Mereka tidak menetap di Pesantren mereka berada dipesantren hanya bila ada tugas pesantren atau kegiatan pesantren
saja. Apabila sebuah Pondok Pesantren memiliki santri mukim lebih banyak, maka Pesantren tersebut dikategorikan Pesantren besar.
17
e. Pengajaran Kitab Kuning Pesantren sebagai lembaga pendidkan Islam tradisional,
telah mengajarkan kitab-kitab klasik, khususnya kitab-kitab karangan madzhab Syafi’iyah. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa arab
tanpa syakal stau sering disebut kitab Gundul.kitab kuning ini satu- satunya metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas
Pesantren di Indonesia.
3. Bentuk-bentuk Pesantren
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tradisional dalam perkembangannya dikelompokan menjadi beberapa bentuk. Pembagian ini
berdasarkan karakteristik pengajaran dan penyampaian yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren tersebut.
Dalam penyelenggaraan system pengajaran dan pembinaannya Pondok Pesantren dewasa ini dapat digolongkan kepada tiga bentuk, yaitu:
a. Pondok Pesantren Tradisional. Pondok Pesantren tradisional adalah lembaga penddikan dan
pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal system
17
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi,Jakarta: LP3ES,1986hal. 51-52, Cet.II
bandongan dan sorogan dimana seorang kiayi mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa araboleh ulama-
ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan santri biasanya tinggal didalam Pondok atau asrama dalam Pesantren tersbut.
Pesantren model ini masih memegang teguh penyampaian dengan pola tradisional dalam mengajarkan nilai-nilai Islam. Cara-cara
yang digunakan telah turun temurun dipraktekan. Ilmu yang dipelajari umumnya sama disemua pesantren model ini, demikian juga kitb yang
dikaji, perbedaan hanya terletak pada kadar ilmu yang dimiliki oleh kiayi pada tiap pesantren.
18
Ciri lain dari pesantren model ini adalah kemutlakan kiayi sebagai pemegang kekuasaan dan penentu kepuusan
dan menejemen pun biasanya menggunakan menejemen keluarga, hal seperti ini bisa saja terjadi pada pesantren model lain.
b. Pondok Pesantren Tradisional Modern. Pesantren model ini adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
agama Islam yang menggabungkan system madrasi klasikal
19
yang mengarah kepada system atau pola modern dari segi pengajaran dan
penyampaiannya. Ciri pesantren model ini adalah peran seorang kiayi tidak mutlak lagi, akan tetapi telah ada pembagian tugas diantara
pengasuh atau pembinanya. Dari segi pengajarannya disamping menggunakan cara-cara
tradisional system sorogan, bandongan atau wetonan juga memakai
18
Sudjuko Prasadjo, Profil Pesantren, Jakarta: P3M, 1982, h. 90
19
Masdar F. Mas’ud, Direktori Pesantren, Jakarta: P3M, 1986, H. 76
sistem modern sistem pembagian kelas dengan menggunakan tingkatan-tingkatan kemampuan santri. Pesantren ini juga mengadakan
kegitan pendidikan formal untuk memberikan keseimbangan antara tuntunan duniawi dan ukhrowi.
c. Pondok Pesantren Modern. Pondok Pesantren Darunnajah yang penulis teliti termasuk
didalam Pondok Pesantren Modern, Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem modern baru dari segi dan
pengajaran materinya. Cirri-ciri pesantren ini adalah: 1
Memakai cara diskusi dan Tanya jawab dalam setiap penyampaian materinya.
20
2 Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih
memperhatikan dan mengerjakan hal-hal yang nantinya akan dialami oleh mereka dalam masyarakat ketika mereka berbaur
dengan masyarakat, mengenai hal-hal yang nanti akan dijumpai Masyarakatmengenai pelajaran mereka.
21
3 Adanya organisasi pelajar yang mengatur aktivitas mereka, segala
sesuatu mengenai
kehidupan mereka
diatur dan
diselenggarakansendiri oleh mereka dengan cara demokrasi, gotong royong dan dalam suasana ukhuwah yang dalam, tapi itu
20
J. L. Mursell, Succesful Teaching, disusun oleh Nasution M.A, “Mengajar Dengan Khusus” Bandung: I Jemmars, tth, h. 28
21
ibid, h. 229
juga tidak terlepas dari bimbingan dan pengawasan pengasuh- pengasuh atau Pembina-pembinanya.
22
4 Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan dan kegiatan sehari- hari, tata tertib, disiplin. Masing-masing dapat mengutarakan
pendapat dan melakukan kegiatan kesiswaan yang terikat dengan system pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Adapun peran dan fungsi Pondok Pesantren sendiri berkembang dari masa ke masa. Pada taraf yang paling awal, Pondok
Pesantren ternyata tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan namun juga menjadi pusat penyiaran agama Islam.
Sebagai lembaga
pendidikan pondok
pesantren menyelenggarakan pendidikan keagamaan, pada perkembangan
selanjutnya pendidikan pondok pesantren membuka lembaga pendidikan formal, baik yang berafiliasi dengan pendidikan agama
maupun dengan pendidikan umum, atau sekuler.
23
4. Permasalahan Santri