8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963 tentang tabungan asuransi pegawai negeri PN.
Taspen. 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1971 tentang asuransi angkatan bersenjata Republik Indonesia ASABRI.
10. Surat Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968 tentang asuransi kesehatan Askes untuk
pegawai negeri dan pensiunan beserta keluarganya.
D. Pihak-pihak dalam Asuransi
Untuk mengetahui pihak-pihak yang dapat dikualifikasikan sebagai subyek asuransi maka ada baiknya terlebih dahulu diketahui pengertian dari subyek hukum itu sendiri, yang
dimaksud dengan subyek hukum adalah sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban yang terdiri dari manusia dan badan hukum.
40
Sedangkan menurut Sudikno Mertokusumo, bahwa subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh, mempunyai atau menyandang hak dan kewajiban. Kewenangan untuk
dapat menyandang hak dan kewajiban itu disebut kewenangan hukum.
41
Di dalam suatu perjanjian selalu ada dua macam subyek hukum yaitu di satu pihak seorang atau suatu badan hukum yang mendapat beban kewajiban untuk melakukan sesuatu dan
di lain pihak ada seorang atau badan hukum yang mendapat hak atas pelaksanaan kewajiban itu. Oleh karena itu di dalam setiap perjanjian selalu ada pihak berkewajiban dan pihak berhak.
42
Akan tetapi berbeda halnya dalam perjanjian asuransi yang merupakan perjanjian timbal balik wederkering overeenkomst, dimana satu pihak tidak selalu menjadi pihak yang berhak,
40
Djanius Djamin, Bahan Dasar Hukum Asuransi, Medan: STIE Tri Karya, 1994, hal. 30.
41
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 2003, hal. 74.
42
Djoko Prakoso, et.,al. Op.Cit, hal.102.
Universitas Sumatera Utara
melainkan dari sudut lain mempunyai beban kewajiban juga terhadap pihak yang lain, yang dengan demikian tidak selalu menjadi pihak berwajib melainkan menjadi pihak yang berhak pula
terhadap kewajiban dari pihak pertama yang harus dilaksanakan. yang disebut sebagai Penanggung dan Tertanggung di dalam perjanjian asuransi
43
Sahnya suatu perjanjian asuransi adalah harus dibuat oleh pihak-pihak yang berkompeten mampu, berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata ada tiga 3 kelompok orang yang
dianggap tidak mampu kompeten yaitu : anak-anak yang belum dewasa, orang-orang yang secara mental tidak kompeten mampu dan wanita bersuami.
44
43
Ibid., hal. 102-103
44
Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hal. 102.
Jadi dalam setiap mengadakan perjanjian asuransi haruslah sekurang-kurangnya terdiri dari dua pihak subyek, dimana pihak yang satu disebut sebagai penanggung dan pihak yang
lain disebut pihak tertanggung, dimana kedua pihak tersebut saling melengkapi dan sama-sama harus ada dalam suatu perjanjian asuransi.
Subyek hukum dalam asuransi adalah sebagai berikut: 1. Pihak Penanggung
Penanggung adalah pihak terhadap siapa diperalihkan risiko yang seharusnya dipikul sendiri oleh tertanggung karena menderita kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa yang
tidak tertentu. Risiko ini hanya diperalihkan kepadanya berdasarkan adanya premi yang juga dinikmatinya, jadi pihak penanggung mengikatkan dirinya untuk menanggung risiko apabila ia
menikmati suatu premi. penanggung harus berbentuk perusahaan badan hukum berupa PT perseroan, koperasi
2. Pihak Tertanggung
Universitas Sumatera Utara
Pihak tertanggung adalah orang-orang yang berkepentingan dalam mengadakan perjanjian asuransi sebagai pihak yang berkewajiban untuk membayar premi kepada
penanggung, sekaligus atau berangsur-angsur. Dengan tujuan akan mendapat penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum
tentu terjadi. tertanggung dapat berstatus sebagai perseorangan, persekutuan atau badan hukum dan harus pihak yang berkepentingan atas obyek yang diasuransikan
Sedangkan pihak-pihak dalam asuransi kecelakaan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 dan 34 Tahun 1964 adalah sebagai berikut:
45
1. Pengusahapemilik alat angkutan lalu lintas jalan atau alat angkutan penumpang di darat, laut
maupun udara sebagai pihak yang diwajibkan membayar premi. 2.
Perusahaan Negara yang ditunjuk oleh menteri keuangan khusus untuk itu sebagai penanggung, menjalankan hak sebagai penerima premi dan menjalankan kewajiban sebagai
pembayar santunan, dimana sebagai pelaksananya adalah PT persero asuransi kerugian Jasa Raharja.
3. Masyarakatsetiap orang yang menjadi korban kecelakaan angkutan umumpenumpang di
darat, laut maupun udara dan korban kecelakaan lalu lintas jalan sebagai tertanggung penerima santunan.
E. Tujuan Asuransi