Deskripsi Informan Peran biro pengasuhan santri terhadap permasalahan santri di pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Informan

1. Klien Klien yang dimaksud adalah santri laki-laki yang memiliki masalah. Dari santri yang diwawancarai, rata-rata semuanya pernah memiliki masalah. Diantara permasalahan tersebut klien yang memiliki masalah merokok ada 2 orang, 1 orang masalah pribadi, dan yang lainnya seperti masalah organisasi, permasalahan terlalu keras menghukum anak baru junior, kabur dari pondok, masalah keuangan dan masalah keluarga. Dari permasalahan-permasalahan yang pernah diahadapi klien terdapat permasalahan yang paling berat seperti memberi hukuman kepada santri baru lalu santri yang dihukum melaporkannya ke polisi, sering dimintai uang oleh kakak kelas, masalah cinta, ketahuan merokok, dan masalah keluarga. Cara mereka menyikapinya pun berbeda-beda ada yang terpaksa harus mengikuti aturan-aturan Pondok, curhat dengan teman-temannya, curhat dengan ustad, dan ada pula yang dibawa santai saja atas permasalahannya sendiri. Semua santri semuanya pernah mendengar tentang lembaga Biro Pengasuhan Santri, namun hanya Imam Khairul Annas dan Ahmad Nurul Hadi saja yang pernah mencoba mencari solusi di lembaga ini dan yang lainnya belum pernah. 52 Menurut wawancara yang penulis ajukan kepada santri, rata-rata jawaban mereka tentang pertanyaan dimana saja Biro Pengasuhan Santri melakukan bimbingan yaitu di masjid, sekitar asrama, kelas sekitar rayon, sekitar kamar-kamar santri, lingkungan sehari-harinya, dan bahkan ada yang menjawab di seluruh lingkungan yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah ini sendiri. Ada 3 santri yang menginginkan bimbingan dilakukan setiap saat, namun yang lainnya tidak, mereka lebih menginginkan bimbingan dilakukan pada waktu-waktu diluar sekolah, acara-acara penting, ketika ada tamu, dan ada yang menginginkan bimbingan dilakukan pada waktu- waktu sekolah. Ada 4 pembimbing yang biasa aktif disini, Pembimbing yang dimaksud yaitu Ustad Agus Sugianto dan Ustad Wahyu Fajri begitulah rata-rata klien menjawabnya, dan selebihnya ada yang menambahkan Ustad Yusro Lismar dan Ustad Gusnadi yang keduanya juga berperan sebagai pembimbing. Adapun dari ke 5 klien tersebut, masing-masing mempunyai harapan terhadap kemajuan Biro Pengasuhan Santri BPS yang ada di pondok tempat mereka tinggal, ini pun ter kait pro dan kontra. Terlihat dari masing-masing harapan yang mereka paparkan pada saat wawancara cuma 1 santri yang pro dan tidak berharap banyak yaitu Imam Khairul Annas yang cuma menginginkan BPS dapat memberikan solusi yang lebih baik terhadap seluruh permasalahan santri-santrinya. Sedangkan yang lainnya lebih mengarah ke arah kontra, yang di antaranya seperti Ahmad Izudin yang mengharapkan BPS agar bisa lebih mengerti santri dan jangan terlalu egois dengan kemauannya, Faisal Rahman yang berharap agar BPS jangan terlalu ketat dan hukuman yang diberikan harus setimpal, Andre Irawan yang berharap agar BPS mengerti santri dan jangan seenaknya cuma mau dituruti oleh santrinya saja, BPS juga harus bisa mendengarkan keluhan dan harapan santri-santrinya, dan yang terakhir Ahmad Nurul Hadi yang mempunyai harapan agar BPS mengerti keinginan santri dan tidak membuat santri menjadi tidak betah. 2. Pembimbing Pembimbing yang dimaksud adalah ketua dan wakil Biro Pengasuhan Santri, yang bisa dibilang mereka inilah yang paling berperan aktif pada bidang ini. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda-beda seperti ketua misalnya, BPS ini adalah sebuah lembaga yang ditunjuk atas sebuah institusi oleh Pondok Pesantren yang tugasnya membantu Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah untuk membina santri-santri khususnya pada kegiatan ekstra kulikuler dan kehidupan mereka sehari- hari selama 24 jam. Sedangkan menurut wakilnya BPS itu adalah Biro Pengasuhan Santri, yang bergerak untuk mengatur kegiatan-kegiatan santri mulai dari dia bangun pagi hingga dia tidur kembali. Menurut sepengetahuan mereka pencetus dan siapa saja yang terlibat didalamnya ialah jika dilihat dari sejarah ke Pesantrenan, maka sejak awal adanya Pesantren, disitu sudah ada pengasuhan. Karena kalau kita lihat pesantren ini sebenarnya adalah ciri khas pendidikan asli Indonesia, yang diluar negeri itu tidak ada. Maka awal mula ada pesantren, disitulah ada pengasuhan. Namun, lembaga kepengasuhan ini ada kalau dahulukan kepengasuhan itu berpusat pada kiyainya setelah adanya Pondok Pesantren Gontor,. Maka Tri murti Pondok Pesantren gontor itulah yang melembagakan kepengasuhan itu yang tidak ditangani langsung oleh kiyainya, tapi kiyai itu mempunyai tangan kanan yang membantu mereka yaitu di staff kepengasuhan. 