Pengujian Heterokedastisitas Pengujian Multikolinieritas

1. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal. 2. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.25410551 Most Extreme Differences Absolute .156 Positive .066 Negative -.156 Kolmogorov-Smirnov Z 1.165 Asymp. Sig. 2-tailed .132 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.0 2010 Pengambilan keputusan: Tabel 4.7 terlihat bahwa Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,132 dan diatas nilai signifikan 5 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas Universitas Sumatera Utara adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. a. Model grafik Hipotesis: 1 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas Gambar 4. 3 Scatterplot Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.0 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Model Glejser Menentukan kriteria keputusan: 1. Jika nilai signifikan 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika nilai signifikan 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.8 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.051 1.944 -.541 .591 Peserta .130 .129 .153 1.003 .321 Instruktur -.172 .099 -.348 -1.745 .087 Materi .119 .114 .185 1.044 .301 Fasilitas .152 .143 .175 1.065 .292 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.0, 2010 Tabel 4.8 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3. Pengujian Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah Universitas Sumatera Utara multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.962 3.007 2.315 .025 Peserta -.171 .200 -.106 -.857 .395 .786 1.272 Instruktur .338 .153 .358 2.213 .031 .460 2.176 Materi .140 .176 .114 .794 .431 .583 1.715 Fasilitas .490 .221 .295 2.214 .031 .677 1.477 a. Dependent Variable: KualitasKerja Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.0, 2010 Hasil pengujian: Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor VIF 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

C. Analisis Deskriptif