Uji Asumsi Klasik Koefisien Determinasi R

a. H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Peserta X 1 , Instruktur X 2 , Materi X 3 dan Fasilitas X 4 terhadap variabel terikat yaitu Kualitas kerjaY. b. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Peserta X 1 , Instruktur X 2 , Materi X 3 dan Fasilitas X 4 terhadap variabel terikat yaitu Kualitas kerjaY.

3. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R 2 ≥ 1 . Jik a R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu Peserta X 1 , Instruktur X 2 , Materi X 3 dan Fasilitas X 4 adalah besar terhadap variabel terikat yaitu Kualitas kerja Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu Peserta X 1 , Instruktur X 2 , Materi X 3 dan Fasilitas X 4 terhadap variabel terikat yaitu Kualitas kerja Y semakin kecil Sugiyono, 2007:186.

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terjadi masalah multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Nilai yang umum dipakai untuk Tolerance 0,1 sedangkan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Choyimah 2005 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengembangan pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang. Besarnya pengaruh tersebut adalah 32,2 Sedangkan sisanya 67,8 dipengaruhi oleh faktor lain. Nasution 2004 tentang ”Hubungan pengembangan karyawan dalam meningkatkan produktivitas kerja pada PT.PLN PERSERO Wilayah II SUMUT.” penulis membuat kesimpulan bahwa pelaksanaan program pengembangan karyawan pada PT.PLN PERSERO Wilayah II SUMUT telah berjalan dengan baik dan penulis mengharapkan agar pendidikan dan latihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan karyawannya dibidang pekerjaannya masing-masing agar produktivitaskerja sesuai dengan yang diharapkan.

B. Pengembangan karyawan 1. Pengertian Pengembangan Karyawan

Pengembangan Pegawai adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai sesuai dengan kebutuhan pekerjaanjabatan melalui pendidikan dan latihan Hasibuan 2000:69. Universitas Sumatera Utara