24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian 1, Laboratorium Penelitian 2, Laboratorium Sediaan Steril, dan Laboratorium Teknologi
Sediaan Padat, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung dari bulan Januari hingga September 2014.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1. Bahan Penelitian
Ekstrak etanol 50 kulit buah manggis yang telah dikarakterisasi oleh Hanny Narulita 2014 dengan kandungan alfa-mangostin yaitu
sebesar 4, aquades, HPMC Ashland, standar alfa-mangostin Biopurify, Vitamin C DSM, DPPH Sigma-Aldrich, kloroform pro
analisis Merck, dan metanol pro analisis Merck.
3.2.2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan antara lain neraca analitik digital AND GN- 202, homogenizer IKA RW 20 Digital, spay dryer Eyela SD-1000,
spektrofotometer UV-Visibel Hitachi U-2910, oven Eyela NDO-400, mikropipet Bio-rad, alat gelas, kertas saring, tisu, alumunium foil, dan
plastik wrap.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Formula Mikropartikel
Tabel 3.1. Formula Mikropartikel Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis dengan Basis HPMC
Bahan Formula
Ekstrak etanol 50 kulit buah manggis 5 gram
HPMC 20 gram
Aquadest 1000 ml
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3.3.2 Pembuatan Mikropartikel Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.
Masing-masing ekstrak dan HPMC ditimbang secara akurat. Kemudian ekstrak dilarutkan dalam 400 mL aquadest pada gelas beker dan diaduk
menggunakan batang pengaduk. Pada gelas beker terpisah, HPMC dilarutkan dalam 400 mL aquadest dan diaduk menggunakan batang
pengaduk. Setelah kedua larutan terbentuk, larutan ekstrak dicampurkan ke dalam gelas beker berisi larutan HPMC. Dimasukkan 200 mL aquadest
ke dalam gelas beker ekstrak untuk membilas kemudian dicampurkan ke dalam gelas beker yang berisi ekstrak dan HPMC. Selanjutnya larutan
ekstrak-HPMC dihomogenkan menggunakan alat homogenizer dengan kecepatan 1000 rpm selama 30 menit hingga terbentuk larutan ekstrak-
polimer. Kemudian larutan yang terbentuk dijadikan mikropartikel dengan alat spray dryer. Alat spray dryer dioptimasi dengan pengaturan suhu
masuk 165-170 C, suhu keluar 80
C, laju alir 0,35-0,40 m
3
menit, dan tekanan atomizing 4x10 kPa. Selanjutnya mikropartikel yang terbentuk
disimpan dalam wadah dilapisi alumunium foil Eliana Harue Endo, 2012, dengan modifikasi.
3.3.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi 3.3.3.1 Panjang Gelombang Maksimum Standar Alfa-mangostin
Dilakukan scanning panjang gelombang dari larutan standar alfa- mangostin dengan konsentrasi 8 ppm menggunakan spektrofotometer
UV-Visibel dengan panjang gelombang 200-400 nm Abdalrahim F.A. Aishal, et al., 2013.
3.3.3.2 Pembuatan Larutan Standar Alfa-mangostin
Ditimbang secara akurat 2,0 mg alfa-mangostin, kemudian dilarutkan dalam 50 mL metanol pro analisis sehingga diperoleh konsentrasi larutan
induk standar yaitu sebesar 40 ppm. Dari larutan induk standar tersebut dipipet sebanyak 62,5; 250; 500; 1000; 1250; 1500; 1750; dan 2000 µL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
kemudian dicukupkan volumenya hingga 5 mL sehingga dihasilkan larutan dengan konsentrasi 0,5; 2; 4; 8; 10; 12; 14; dan 16 ppm. Masing-
masing larutan standar alfa-mangostin diambil dan diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum sesuai hasil scanning sebelumnya
Abdalrahim F.A. Aishal, et al., 2013.
3.3.4 Pengukuran Kadar Alfa-mangostin dalam Mikropartikel
Jumlah kadar alfa-mangostin pada mikropartikel ditentukan dengan metode spektrofotometer UV-Visibel. Sampel ditimbang dan dimasukkan
ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 5 mL metanol pro analisis dan selanjutnya disonikasi selama lebih kurang 5 menit. Kemudian larutan
pada erlenmeyer dipindahkan dan dicukupkan volumenya dengan metanol pro analisis ke dalam labu ukur 10 mL. Kemudian larutan tersebut dipipet
1 mL dan diencerkan ke dalam labu ukur 5 mL. Selanjutnya absorbansi diukur pada panjang gelombang 316 nm. Pengerjaan dilakukan secara
triplo. Abdalrahim F.A. Aishal, et al., 2013, dengan modifikasi.
3.3.5 Uji Efisiensi Penjerapan Alfa-mangostin dalam Mikropartikel