Pihak tertanggung adalah orang-orang yang berkepentingan dalam mengadakan perjanjian asuransi sebagai pihak yang berkewajiban untuk membayar premi kepada
penanggung, sekaligus atau berangsur-angsur. Dengan tujuan akan mendapat penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum
tentu terjadi. tertanggung dapat berstatus sebagai perseorangan, persekutuan atau badan hukum dan harus pihak yang berkepentingan atas obyek yang diasuransikan
Sedangkan pihak-pihak dalam asuransi kecelakaan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 dan 34 Tahun 1964 adalah sebagai berikut:
45
1. Pengusahapemilik alat angkutan lalu lintas jalan atau alat angkutan penumpang di darat, laut
maupun udara sebagai pihak yang diwajibkan membayar premi. 2.
Perusahaan Negara yang ditunjuk oleh menteri keuangan khusus untuk itu sebagai penanggung, menjalankan hak sebagai penerima premi dan menjalankan kewajiban sebagai
pembayar santunan, dimana sebagai pelaksananya adalah PT persero asuransi kerugian Jasa Raharja.
3. Masyarakatsetiap orang yang menjadi korban kecelakaan angkutan umumpenumpang di
darat, laut maupun udara dan korban kecelakaan lalu lintas jalan sebagai tertanggung penerima santunan.
E. Tujuan Asuransi
Setiap orang yang memiliki suatu benda tentu menghadapi suatu risiko bahwa nilai dari miliknya itu akan berkurang baik karena hilangnya benda itu, maupun karena kerusakan atau
karena musnah terbakar atau karena sebab lainnya. Banyak diantara sebab-sebab yang menjadikan pengurangan nilai itu dapat dicegah dan sudah diharapkan akan terjadinya, tetapi
45
Nurhaida Aroyad, Op.Cit, hal. 22.
Universitas Sumatera Utara
banyak juga sebab-sebab yang mengurangi nilai benda itu mempunyai sifat yang tidak dapat diharapkan lebih dahulu.
Menurut Emmy Pangaribuan Simanjuntak, asuransi itu mempunyai tujuan pertama-tama ialah : mengalihkan segala risiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat
diharapkan terjadinya itu kepada orang lain yang mengambil risiko itu untuk mengganti kerugian
46
Menurut Sri Rejeki Hartono, asuransi atau pertanggungan adalah suatu usaha guna menanggulangi adanya risiko.
47
Menurut Gunanto “risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu kerugian atau batalnya seluruh atau sebahagian dari suatu keuntungan yang semula diharapkan karena suatu kejadian di
luar kuasa manusia kesalahan sendiri atau perbuatan manusia lain”. Dari pengertian tersebut berarti bahwa secara luas siapapun pasti
mengandung dan mempunyai risiko. Pertanggungan mempunyai tujuan yang utama yaitu mengalihkan risiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat diharapkan terjadinya
itu kepada orang lain yang mengambil risiko untuk mengganti kerugian.
48
Sedangkan risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidak-pastian dari kerugian financial atau
kemungkinan terjadinya kerugian.
49
Menurut Abdulkadir Muhammad, bahwa tujuan asuransi adalah sebagai berikut:
50
Tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya dan terhadap jiwanya. jika bahaya tersebut menimpa harta kekayaan atau jiwanya, dia akan
1. Pengalihan Risiko
46
Djanius Djamin, Op.Cit., hal. 8.
47
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika, 2001, hal. 13.
48
Salusra Satria, Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia, Jakarta: fakultas ekonomi UI, 1994, hal. 10.
49
Bagus Irawan, Hukum Kepailitan Perusahaan dan Asuransi, Bandung: PT Alumni, 2007, hal. 105.
50
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia., Op.Cit, hal.12.
