Pengertian Asuransi Sosial TINJAUAN HUKUM ASURANSI SOSIAL PADA PT JASA RAHARJA

BAB III TINJAUAN HUKUM ASURANSI SOSIAL PADA PT JASA RAHARJA

A. Pengertian Asuransi Sosial

Dalam nota keuangan dan rencana anggaran pendapatan dan belanja Negara tahun 19831984, disebutkan bahwa usaha di bidang asuransi dibagi dalam tiga 3 sektor, yaitu sektor asuransi kerugian, sektor asuransi jiwa dan sektor asuransi sosial. 55 Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi, berbeda dengan asuransi komersial dimana asuransi sosial hanya mencakup perlindungan dasar yang biasanya ditentukan dalam peraturan perundangan. 56 1. Semua pegawai negeri menjadi anggota asuransi kesehatan pegawai negeri keppres nomor 230 tahun 1968 dan untuk itu setiap bulan gaji pegawai negeri dipotong 2. Asuransi sosial pada umumnya dikelompokan bagi masyarakat tertentu sebagaimana dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan yaitu sebagai berikut: 55 Djoko Prakoso, Op.Cit.,hal. 338. 56 Herman Darmawi, Op.Cit, hal. 168. Universitas Sumatera Utara 2. Semua pegawai negeri wajib menjadi anggota tabungan dan asuransi pegawai negeri TASPEN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963, untuk itu setiap pegawai negeri harus membayar iuran yang langsung dipotong sebesar 3,25 dari gaji setiap bulan. 3. Semua karyawan perusahaan swasta dan BUMN wajib menjadi anggota asuransi sosial tenaga kerja ASTEK menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977, asuransi ini mencakup asuransi kecelakaan kerja, tabungan hari tua dan asuransi kematian. 4. Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan perkapalanpelayaran nasional, wajib membayar iuran melalui pengusahapemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan, berdasarkan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Robert I. mehr dan Emerson cammack dalam bukunya yang berjudul “Principle of Insurance” yang diterjemahkan oleh A.Hasymi dengan judul “Bidang Usaha Asuransi”, memberikan definisi tentang asuransi pemerintah atau asuransi sosial adalah suatu alat untuk menghimpun risiko dengan pemindahannya kepada oraganisasi yang biasanya adalah organisaasi pemerintah, yang diharuskan oleh undang-undang untuk memberikan manfaat keuangan atau pelayanan kepada atas nama orang yang diasuransikan itu pada waktu terjadinya kerugian- kerugian tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. 57 Sedangkan menurut Prof. Emmy Pangaribuan Simajuntak memberikan istilah asuransi wajib bagi asuransi sosial. Asuransi sosial dinamakan asuransi wajib oleh karena adanya salah satu pihak kepada pihak lain di dalam mengadakan perjanjian dimonopoli oleh pemerintah jadi pemerintah dalam hal ini sebagai penanggung tetapi didasarkan atas pertimbangan untuk 57 Djanius Djamin, Bahan Dasar Hukum Asurans, Medan: STIE Tri Karya, 1993, hal. 70-71 Universitas Sumatera Utara melindungi golongan ekonomi lemah dari bahaya yang menimpanya dan selain itu dimaksudkan untuk mengumpulkan dana. 58 Pada dasarnya asuransi sosial hampir sama dengan asuransi pada umumnya, tetapi harus ada satu unsur lagi yaitu adanya unsur wajib. Sehingga unsur asuransi sosial adalah: 59 1. Penanggung biasanya suatu organisasi di bawah wewenang pemerintah. 2. Tertanggung biasanya masyarakat luas anggotagolongan masyarakat tertentu. 3. Risiko suatu kerugian yang sudah diatur dan ditentukan lebih dahulu. 4. Wajib berdasarkan suatu ketentuan undang-undang atau peraturan lain. Program asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. 60 Asuransi sosial di Indonesia pada umumnya meliputi bidang jaminan keselamatan angkutan umum, keselamatan kerja, dan pemeliharaan kesehatan. Program asuransi sosial diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN sesuai dengan ketentuan pasal 9 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Peraturan perundang-undangan yang mengatur asuransi sosial adalah sebagai berikut Asuransi sosial timbul karena suatu kebutuhan masyarakat akan terselenggarakannya suatu jaminan sosial social security, jadi karena adanya suatu kebutuhan masyarakat berhubung keadaan dan perkembangannya dimana suatu jaminan sosial itu sudah merupakan suatu hal yang demikian mendesak dan tidak dapat ditunda. 61 58 Ibid., hal.71. 59 Djoko Prakoso., op.cit., Hal.339. 60 Dr. Sentosa Sembiring, SH.MH, asuransi jaminan social, bandung: Nuansa aulia, 2006. hal.21. 61 Abdulkadir Muhammad Hukum Asuransi Indonesia.,Op.Cit., hal. 21-22 a. Asuransi sosial kecelakaan penumpang Jasa Raharja: Universitas Sumatera Utara 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang, peraturan pelaksananya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965. 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang dana kecelakaan lalu-lintas jalan b. Asuransi sosial tenaga kerja Astek: 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek. 2 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1990 tentang penyelenggaraan asuransi sosial tenaga kerja Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977. 3 Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang asuransi sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ASABRI 4 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang asuransi sosial Pegawai Negeri Sipil ASPNS c. Asuransi sosial pemeliharaan kesehatan ASKES 1 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri Sipil PNS, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian dan perundang-undangan asuransi sosial di samping ketentuan asuransi dalam KUHD, maka dianggap cukup memadai aturan hukum yang mengatur tentang usaha perasuransian, baik dari segi keperdataan maupun dari segi publik administratif 62 Menurut Prof. Abdulkadir Muhammad, SH. Bahwa Jenis-jenis asuransi sosial dapat dibedakan sebagai berikut:

B. Asuransi Sosial kecelakaan Penumpang

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Analisa Kelayakan Besaran Dana Santunan Bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas Oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36 dan 37 /PMK .010 /2008

7 48 67

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN.

0 0 17

KUALITAS PELAYANAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG JAWA TIMUR DALAM MEMBERIKAN SANTUNAN ASURANSI BAGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS.

0 1 111

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 1 11

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 11

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

KUALITAS PELAYANAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG JAWA TIMUR DALAM MEMBERIKAN SANTUNAN ASURANSI BAGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

0 0 20