3. Membayar ganti kerugian berdasarkan surat-surat bukti
4. Menolak pembayaran ganti kerugian pertanggungan
Sehingga PT Jasa Raharja mempunyai peranan penting untuk memberikan jaminan atas kemungkinan terjadinya kecelakaan kepada orang yang sedang melakukan perjalanan dengan
mengunakan alat angkutan penumpang umum. Jaminan mulai berlaku sejak penumpang naik alat angkutan penumpang umum dan berakhirnya saat turunnya penumpang ditempat tujuan sesuai
dengan ticket yang berlaku, mengenai saat mulai dan berakhirnya pertanggungan tercantum dalam Pasal 10 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965
Jaminan yang diberikan oleh PT Jasa Raharja adalah berupa ganti kerugian sebagai akibat langsung dari kecelakaan dalam hal:
71
1. Korban meninggal dunia dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan
2. Korban mengalami cacat tetap dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan
pengertian cacat tetap dmenurut ketentuan ini dapat dilihat dalam pasal 10 2 sub b Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1965 “bila suatu anggota badan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3 sub a pasal ini hilang atau tidak dapat dipergunakannya sama sekali dan tidak dapat sembuhpulih untuk selama-lamanya ”
3. Biaya perawatan dan pengobatan dokter yang diperlukan untuk penyembuhan korban selama
waktu paling lama 365 hari. Yang mendapat jaminan menurut ketentuan ini adalah
a. Semua biaya-biaya perawatan dan pengobatan dokter yang diperlukan untuk penyembuhan
korban. b.
Perawatan dan pengobatan dokter sebagai akibat langsung dari kecelakaan . c.
Biaya-biaya perawatan dan pengobatan tersebut meliputi : pertolongan pertama pada kecelakaan, honorarium dokter, alat-alat pembalut dan obat atas resep dokter serta perawatan
dalam rumah sakit dan photo rontgen pembedahan dan lain-lain yang menurut dokter diperlukan untuk penyembuhan korban. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli
anggota-anggota badan buatan seperti: kakitangan palsu, gigimata palsu dan lain sebagainya dikecualikan dari ketentuan ini.
E. Dasar Hukum Asuransi kecelakaan
71
Radiks Purba Asuransi Angkutan Laut., op.cit., Hal 335-336
Universitas Sumatera Utara
Seperti kita ketahui bahwa pemerintah bersama-sama dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat berhasil melahirkan dua buah produk undang-undang yang secara khusus
untuk memberikan perlindungan bagi korban kecelakaan yaitu, pertama Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang jo Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Kedua, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan :
1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan
penumpang, yang pada prinsipnya menetapkan bahwa setiap penumpang yang sah dari alat angkutan penumpang umum seperti bis, non bis, kereta api, pesawat terbang milik
perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan pelayaran nasional, kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan wajib membayar iuran melalui pengusahapemilik alat
angkutan yang bersangkutan untuk menutup kerugian keuangan akibat kecelakaan penumpang selama dalam perjalanan sehingga dalam tiket iuran wajib tersebut telah di
satukan.
72
Pengusahapemilik alat angkutan penumpang umum dilarang menjual karcis atau tiket penumpang umum, tanpa sekaligus memungut iuran wajib Pasal 5 Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 1965. Iuran wajib sebagai premi Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang ASKEP semata-mata dibuktikan dengan kupon pertanggungan yang bentuk dan hal-hal
lainnya ditentukan oleh Menteri Keuangan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965.
72
Nurhaida Aroyad, Op.Cit.,. Hal.25
Universitas Sumatera Utara
Setiap kali diminta, kupon tersebut wajib diperlihatkan kepada petugas yang berwewenang oleh setiap penumpang bagi perjalanan yang hendak, sedang atau baru saja selesai ditempuh
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965. Dalam praktik sekarang kupon tanda bukti tersebut tidak diterbitkan tersendiri, melainkan sudah tertulis pada karcis atau tiket
penumpang. Pengusahapemilik alat angkutan penumpang umum tersebut wajib menyetorkan kepada PT
asuransi kerugian Jasa Raharja persero, iuran wajib tersebut di atas digunakan untuk mengganti kerugian dalam hal korban meninggal dunia, mengalami cacat tetap dan luka-luka
sehingga perlu perawatan atau pengobatan. 2.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang dana kecelakaan lalu lintas jalan, yang pada prinsipnya menetapkan bahwa:
Setiap pemilikpemegang kendaraan bermotor, diwajibkan memberikan sumbangan setiap tahunnya, yang pelunasannya dilaksanakan bersamaan dengan pengurusan surat-surat tanda
nomor kendaraan atau STNK. Pemegangpemilik sepeda motor dengan 50 cc atau kurang, kendaraan ambulan, pemadam
kebakaran, kendaraan jenazah dan kereta api dibebaskan dari sumbangan wajib.Sumbangan wajib tersebut digunakan untuk membayar dana santunan bagi korban yang ditabrak oleh
kendaraan bermotor di jalan raya.
73
Dengan dibentuknya dan telah diberlakukannya peraturan ini, maka selain dari perusahaan yang telah ditunjuk untuk mengelolanya, tidak dibenarkan atau dilarang bagi pihak-pihak lain
untuk menjual pertanggungan kecelakaan diri kepada penumpang-penumpang alat angkutan penumpang umum secara langsung atau melalui pengusahapemilik alat angkutan
73
Radiks Purba, Asuransi Angkutan Laut, Op.Cit., hal. 334.
Universitas Sumatera Utara
penumpang umum yang bersangkutan secara wajib atau sebagai syarat pengangkutannya Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965.
74
Dengan perkatan lain selain PT asuransi kerugian Jasa Raharja persero tidak ada badan perusahaan lain yang diperbolehkan menjual pertanggungan kecelakaan kepada penumpang,
yang sifat penjualannya dari pertanggungan tersebut adalah wajib atau sebagai syarat untuk menjadi penumpang.
Jaminan bagi korban atau ahli waris korban kecelakaan lalu lintas jalan diberikan kepada setiap orang yang berada di luar alat angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan kecelakaan,
yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut sebagai demikian, diberi hak atas suatu pembayaran dari dana kecelakaan lalu lintas jalan.
74
Nurhaida Aroyad., Op.Cit., hal. 26-27
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PELAKSANAAN ASURANSI SOSIAL PADA PT JASA RAHARJA