30
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Formulasi Mikropartikel
Pada penelitian ini diformulasikan ekstrak etanol 50 kulit buah manggis Garcinia mangostana L. dengan polimer HPMC 1:4 untuk
membentuk mikropartikel agar senyawa alfa-mangostin yang berfungsi sebagai antioksidan terlindungi. Proses penyalutan ekstrak dengan polimer
HPMC terbukti dapat menjaga stabilitas senyawa α-tokoferol yang bersifat
tidak stabil karena mudah teroksidasi Yosephine, 2008. Mikropartikel ekstrak etanol 50 kulit buah manggis dibuat
dengan metode semprot kering. Metode semprot kering dipilih karena memiliki keuntungan antara lain metode yang sederhana, ekonomis,
teknologinya sudah banyak dikuasai, ketersediaan alat, dan dapat digunakan untuk produksi dalam jumlah besar Thies,1996. Pada
penelitian ini dilakukan optimasi alat kembali karena keadaan alat spray dryer yang belum dapat terkondisikan secara otomatis. Kondisi proses
pembuatan mikropartikel yang digunakan adalah suhu masuk 165-170 C;
suhu keluar 80 C; blower 0,35-0,40 m
3
menit; atomizing 4x10 kPa. Suhu yang digunakan pada pembuatan mikropartikel adalah suhu
kisaran sedang-tinggi dengan kondisi yang ditetapkan melalui uji pendahuluan. Jika suhu keluar yang digunakan lebih rendah maka proses
pengeringan mikropartikel berjalan kurang sempurna dan serbuk yang dihasilkan akan lembab dan banyak yang tertinggal pada kamar pengering
sehingga perolehan kembali sampel menjadi sedikit. Sedangkan jika suhu masuk lebih tinggi akan menghasilkan mikropartikel yang tidak stabil dan
cenderung berwarna cokelat karamel. Besar tekanan pada atomizing dioptimasi agar didapatkan ukuran mikropartikel yang diinginkan. Jika
nilai tekanan semakin tinggi maka serbuk yang dihasilkan akan semakin halus dan nilai kehilangan akan semakin besar karena sifatnya yang sangat
ringan. Kondisi proses pengeringan ini menghasilkan serbuk yang halus, kering, dan sedikit mengalami agregasi. Hal ini dikarenakan proses
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
semprot kering berjalan dengan kecepatan penguapan yang tinggi, sehingga kandungan air pada mikropartikel rendah dan tidak saling
melekat Thies,1996. Pelarut yang digunakan dalam pembuatan mikropartikel adalah air.
Air dipilih karena sifatnya yang netral, tidak toksik dan spesifikasi alat spray dryer yang tidak memungkinkan penggunakan pelarut organik.
Mikropartikel yang diperoleh berbentuk serbuk halus, warna putih kecoklatan, bau khas, dan rasa pahit.
4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi