UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2.6.4.1 Proses kimia
a Pemisahan koaservasi
Metode koaservasi
merupakan salah
satu teknik
mikroekapsulasi yang digunakan untuk berbagai produk. Prinsip dari metode ini adalah pemisahan larutan polimer hidrofilik dalam dua fase,
yaitu fase kaya polimer dan fase cairan pengencer. Koaservasi dapat dibagi menjadi koaservasi sederhana dan koaservasi komplek yang
bergantung pada jumlah polimer yang digunakan dalam pembuatan mikropartikel. Koaservasi sederhana hanya menggunakan satu polimer
contoh gelatin, polivinil alkohol, karboksil metilselulosa. Pemisahan fase dapat dipicu oleh adanya dehidrasi atau desolvasi dari fase
polimer. Kondisi ini termasuk penambahan non-solven contoh: etanol, aseton, dioksan, dan isopropanol, penambahan garam-garam
anorganik contoh: natrium sulfat, dan perubahan temperatur. Sedangkan koaservasi komplek menggunakan dua polimer hidrofilik
dengan muatan yang berlawanan Thies, 1996; Swarbrick, 2007. b
Polimerisasi Antar Permukaan Prinsip metode ini adalah dua cairan yang tidak saling
bercampur, yang masing-masing mangandung monomer reaktif yang berbeda, didispersikan satu sama lainnya dalam bentuk globul halus
dan pada permukaan kedua cairan tersebut terjadi polimerisasi. Biasanya digunakan dua monomer yang reaktif, yaitu monomer larut
dalam air dan monomer yang larut dalam pelarut organik, dimana satu monomer dilarutkan setelah satu tahap emulsifikasi dari fase
terdispersi tersebut. Kedua monomer akan berpolimerisasi pada permukaan antara dua cairan sehingga membentuk lapisan penyalut
Swarbrick, 2007. c
Polimerisasi in situ Prinsip metode ini mirip dengan polimerisasi antarmuka,
perbedaanya adalah metode ini hanya menggunakan satu jenis monomer yang berada dalam salah satu fase yaitu fase inti atau fase
luarnya saja. Jika inti berupa zat-zat padat, maka monomer dilarutkan
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ke dalam fase luar atau medium, sedangkan jika inti berupa cairan maka monomer dilarutkan di dalamnya. Proses polimerisasi terjadi
karena penambahan katalis yang dapat dilakukan pada fase luar atau fase inti, sehingga membentuk suatu lapisan polimer yang menyelimuti
seluruh permukaan inti. Syarat dari metode ini adalah polimer penyalut yang terbentuk harus tidak larut dalam medium yang digunakan
Thies, 1996. d
Penguapan pelarut Penyalut mikrokapsul dilarutkan dalam suatu pelarut yang
mudah menguap, yang tidak bercampur dengan fase cairan pembawa. Bahan inti dilarutkan atau didispersikan dalam larutan penyalut
polimer. Dengan pengocokan campuran bahan penyalut inti terdispesi dalam fase cairan pembawa untuk mendapatkan ukuran mikrokapsul
yang sesuai. Campuran jika perlu dipanaskan untuk menguapkan pelarut untuk polimer. Bila bahan inti terdispersi dalam larutan
polimer, polimer berkumpul sekeliling inti. Bila bahan inti terlarut dalam larutan polimer penyalut, terbentuk mikrokapsul tipe matriks.
Mikrokapsul dapat digunakan dalam bentuk suspensi, terlarut dalam substrat atau diisolasi sebagai serbuk Bakan, 1986.
2.6.4.2 Proses mekanik