UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hasil kurva kalibrasi diperoleh persamaan regresi y= -0,0037 + 0,0571x dengan nilai R=0,999, yang menunjukkan garis linear, data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
4.3 Kadar Alfa-Mangostin dalam Mikropartikel Ekstrak Etanol 50
Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.
Penentuan kadar alfa-mangostin di dalam mikropartikel ekstrak etanol 50 kulit buah manggis dilakukan dengan melarutkan
mikropartikel dengan metanol pro analisis dengan cara sonikasi hingga didapatkan larutan induk, kemudian larutan induk tersebut diencerkan
hingga konsentrasi 100 ppm. Sonikasi dilakukan agar HPMC yang menyalut zat aktif dapat dipecah sehingga zat aktif terlarut sempurna.
Kemudian larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis sehingga dapat diketahui kadar alfa-mangostin total yang
terkandung di dalam mikropartikel ekstrak etanol 50 kulit buah manggis, yaitu sebesar 0,9±0,004. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada
lampiran 9.
4.4 Hasil Uji Penjerapan
Evaluasi terhadap efisiensi penjerapan dilakukan untuk mengetahui kemampuan polimer dalam menjerap zat aktif dan mengetahui efisiensi
dari metode yang digunakan. Nilai efisiensi penjerapan dari formula yang telah dibuat adalah 24,87±0,17. Nilai efisiensi yang rendah disebabkan
karena pada formula menggunakan pelarut air sehingga proses pengeringan dengan alat spray dryer membutuhkan suhu tinggi. Suhu
tinggi menyebabkan senyawa alfa-mangostin rentan terdegradasi dan menyebabkan kadar terjerap menjadi rendah. Perhitungan lebih lengkap
dapat dilihat pada lampiran 10.
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH
Pengujian absorbansi peredaman DPPH dilakukan terhadap beberapa seri konsentrasi baik ekstrak etanol 50 kulit buah manggis,
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
bentuk mikropartikelnya, dan kontrol positif vitamin C. Hasil absorbansi dapat dilihat berturut-urut pada tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3.
Tabel 4.1 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis
Konsentrasi Inhibisi
2,5 ppm 28,53
5 ppm 41,76
7,5 ppm 52,43
10 ppm 64,06
12,5 ppm 78,11
15 ppm 88,32
Nilai IC
50
6,90 ppm
Gambar 4.2 Kurva Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis
Tabel 4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Mikropartikel Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis
Konsentrasi Inhibisi
20 ppm 29,43
40 ppm 47,36
60 ppm 66,48
80 ppm 84,15
100 ppm 97,86
Nilai IC
50
42,70 ppm
y = 4.7958x + 16.905 R² = 0.9986
20 40
60 80
100
2.5 5
7.5 10
12.5 15
17.5
I n
h ibi
si
Konsentrasi ppm
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Gambar 4.3 Kurva Uji Aktivitas Antioksidan Mikropartikel Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis
Tabel 4.3 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C Konsentrasi
Inhibisi 2,5 ppm
22,26 5 ppm
42,40 7,5 ppm
61,25 10 ppm
81,45 12,5 ppm
98,65
Nilai IC
50
5,97 ppm
Gambar 4.4 Kurva Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penangkal radikal bebas DPPH terhadap ekstrak dan bentuk mikropartikelnya.
Metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil dilakukan karena kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom
hidrogen kepada DPPH. Metode DPPH dipilih karena merupakan metode
y = 0.8689x + 12.896 R² = 0.9968
50 100
150
20 40
60 80
100 120
I n
h ibi
si
Konsentrasi ppm
y = 7.5932x + 4.653 R² = 0.9981
20 40
60 80
100
2.5 5
7.5 10
12.5 15
I n
h ibi
si
Konsentrasi ppm
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
yang cepat, sederhana dan murah untuk mengukur aktivitas antioksidan Prakash, et al., 2001. Reaksi DPPH dengan antioksidan akan
menetralkan radikal bebas dari DPPH dan membentuk DPPH tereduksi. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.5 Reaksi DPPH dengan Antioksidan
[sumber : Prakash, et al., 2001]
Analisis terhadap sampel uji yang memiliki aktivitas antioksidan dapat dilihat dari penurunan intensitas warna DPPH menjadi pudar. Pada
awalnya sebelum direaksikan, larutan senyawa DPPH berwarna ungu namun ketika direaksikan dengan senyawa antioksidan larutan menjadi
kuning. Hal ini terjadi karena adanya donor elektron dari senyawa antioksidan ke atom nitrogen N-N senyawa DPPH, reaksi ini
memberikan peningkatan kompleks nonradikal dan menurunkan radikal DPPH. Pengukuran absorbansi diukur menggunakan spektofotometer UV-
Visibel pada panjang gelombang 516 nm Reynetson, 2007. Vitamin C yang digunakan sebagai kontrol positif dibuat dengan
konsentrasi 2,5; 5; 7,5; 10 dan 12,5 ppm. Vitamin C merupakan senyawa dengan rumus molekul C
6
H
8
O
6
yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi karena bersifat reduktor. Sifat reduktor disebabkan
karena mudah terlepasnya atom-atom hidrogen pada gugus hidroksil yang terikat pada atom C
2
dan atom C
3
atom-atom C pada ikatan rangkap, sehingga radikal bebas dapat dengan mudah menangkapnya dan
membentuk radikal bebas tereduksi yang stabil Soewoto, 2001.
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Setelah pengukuran, didapat data absorbansi yang kemudian dihitung persen inhibisinya. Persen inhibisi adalah kemampuan sampel
untuk menghambat aktivitas radikal bebas dan berhubungan dengan konsentrasi sampel. Molyneux, 2004. Penentuan IC
50
dari masing- masing sampel bertujuan untuk memperoleh jumlah penangkapan radikal
bebas DPPH sebesar 50 dibandingkan dengan larutan blanko yang dihitung secara regresi linier. Dari hasil uji maka diperoleh nilai IC
50
untuk masing-masing sampel. Semakin kecil nilai IC
50
berarti aktivitas antioksidannya semakin tinggi. Dari tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3
menunjukkan bahwa ekstrak etanol 50 kulit buah manggis memiliki nilai IC
50
sebesar 6,91 ppm, bentuk mikropartikelnya memiliki nilai IC
50
sebesar 42,70 ppm setara dengan larutan ekstrak 9,17 ppm perhitungan lihat lampiran 11, dan vitamin C memiliki IC
50
sebesar 5,97 ppm. Jika dibandingkan antara IC
50
ekstrak sebesar 6,91 ppm dan IC
50
kandungan ekstrak dalam mikropartikel sebesar 9,17 ppm, terlihat bahwa aktivitas
antioksidan ekstrak pada mikropartikel lebih rendah dibandingkan sebelum dibuat mikropartikel. Hal ini dapat disebabkan karena selama
proses pembuatan mikropartikel yang menggunakan suhu tinggi dapat menyebabkan senyawa antioksidan terdegradasi.
Dari hasil di atas, dapat dihitung nilai AAI ekstrak etanol 50 kulit
buah manggis yaitu sebesar 5,78 antioksidan sangat kuat, lebih baik dibandingkan dengan nilai AAI bentuk mikropartikelnya yaitu sebesar
0,94 antioksidan sedang. AAI dapat dihitung dengan cara konsentrasi larutan DPPH ppm dibagi dengan IC
50
larutan uji ppm.
4.6 Hasil Uji Stabilitas Ekstrak Etanol 50 Kulit Buah Manggis dan