Latar belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Dalam interaksi sosial, kita senantiasa tidak pernah lepas dari lingkungan yang ditinggali atau dihuni, hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari keberadaan kita sebagai makluk sosial zoon politicon, yang dalam pergaulan tersebut senantiasa melibatkan manusia yang lainnya, agar proses sosial tersebut menjadi lancar dan dinamis. 1 Begitu pula halnya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kehidupan masyarakat senantiasa berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya, yang dalam hubungan tersebut tidak hanya terjalin antara sesama masyarakat melainkan juga terhadap pemerintah, sehingga keinginan dan cita–cita untuk memakmurkan dan mensejahterakan diri, dapat terus ditingkatkan. Akan tetapi dalam perkembangan sekarang, disaat Negara sedang melakukan perubahan, berbagai ketimpangan dan ketidak adilan masih terus terjadi. Disana sini masih kita dapati banyaknya pengangguran, orang–orang miskin yang terus tersiksa dengan kemiskinannya, karena sistem interaksi sosial yang ada membuat kehidupan tidak berpihak kepada dirinya, serta pencemaran lingkungan masih menjadi problem sosial masyarakat yang sampai hari ini masih sulit dicarikan jalan keluar, secara komprehensif dan masih banyak lagi problem– 1 .J.H. Rapar. Th.D.PH.D. Filsafat PolitikAriatoteles. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1993. Cet ke-2. h.43 problem sosial lainnya yang tidak mungkin dapat ditanggani hanya mengandalkan pemerintah yang dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Kemiskinan merupakan salah satu masalah pokok dalam pembangunan dan pengembangan di Indonesia, dan merupakan salah satu akar permasalahan kemiskinan di kawasan perdesaan adalah terdapatnya ketidak seimbangan hubungan dengan kawasan perkotaan yang cenderung merugikan perdesaan. Oleh karena itu diperlukan upaya penguatan perdesaan melalui pendekatan pemberdayaan dan Pengembangan masyarakat, melalui pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif skala mikro dan kecil, dalam rangka mewujudkan Sinergi dan pembangunan menuju kemandirian. 2 Pemberdayaan merupakan suatu aktifitas, dimana orang–orang yang tidak berdaya menjadi berdaya atau mempunyai kehidupan yang layak, sama dengan manusia lainnya. Artinya cukup tersedianya sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, keadilan dan rasa aman. Mensejahterakan kehidupan bangsa dalam hidup, berarti memberdayakan setiap warga Negara agar mampu berbuat dan bertindak seimbang, baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan serta mampu menyelaraskan antara yang Hak dan Kewajiban, oleh karena itu pemberdayaan dan kesejahteraan dalam hidup merupakan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. 3 Agar proses perubahan dan pengembangan berjalan lancar menuju era Sejahtera dan demokrasi, maka perlu dicarikan langkah alternatif ditingkat 2 Diakses tanggal 12 Agustus 2007 dari http:www.google.com 3 Kusnadi. Pendidikan keaksaraan; Filosofi, strategi, implementasi, Jakarta; DEPDIKNAS, 2005, h.219 masyarakat agar Permasalahan sosial yang ada dimasyarakat tersebut dapat teratasi dengan seksama, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pembentukan suatu wadah yang mandiri dan fleksibel, guna mengantisipasi semua problem sosial yang ada dimasyarakat tersebut. Profesor Gambiro Prawirosudirjo dalam pidato pengukuhan guru besar tahun 1979 mengatakan, antara lain bahwa masalah–masalah ekonomi, sosial dan budaya yang merupakan faktor–faktor penghambat peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan, kesemuanya berasal dari satu hulu, yaitu kemiskinan, kemiskinan merupakan biang keladi dari masalah tersebut. 4 Pemberdayaan sebagai perubahan kearah yang lebih baik, pemberdayaan terkait dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik. 5 Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai memperluas horizon pilihan bagi masyarakat banyak. Hal ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih suatu yang bermanfaat bagi dirinya, dengan memakai logika ini dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan–pilihan, antara pengembangan masyarakat ada kaitannya dengan kesejahteraan sosial dalam arti luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih 4 Mahar Marjono, “Pandangan Moral dan Etika dalam Perkembangan ilmu Teknologi, Jakarta, Rajawali Pers, 1986 cet. Ke 1, h. 27 5 Diana, Pencerahan Sosial Negara Berkembang. Yogya: Gajah Mada University Press, 1991 h. 15 baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual. Menurut Friedlander. Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari berbagai institusi dan usaha–usaha kesejahteraan sosial lainnya, yang dirancang guna membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup yang lebih memuaskan. 