Universitas Sumatera Utara
menderita kerugian material atau korban jiwa atau cacat raganya. Secara ekonomi kerugian material atau korban jiwa atau cacat raganya akan mempengaruhi perjalanan hidup seseorang
atau ahli warisnya. Tertanggung sebagai pihak yang terancam bahaya merasa berat memikul beban risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Asuransi sebagai alat pengalihan risiko artinya asuransi dapat dipakai sebagai salah satu wahana untuk mengadakan pengalihan risiko, dimana risiko pihak yang satu tertanggung
dialihkan kepada pihak lain penanggung yang peralihannya dilakukan dengan suatu perjanjian
51
Untuk mengurangi atau menghilangkan beban risiko tersebut, pihak tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada pihak lain yang bersedia mengambil-alih beban risiko
ancaman bahaya dan dia sanggup membayar kontra prestasi yang disebut premi. Dalam dunia bisnis perusahaaan asuransi selalu siap menerima tawaran dari pihak tertanggung untuk
megambil alih risiko dengan imbalan pembayaran premi. Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengacam harta kekayaanya atau jiwanya. Dengan
membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi penanggung sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung. Apabila sampai berkahirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa
yang merugikan penangggung beruntung memiliki dan menikmati premi yang telah diterimanya dari tertanggung.
52
Dalam hal tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka tidak ada masalah terhadap risiko yang ditanggung oleh penanggung. Dalam praktiknya tidak senantiasa bahaya
yang mengacam itu sungguh-sungguh terjadi. Ini merupakan kesempatan baik bagi penanggung 2. Pembayaran Ganti Kerugian
51
Sri Redjeki Hartono, “Reasuransi Kebutuhan yang tidak dapat Dikesampingkan oleh Penanggung Guna Memenuhi Kewajibannya terhadap Tertanggung”: Semarang, 1989. Hal.61.
52
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia., Op.Cit, hal.12-13.
Universitas Sumatera Utara
mengumpulkan premi yang dibayar oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri kepadanya. Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan
kerugian risiko berubah menjadi kerugian, maka kepada tertanggung yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian
3. Pembayaran Santunan Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas sukarela
antara penanggung dan tertanggung voluntary insurance, tetapi undang-undang mengatur asuransi yang bersifat wajib compulsory insurance, artinya tertanggung terikat dengan
penangggung karena perintah undang-undang bukan karena perjanjian, asurani jenis ini disebut asuransi social social security insrance. Asuransi sosial bertujuan melindungi masyarakat dari
ancaman bahaya kecelakaaan yang menagakibatkan kematian atau cacat tubuh, dengan membayar sejumlah kontribusi semacam premi, tertanggung berhak memperoleh perlindungan
dari ancaman bahaya. Tertanggung yang membayar kontribusi tersebut adalah mereka yang terikat pada suatu
hukum tertentu yang ditetapkan undang-undang, misalnya hubungan kerja, penumpang angkutan umum. Apabila mereka mendapat musibah kecelakaan dalam pekerjaanya atau selama angkutan
berlangsung. Mereka ahli warisnya akan memperoleh pembayaran santunan dari penanggung BUMN yang jumlahnya telah ditetapkan oleh undang-undang adalah untuk melindungi
kepentingan masyarakat, dan mereka yang terkena musibah diberi santunan sejumlah uang. 4. Kesejahteraan Anggota
Apabila beberapa orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan membayar kontribusi iuran kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu berkedudukan sebagai penanggung
sedangkan anggota perkumpulan berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota tertanggung, perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota tertanggung yang bersangkutan.
Wirjono Prodjodikoro menyebut asuransi seperti ini mirip dengan perkumpulan koperasi. asuransi ini merupakan asuransi saling menanggung omderlinge verzekering atau
asuransi usaha bersama mutual insurance yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan angggota.
53
Setelah ditelaah dengan seksama, asuransi saling menanggung tidak dapat digolongkan kedalam asuransi murni, melainkan hanya mempunyai unsur-unsur yang mirip dengan asuransi
kerugian atau asuransi jumlah. Penyetoran uang iuran oleh anggota perkumpulan semacam premi oleh tertanggung merupakan pengumpulan dana untuk kesejahteraan anggotanya atau
untuk mengurus kepentingan anggotanya misalnya bantuan upacara bagi anggotanya yang mengadakan selamatan, bantuan biaya penguburan bagi anggota yang meninggal dunia dan biaya
perawatan bagi anggota yang mengalami kecelakaan atau sakit, serta cacat tetap.
54
53
Ibid., hal. 15.
54
Ibid., hal.15
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN HUKUM ASURANSI SOSIAL PADA PT JASA RAHARJA