1 Jadi kiyai sebagai penguasa tunggal, tapi didalam menjalankan roda kesehari-hariannya itu diwakilkan kepada staff. Begitulah ketua BPS, sedangkan menurut wakilnya Pencetus BPS ini memang sudah lama dari pak kiyai ketika mendirikan, ini berawal dari gontor, disitu ada namanya Biro Pengasuhan Santri karena kiyai kita memang berasal dari Pondok Pesantren Gontor dan menamakannya BPS. Pencetusnya sih sudah lama, dari gontor itu sudah ada namanya Biro Pengasuhan. Ya yang telibat didalamnya itu adalah semua guru-guru yang ada di dalam, jadi semua guru-guru yang mukim dan tinggal didalam pesantren maka dia terlibat didalam BPS 2 . 1 Wawancara langsung dengan Wakil Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 24 September 2010 2 Wawancara langsung dengan Ketua Biro Pengasuhan Santri, Tanggal 16 September Biro pengasuhan santri juga mempunyai visi dan misi diantaranya menurut ketuanya Visinya itu menciptakan santri yang berkualitas baik dari sisi mental, spiritual, dan kreatif. Misinya adalah kita mendelegasikan sebagian besar yang mengurus anak itu kepada santri-santri. Wakilnya pun tidak berbeda jauh tanggapannya tentang visi dan misi yang ada di biro pengasuhan santri ini sendiri. Menurut wakilnya Visinya mencetak manusia yang Mutafaquh Fiddin untuk menjadikan kader pemimpin umatbangsa. Misinya itu mencetak manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia 3 . Peranan BPS Biro Pengasuhan Santri ini adalah membantu, melaksanakan segala apa-apa yang diinginkan oleh Pimpinan Pesantren, dalam hal mengasuh anak-anak dalam kehidupan selain yang ada di sekolahan. Dalam artian, BPS Mengatur kegiatan santri yang diluar sekolah, khususnya kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler, tetapi dia tetap mulai dari dia bangun pagi sampai dia tidur kembali. Biro Pengasuhan Santri ini tidak akan berjalan tanpa ada bantuan bawahan-bawahannya,yaitu: bagian Sekertaris, Bendahara, bagian Keamanan, bagian Bahasa, dan bagian Olah Raga. Yang itu semuanya sampai bagian-bagian yang lainnya itu juga sudah ada di santri. Biro Pengasuhan Santri ini berperan sebagai pembimbing, sedangkan pelaksananya itu diserahkan kepada Organisasi Santri Darunnajah OSDN, peranan mereka itu membantu BPS menjalankan 3 Buku Panduan Santri Baru Pondok Pesantren Darunnajah, Penerbit: Pondok Pesantren Darunnajah, Tahun Ajaran 2010-2011 kegiatan-kegiatan mulai dari bangun pagi hingga dia tidur kembali, pengasuhan hanya mendampingi, mengawasi, menegur, mengarahkan santri sejauh mana kegiatan mereka kalaupun ada hal-hal yang kurang maka biro pengasuhan Santri akan memanggil organisasi tersebut, sehingga dia bisa berjalan dengan baik dan ada pengawasan, begitulah cara BPS berperan di Pondok Pesantren Darunnajah ini. Yang berperan dalam menjalankan lembaga ini ialah pimpinan lalu diteruskan kepada seluruh ustad yang ada di struktur Biro Pengasuhan Santri, kemudian dibagi-bagi lagi ke bagian keamanan, sekretaris, penanggung jawab sekertaris, penanggung jawab pramuka, bendaharanya, ketuanya, terus ada penanggung jawab di tiap-tiap bidang, dan itu semua ada strukturnya termasuk semua guru-guru yang mukim dan tinggal didalam pesantren. Kemudian hasil dari peranan BPS ini sebenarnya hasilnya tidak bisa dianalogikan, tetapi hasilnya itu adalah sepuluh hingga dua puluh tahun yang akan datang, bukan hanya ingatan memory, tapi lebih kepada internalisasi nilai, jadi pemahaman seseorang tentang pendidikan yang ada disini itu kadang-kadnag dia sudah menyatu, penyatuannya itu kadang-kadang disadari, dan kadang-kadang tidak disadari ini menurut ketua biro pengasuhan santri, namun berbeda dengan anggapan wakil biro pengasuhan santri yang menganalogikan hasilnya lebih kearah kedisiplinan santri seperti kegiatan sekolah mereka jadi jauh lebih baik, lebih disiplin, tepat waktu, dan ibadah juga tepat waktu, bahkan ada beberapa kejuaraan-kejuaraan yang diraih oleh santri atas nama biro pengasuhan santri. 4

B. Peran Biro Pengasuhan Santri di Pondok Pesantren Darunnajah