UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ke dalam fase luar atau medium, sedangkan jika inti berupa cairan maka monomer dilarutkan di dalamnya. Proses polimerisasi terjadi
karena penambahan katalis yang dapat dilakukan pada fase luar atau fase inti, sehingga membentuk suatu lapisan polimer yang menyelimuti
seluruh permukaan inti. Syarat dari metode ini adalah polimer penyalut yang terbentuk harus tidak larut dalam medium yang digunakan
Thies, 1996. d
Penguapan pelarut Penyalut mikrokapsul dilarutkan dalam suatu pelarut yang
mudah menguap, yang tidak bercampur dengan fase cairan pembawa. Bahan inti dilarutkan atau didispersikan dalam larutan penyalut
polimer. Dengan pengocokan campuran bahan penyalut inti terdispesi dalam fase cairan pembawa untuk mendapatkan ukuran mikrokapsul
yang sesuai. Campuran jika perlu dipanaskan untuk menguapkan pelarut untuk polimer. Bila bahan inti terdispersi dalam larutan
polimer, polimer berkumpul sekeliling inti. Bila bahan inti terlarut dalam larutan polimer penyalut, terbentuk mikrokapsul tipe matriks.
Mikrokapsul dapat digunakan dalam bentuk suspensi, terlarut dalam substrat atau diisolasi sebagai serbuk Bakan, 1986.
2.6.4.2 Proses mekanik
a Semprot Kering
Semprot kering atau spray drying dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dari bentuk cair larutan, dispersi atau pasta
menjadi bentuk
partikel-partikel kering
oleh suatu
proses penyemprotan bahan ke dalam medium pengering yang panas Kissel,
2006. Prinsip mikroenkapsulasi dengan semprot kering meliputi proses pendispersian bahan inti ke dalam larutan penyalut, kemudian
pelarut penyalut tersebut dikeringkan dengan menyemprotkan campuran tersebut dengan udara panas pada kamar pengering Gambar
2.6. Udara panas tersebut akan menguapkan pelarut sehingga terbentuk mikrosfer Ghosh, 2006. Proses pengeringan dengan
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
semprot kering terdiri dari empat tahap yaitu pengabutan atomization, pencampuran semprot dan udara, penguapan pelarut,
dan pemisahan produk dari alat Kissel, 2006. Bentuk ukuran mikropartikel dengan menggunakan metode
semprot kering dikontrol oleh laju penyemprotan, laju pemasukan larutan penyalut dan bahan inti, ukuran nozzel, temperatur dan ukuran
kamar pengering. Kualitas dari semprot kering dapat ditingkatkan dengan penambahan plasticizers yang mendorong terjadinya
pembentukan film dan koalesensi polimer, sehingga meningkatkan permukaan mikropartikel yang halus dan sferis Swarbrick, 2007.
Gambar 2.6 Skematik Ilustrasi Mikroenkapsulasi dengan Semprot Kering
[sumber : Ghosh, 2006]
Beberapa keuntungan penggunaan semprot kering yaitu metodenya sederhana, ekonomis, teknologinya sudah banyak dikuasai, tersedianya
peralatan, dan dapat digunakan untuk produksi mikrosfer dalam jumlah besar Thies, 1996.
b Semprot Beku
Proses semprot beku atau spray chilling sama dengan semprot kering, meliputi pendispersian bahan inti dalam bahan penyalut yang
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
dicairkan, dan penyemprotan campuran inti-penyalut ke dalam suatu kondisi lingkungan dimana pemadatan yang relatif cepat dari
penyalutan diganggu. Perbedaan antara kedua metode ini adalah cara dilaksanakan pemadatan penyalut. Pemadatan pada metode semprot
beku dilaksanakan dengan pembekuan secara termal suatu bahan penyalut yang melebur, atau dengan memadatkan suatu penyalut yang
dilarutkan dengan memasukan bahan inti dan bahan penyalut ke dalam suatu bukan pelarut. Penghilangan bahan bukan pelarut atau pelarut
dengan cara teknik peresapan, ekstraksi atau penguapan. Sedangkan pada semprot kering dipengaruhi oleh penguapan cepat dari pelarut
dimana bahan penyalut dilarutkan Bakan, 1986. c
Penyalutan dalam Panci Mikroenkapsulasi dengan menggunakan metode penyalutan
dalam panci telah luas digunakan dalam industri farmasi. Pada metode ini penyalut digunakan sebagai satu larutan atau sebagai semprotan
halus ke suatu bahan inti padat di dalam panci penyalut. Untuk memindahkan larutan penyalut, biasanya air hangat digunakan pada
bahan-bahan tersalut saat penyalutan ada di dalam panci penyalut. Penghilangan
penyalut dilakukan
dalam oven
pengering Bakan, 1986.
d Suspensi Udara
Prinsip metode ini adalah partikel inti didispersikan ke dalam arus udara dan pada tempat-tempat tertentu mengalami penyalutan
oleh polimer yang disemprotkan secara berkala. Metode suspensi udara, digunakan untuk bahan inti yang tahan panas dengan
menggunakan medium udaragas dan penyalut polimer Deasy, 1984.
2.7 Hidroksi Propil Metil Selulosa
Hidroksipropilmetilselulosa merupakan polimer semi sintetik turunan selulosa yang bersifat hidrofilik. Nama lain hidroksi propel metil
selulosa adalah benecel MHPC E464, hydroxypropyl methylcellulose, HPMC, methocel, methylcelullulose propylene glycol ether, methyl