4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstrak Kulit Buah Manggis
2.1.1 Sistematika Buah Manggis
Ekstrak kulit buah manggis diperoleh dari hasil ekstraksi kulit buah manggis Garcinia mangostana L. yang memiliki sistematika tanaman
sebagai berikut : Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub-divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Ordo
: Guttiferanales Family
: Guttiferae Genus
: Garcinia Spesies
: Garcinia mangostana L. Hutapea, 1994
Gambar 2.1 Buah Manggis Garcinia mangostana L.
[sumber : koleksi pribadi]
2.1.2 Uraian Tanaman 2.1.2.1 Nama Umum dan Daerah
Nama umum Garcinia mangostana L. di Indonesia adalah manggis. Namun, manggis memiliki beragam nama daerah untuk manggis
di Indonesia, yaitu : Manggoita Aceh, Gusteu Gayo, Manggisto, Manggus, atau Manggusta Sumatra Utara, Magi Nias, Lakopa,
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Malakopa Mentawai,
Manggista Sumatra
Barat, Manggusta,
Manggustan Manado, Maluku, Makassar, Manggos Minangkabau, Manggih Lampung, Manggus, Manggos Madura, Mangghis Bali,
Manggis, Manggista, Manggusta Bima, Manggustang Sulawesi Utara, Manggastan Gorontalo, Kirasa, Manggisi, Mangkosota Bugis,
Manggisi Roti,Mangustang Halmahera, Ternate dan Tidore. Di negara lain buah manggis dikenal dengan Mangistan Belanda, Mangoustan
Perancis, dan Mangosteen Inggris Heyne, 1987.
2.1.2.2 Morfologi
Manggis memiliki tinggi sekitar 15 meter. Berbatang kayu bulat, tegak, memiliki percabangan simpodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun
tunggal dengan bentuk lonjong, ujung meruncing, pangkal yang tumpul dan tepi rata, pertulangan menyirip, panjang daun sekitar 20 sampai 25 cm
dengan lebar 6 hingga 9 cm, tebal dan tangkai berbentuk silinder berwarna hijau. Manggis berbunga tunggal dan berkelamin dua berada di ketiak
daun dengan panjang sekitar 1 sampai 2 cm. Buah berbentuk bulat dengan diameter 6 sampai 8 cm berwarna cokelat keunguan. Biji bulat berwarna
kuning dengan diameter 2 cm dan dalam satu buah terdapat 5 sampai 7 biji. Berakar tunggang dengan warna putih kecokelatan Hutapea, 1994.
2.1.2.3 Ekologi dan Penyebaran
Garcinia mangostana L. tumbuh baik pada iklim tropis yang bercurah hujan tinggi per tahun dan banyak dijumpai di negara Asia
Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia dan Filipina, kemudian tersebar di benua Australia, Afrika dan Amerika Morton, 1987.
2.1.3 Kandungan Kimia Kulit Buah Manggis
Kulit buah manggis Garcinia mangostana L. mengandung flavonoid, xanton dan derivatnya, dan tannin Heyne, 1997. Senyawa
metabolit sekunder yang bersifat bioaktif terbesar adalah senyawa Xanton dan
turunannya. Alfa-
mangosteen α-mangosteen dan gamma-
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
mangosteen -mangosteen merupakan senyawa bioatif xanton yang utama Jung, et al. 2006. Senyawa xanton lain yang terdapat dalam kulit
buah manggis adalah -mangosteen, gartanin, 8-deoxygartanin, garcinone A,B,C,D dan E, mangostinon, mangistanin, 9- hidroksicalabaxanton, dan
isomangostin Obolskiy et al., 2009; Walker, 2007. Senyawa xanton yang terkandung di dalam kulit buah manggis ini
merupakan senyawa fenolik yang tergolong dalam kelas polifenol, yang memiliki aktivitas antioksidan dan manfaat lainnya dalam bidang
kesehatan. Walker, 2007.
2.1.4 Khasiat dan Kegunaan
Kulit buah manggis Garcinia mangostana L memiliki aktivitas antioksidan Yu, Zhao M., Yang, Zhao Q., Jiang, 2006, antibakteri
kariogenik Torrungruang, Piraporn, Suchada, 2007 ,
antiinflamasi dan antialergi Nakatani et al., 2002, antifungi dan antibakteri Suksamrarn et
al., 2003, serta aktivitas antikanker; diantaranya kanker hepatoseluler, kanker payudara Moongkarndi, Kosem, Lurantana, Jogsonboonkusol,
Pongpan, Neungton, 2004, dan leukemia Matsumoto et al., 2004 .
2.2 Xanton 9H-xanthen-9-one
Xanton adalah kelompok senyawa bioaktif yang mempunyai struktur cincin 6 karbon dengan kerangka karbon lengkap. Struktur ini
menjadikan xanton bersifat stabil. Xanton tergolong derivat dari difenil- - pyron, yang memiliki nama IUPAC 9H-xantin-9-one. Xanton terdistribusi
luas pada tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan paku, jamur dan lumut. Sebagian besar xanton ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi yang
dapat diisolasi dari empat suku yaitu Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae Sluis, 1985.