6 Sejak terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang dialami Indonesia, jumlah tenaga kerja yang pergi keluar negeri semakin meningkat. Berdasarkan data Depnakertrans RI tahun 2006, pekerja Indonesia yang bekerja diLuar negeri, setiap tahunnya mengalami peningkatan 40. Tercatat sampai dengan tahun 2006 jumlah tenaga kerja Indonesia TKI telah mencapai 3.5 juta yang tersebar diberbagai Negara antara lain: Malaysia, Hongkong, Taiwan, Negara–Negara Timur Tengah dan Negara lainnya. 7 Begitu pentingnya masyarakat untuk pandai–pandai berusaha dalam hidupnya, karena disadari bahwa dampak serius dari ketidakmampuan sangat terkait dengan masalah kemiskinan, keterbelakangan baik dalam bidang ekonomi maupun pembangunan pada umumnya, kini semua masyarakat menjadi tidak berdaya dalam berbagai bidang. Memperhatikan hal tersebut, sudah semestinya berbagai upaya harus dilakukan agar masyarakat terbebas dari kemiskinan, sehingga masyarakat terutama masyarakat komunitas keluarga Migran menjadi berdaya. Salah satunya 6 Fazlur Rahman, Etika Pengobatan Islam Penjelajahan Seorang Neo Modernisme. Bandung: Mizan, 1999, cet ke-1, h. 75 7 Kompas, 2 Mei 2006 dengan Peningkatan kesejahteraan keluarga pekerja Migran dan Pengembangan produktivitas usaha dan berkembangnya usaha keluarga pekerja Migran dengan pembentukan Kegiatan Pemberdayaan yang dilaksanakan oleh ‘Masyarakat Mandiri. Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat mampu meningkatkan pendapatan atau menambah in come generating meningkatkan penghasilan dan merealisasikan keterampilan yang sudah diberikan dalam kehidupan sehari–hari, masyarakat keluarga Migran juga dihadarapkan bisa menyelesaikan permasalahan hidup mereka yaitu dengan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan sehari–harinya, dengan merujuk kepada kegiatan–kegiatan yang sudah dilakukan oleh ‘Masyarakat Mandiri dalam hal pembinaan dan pemberdayaan. Adapun alasan penulis dalam merangkum tulisan yang berjudul “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna Sukabumi – Jawa Barat”. Yaitu karena judul tersebut relefan dengan jurusan penulis, yaitu Pengembangan Masyarakat Islam, dan penulis memilih Lembaga ‘Masyarakat Mandiri dari Jejaring Dompet Dhuafa Republika dengan alasan pertama, ‘Masyarakat Mandiri sebagai Lembaga nirlaba yang diciptakan untuk bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan, serta komunitas wilayah asal pekerja Migran, maka sangat strategis untuk menyentuh lapisan Masyarakat terbawah grass root, kedua, Masyarakat Mandiri bergerak dalam pemberdayaan masyarakat dari berbagai Program Rural, Urban, Migran, Recovery, Kampung terpadu yang kesemuanya bergerak dalam Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga, ‘Masyarakat Mandiri adalah lembaga yang fokus aktivitasnya pada pendampingan masyarakat Alasan penulis dalam memilih program Migran sebagai Pemberdayaan masyarakat dalam Usaha Mikro pada komunitas keluarga Migran adalah pertama, bahwa pemberdayaan usaha mikro tersebut, suatu pengembangan yang strategis untuk memberdayakan masyarakat pada tingkat ekonomi, khususnya pada masyarakat bawah grass root pada komunitas kelurga Migran, kedua, program Migran memiliki kegiatan pemberdayaan melalui pendampingan yang lebih mengarah pada perubahan psikokultur keluarga, diantaranya menurunkan budaya dari ketergantungan dan meningkatkan kemandirian pada ekonomi. Adapun alasan penulis memilih Desa Kutasirna sebagai Daerah penelitian, yaitu penulis melihat ada hal yang menarik, karena letak wilayah masyarakat kampung Cijambu Desa Sukasari bergerak dalam Ekonomi Produktif serba Usaha tingkat mikro, dan termasuk Daerah Kabupaten Sukabumi yang mayoritas Pekerja Migran dan Eks mantan Migran. Sedangkan alasan selanjutnya yaitu bahwa didalam ajaran Islam sudah sangat jelas disebutkan dalam Al–Qur’an, bahwa saling membantu dalam kebaikan adalah suatu kewajiban, antara lain dalam Pemberdayaan Masyarakat, khususnya masyarakat tingkat bawah. Pentingnya masalah ini diteliti, karena ‘Masyarakat Mandiri merupakan salah satu Lembaga yang memperhatikan masalah Pemberdayaan masyarakat Miskin, khususnya komunitas masyarakat keluarga Migran di wilayah Sukabumi, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, maka oleh karena itu penulis membahasnya dalam skripsi dengan judul: “PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA SUKABUMI – JAWA BARAT”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Laut

2 98 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pemberdayaan Masyarakat - Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

0 0 24

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI PEDESAAN MELALUI UKM (Studi Kasus di Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia) - repo unpas

0 0 16