Indikator Keberdayaan Tahapan – tahapan Pemberdayaan

keluarga, rumah tangga dan nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.. 21 Setelah melihat berbagai pendapat dari para ahli mengenai pemberdayaan, baik pemberdayaan Secara Umum ataupun pemberdayaan Secara Ekonomi Penulis dalam skripsi yang disusun ini mengambil satu kesimpulan pendapat, yang mengungkapkan bahwa pengertian Pemberdayaan dalam bidang Ekonomi, adalah agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya lalu kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil. 22 Penulis mengambil satu kesimpulan ini, karena teori ysng diungkapkan sesuai dengan tema skripsi yang sedang penulis garap, dan merupakan suatu motivasi kepada masyarakat, dengan tujuan masyarakat dapat membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara Perekonomian yang berkesinambungan .

B. Indikator Keberdayaan

Menurut Parsons dalam Edi Suharto, 2005 mengajukan tiga dimensi Pemberdayaan yang merujuk pada: a. Sebuah Proses Pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan social yang lebih besar. b. Sebuah keadaan psikologi yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna 21 http:id.wikipedia.orgwikiEkonomi 22 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar – dasar Pemikiran,, h.116 dan mampu mengendalikan diri dan orang lain. c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang – orang lemah dan kemudian melibatkan upaya – upaya kolektif dari orang – orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur – struktur yang masih menekan. 23 Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara oprasional, maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan seseorang berdaya atau tidak. 24

C. Tahapan – tahapan Pemberdayaan

Adapun upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga tahapan yaitu: a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi daya yang dapat di kembangkan. b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang. 23 Edi Suharto, Membengun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung; Refika Aditama, 2005, h. 63 24 Ibid., h. 67 c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi. . 25 Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat itu adalah mendirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya, pemberdayaan masyarakat atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. 26 Untuk itu setiap upaya pemberdayaan masyarakat harus diarahkan untuk peningkatan martabat manusia sehingga menjadi masyarakat maju dalam berbagai aspek. Proses pemberdayaan masyarakat pada akhirnya akan berjuang pada penyediaan sebuah ruang bagi masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan. Sedangkan menurut Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I yang dikutip oleh Syamsudin RS, ada tiga tahapan dalam pemberdayaan, yaitu: 1. Pemberdayaan pada mata ruhaniyah, dalam hal ini terjadi degradasi moral atau pergeseran nilai masyarakat Islam yang sangat mengguncang kesadaran Islam. Oleh karena itu, pemberdayaan jiwa dan akhlak harus lebih ditingkatkan. 2. Pemberdayaan intelektual, yang pada saat ini dapat disaksikan betapa umat Islam Indonesia sudah jauh tertinggal dalam kemajuanan penguasaan teknologi, untuk itu diperlukan berbagai upaya pemberdayaan intelektual sebagai perjuangan besar jihad. 25 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, PT. Bina Rena Pariwara, cet. 2, h. 165 26 Agus Ahmad Syafe’I, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Gerbang masyarakat baru, 2001 h. 39. 3. Pemberdayaan ekonomi, masalah kemiskinan menjadi demikian identik dengan masyarakat Islam Indonesia. Pemecahannya adalah tanggung jawab masyarakat Islam sendiri. Seorang putra Islam dalam generasi Qur’ani awal terbaik, Sayyidina Ali menyatakan ”sekiranya kefakiran itu berwujud manusia, sungguh aku akan membunuhnya. Untuk dapat keluar dari himpitan situasi ekonomi seperti sekarang ini, di samping penguasaan terhadap life skill atau keahlian hidup, keterampilan berwirausaha pun dibutuhkan juga dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang selama ini tidak pernah dilirik, bahkan keberadaannnya sering dipandang merepotkan pembangunan. 27 Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat itu adalah mendirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. 28 Untuk itu setiap upaya pemberdayaan masyarakat harus diarahkan untuk peningkatan martabat manusia sehingga menjadi masyarakat maju dalam berbagai aspek. Proses pemberdayaan 27 Syamsudin RS, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah Islam, Bandung: KP. HADID,1999, h. 28. 28 Agus Ahmad Syafe’I, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Gerbang masyarakat baru, 2001 h. 39. masyarakat pada akhirnya akan berjuang pada penyediaan sebuah ruang bagi masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan. 29 29 Syamsudin RS, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah Islam, Bandung: KP. HADID,1999. H, 28

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika

1. Sejarah Berdirinya

Masyarakat Mandiri MM adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan. Kelahirannya dibidani oleh Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000. Sejak bulan Juli 2005, MM resmi menjadi lembaga otonom dengan memperkuat visi dan misi sebagai wahana pemberdayaan berbagai komunitas dhuafa atau yang terpinggirkan, sehingga mereka mencapai kemandirian. Kondisi kemiskinan menyebabkan kaum dhuafa atau miskin tak dapat memenuhi kebutuhan dasar secara layak, seperti makanan, kesehatan, perumahan dan pekerjaan. Dalam banyak hal, orang miskin dipaksa untuk hidup dalam situasi tidak manusiawi. Harkat dan martabat sebagai manusia terabaikan, acapkali mendapat perlakuan yang tidak adil dari pihak lain. Keterbatasan informasi membuat orang miskin tidak tahu hak-haknya. Jikapun tahu hak-haknya, mereka tak memiliki posisi tawar untuk menuntut hak-haknya yang telah dilanggar. Kemiskinan juga berpotensi menjebak kaum dhuafa pada berbagai problema sosial. Kompleksitas problematika kemiskinan, membuat setiap ikhtiar menanggulanginya memerlukan pendekatan komprehensif, integral dan berkelanjutan. Sebentuk upaya yang dipilih MM adalah pengembangan kapasitas kelompok miskin. Konsep ini erat kaitannya dengan konsep pemberdayaan

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Laut

2 98 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pemberdayaan Masyarakat - Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

0 0 24

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI PEDESAAN MELALUI UKM (Studi Kasus di Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia) - repo unpas

0 0 16