d. Dapat dilaksanakan: program yang efektif dapat dirancang untuk
menarik dan melayani segmen tersebut.
79
Dalam hal ini, pada bulan Maret tahun 2010 layanan jemput zakat akan membentuk dan memaksimalkan pelayanan jemput zakat
melalui program kerja jejaring diberbagai kota-kota kecil di Indonesia.
3. Hasil Positioning Layanan Jemput Zakat LAZIS
Muhammadiyah
Dalam hal ini LAZIS Muhammadiyah menempatkan layanan jemput zakat pada tingkatan pelayanan, yaitu aktivitas program mulai
dari program layanan donatur yaitu customer care yang merupakan salah satu bagian dari layanan jemput zakat. Menurut Kotler,
setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu: a.
Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
80
Bidang-bidang keunggulan yang dimiliki oleh layanan jemput zakat adalah:
1 Layanan jemput zakat memiliki kemampuan penting yang
dibutuhkan oleh sekelompok kosumen, yaitu kepuasan bathin yang lahir dari sistem penjemputannya.
79
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi ke-2 Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 54.
80
Ibid, h. 59.
2 Dari kepuasan itu, yang membuat layanan jemput zakat
berbeda dengan pelayanan yang lain, seperti melalui rekening, auto debet, dan sebagainya
3 Terciptanya hubungan komunikasi interpersonal dan
silahturahmi yang kuat antara donatur dengan LAZIS Muhammadiyah.
b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau
menonjol.
81
Layanan jemput zakat merupakan pelayanan prima bagi para donaturnya, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh layanan
jemput zakat dalam berdonasi, membuat para donatur merasakan kepuasan batin tersendiri.
82
Sistem kerja yang berbeda yaitu dalam hal penjemputan membuat para donatur tertarik untuk dilayani. Ditambah LAZIS
Muhammadiyah tidak pernah membatasi berapa jumlah donasi yang harus dikeluarkan jika menggunakan layanan jemput zakat,
hal ini membuat para donatur semakin bebas dan mudah dalam berdonasi dengan menggunakan layanan jemput zakat ini.
83
Sistem kerja yang berbeda membuat layanan jemput zakat ini selangkah lebih maju dari pelayanan-pelayanan yang lain,
81
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi ke-2 Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 59.
82
LAZIS Muhammadiyah, Profil LAZIS Muhammadiyah, h. 16.
83
Wawancara Pribadi dengan Nanang Q. el-Ghazal. Jakarta, 23 Februari 2010.
terbangunnya komunikasi dan silahturahmi yang kental membuat keakraban di antara donatur dan LAZIS Muhammadiyah.
c. Menyampaikan keunggulan secara efektif kepada target pasar.
84
Perbedaan sistem kerja yang menciptakan rasa kepuasan dan kemudahan dalam berdonasi inilah yang kemudian digali dan
dikomunikasikan kepada para donatur calon donatur. Melalui berbagai media promosinya layanan jemput zakat sebagai
“pelayanan prima” terus diposisikan ditanamkan di benak donatur. Sehingga para donatur dapat membedakan secara jelas perbedaan
layanan jemput zakat dengan pelayanan lainnya.
C. Analisis