5. Diasumsikan bahwa kondisi keamanan, hukum, politik di setiap kabupaten adalah sama.

1.4. Tinjauan Pustaka

AHP mulai dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. T. Lorie Saaty menguraikan metode AHP yang menjelaskan tentang pemodelan permasalahan secara bertingkat yang terdiri dari kriteria dan alternatif. AHP dapat memecahkan masalah yang kompleks atau tidak berkerangka dengan aspek atau kriteria yang cukup banyak. Kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidak pastian persepsi pengambilan keputusan, serta ketidakpastian tersedianya atau bahkan tidak ada sama sekali data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak mungkin dicatat Universitas Sumatera Utara secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa model- model lainnya ikut dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan dengan pendekatan AHP, khususnya dalam memahami para pengambil keputusan individual pada saat proses penerapan pendekatan ini Yahya,1995.

1.5. Tujuan Penelitian