Masyarakat Mandiri dan Desa Kutasirna Usaha Mikro sebagai Proses Pemberdayaan

B. Masyarakat Mandiri dan Desa Kutasirna

Di dalam skripsi ini penulis akan mengupas. Alasan Lembaga Masyarakat Mandiri berada di Desa Kutasirna, dan berapa lama Masyarakat Mandiri berada di Desa Kutasirna, dengan mewawancarai Pendamping yang khusus bertugas di Desa kutasirna sebagai dampingan kepada Masyarakat anggota Mitra. Program Migran di creat untuk memberdayakan golongan masyarakat migran dan masyarakat ex mantan migran keluarganya, penempatan wilayah kampung migrant ini, berdasarkan rekomendasi dari dinas terkait, beserta hasil survey, maka dinyatakan bahwa di desa Kutasirna ini adalah salah satu wilayah kantong migrant, yang berada di sukabumi. Program Migran ini dimulai pada Februari 2006, dan mulai berjalan dilapangan itu sekitar bulan Mei 2006, dan.mulai pembiyayan itu sekitar bulan juni 2006. 31 Dari keterangan di atas, bahwa kedatangan MM ke Desa Kuta Sirna karena berdasarkan Rekomendasi dari dinas yang terkait, yang berdasarkan survei, dinyatakan Desa Kutasirna Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi termasuk dalam wilayah kantong Migran. Program Migran telah berjalan kurang lebiih sekitar 2 tahun berjalan, inimerupakan perjuangan yang tidak mudah, dalam melangsungkan Proses Pemberdayaan, agar terciptanya masyarakat yang sejahtera dan memiliki peningkatan usaha pruktif yang dilakukan. 31 . Rofiah. S.Hut, wawancara pada tanggal 29 Juli 2008

C. Program Migran

1. Pengertian Migran

Migran ialah, orang atau hewan yang melakukan migrasi dari satu tempat ketempat lainnya yang dilakukan pada musim–musim tertentu. 32 atau suatu Program Pemberdayaan yang diberikan kepada para Pekerja atau Mantan Pekerja Migran dalam mengelola hasil pendapatan. 33

2. Metode Penerapan Program Migran A. Sosialisasi

Salah satu bagian aktivitas terpenting Masyarakat Mandiri MM adalah melakukan mobilisasi pendamping mandiri PM ke lokasi yang akan didampingi Pendamping, mulai tinggal bersama masyarakat sebagai awal menjalin kedekatan bersama komponen masyarakat, kemudian PM mulai menggali lebih dalam data potensi Desa yang meliputi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia calon sasaran, hingga kelompok mandiri terbentuk.

1. Bentuk Sosialisasi

a. Sarasehan Kelompok b. Lokakarya Orientasi workshop

2. Pembentukan Kelompok Mandiri KM

Setelah proses sosialisasi dilewati oleh pendamping dengan baik, maka tahap berikutnya pendamping akan membentuk yang dinamakan kelompok mandiri. 32 . Y. Istiono Wahyu, kamus Popular Bahasa Indonesia, PT. Karisma 33 . Ahsin Aligori, Koordinator Program Migran. Wawancara tanggal 1 februari 2008 a. Batasan kelompok mandiri • Secara umum golongan termiskin, Lembaga Masyarakat Mandiri saat ini menggunakan nilai Rp. 2 dollar per-hari, karena perbedaan lokasi secara umum standar penghasilan orang miskin rata – rata dibawah Rp. 25.000hari sedang diwilayah pedesaan orang miskin mempunyai penghasilan dibawah Rp. 20.000,- Adapun proses rekrutmen, untuk menjadi anggota kelompok, dapat di simak sebagai berikut: b. Tahapan Proses I • Tujuan SKM untuk mengetahui apakah calon pemetik manfaat layak atau tidak menjadi anggota kelompok. c. Tahapan Proses II • Adalah proses pencarian pemahaman dan motivasi tentang program kepada calon mitra yang telah bergabung dalam kelompok d. Tahapan Proses 111 • Sebelum ujian yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh coordinator program, maka petugas harus memastikan pengecekan kelengkapan data SKM laporan lisan dan tulisan LWK. e. Tahapan Proses IV • Pengisian SPP minimal 3 hari setelah ujian pengesahan KM.

3. Disiplin Pembiayaan DP

Disiplin Pembiayaan merupakan disiplin peraturan yang dirancang khusus agar perputaran dan pemamfaatan dana pembiayaan dapat berlangsung baik dan bermanfaat, dan bertujuan, agar mitra dapat mengembalikan pinjaman dengan sempurna. a. Perinsip Layanan Pembiayaan • Layanan Langsung ke Masyarakat b. Tahapan Pembiayaan • Yang berhak mengajukan pembiayaan adalah mitra KM A. Proses Pengajuan a. Tahapan Proses I • Pengajuan SKIM penyaluran dengan akad jual beli dari mitra, melalui kelompok mandiri b. Tahapan Proses II • SPP SKIM mitra dibahas melalui rapat induk rembug oleh komite 1 yang terdiri dari ketua KM, Bendahara KM c. Tahapan Proses III • SPP SKIM yang disetujui ditingkat komite 1, direkap oleh PM untuk diserahkan kepada coordinator program d. Tahapan proses IV • SPP SKIM yang disetujui komite 2 diajukan oleh KP kebag. Keuangan untuk proses pencairan B. Proses Angsuran a. Tahapan proses I • Mitra menyetor angsuran kepada KM perminggu dengan mengisi slip setoran rangkap 4 b. Tahapan Proses II • Bendahara KM menyetor AMW para mitra ke PM pada pertemuan rembug mitra RM 2 mingguan c. Tahapan Proses III • PM menyetor AMW dari setiap KM ke Rek. Program perwilayah dilembaga keuangan syariah terdekat.

4. Jenis Dana Mitra

A. Angsuran Mitra Wajib AMW Adalah angsuran yang dibayarkan oleh mitra sebagai angsuran pembiayaan. a. Infaq Induk Mingguan IIM • Adalah tabungan yang dilakukan oleh mitra dalam satu Rembug INDUK yang besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan mitra pada rapat Rembug INDUK. b. Tabungan Mitra TAMI • Adalah tabungan Mitra

3. Implementasi Program Migran

Dari Implementasi program Migran, ada 7 yang menjadi hasil Implementasi Program Migran, diantaranya: 1. Pendekatan pembentukan kelompok, yaitu kelompok yang terbentuk atau ini siatif masyarakat mandiri yang beranggotakan masyarakat eks mantan dan keluarga TKI yang tujuannya agar memecahkan masalah yang dihadapi, diharapkan dengan kebersamaan terjadi penyatuan potensi dan saling memperkuat dalam proses ini, berbagai keterbukaan disinergikan untuk mencapai hasil yang lebih baik, dalam hal ini kelompok yang dibentuk didasarkan pada kebutuhan masyarakat. 2. Pembiayaan usaha mikro berbagai kelompok, dengan aturan disiplin pinjaman dan disiplin kelompok, di antara penjelasannya, di bawah ini : a. Disiplin kelompok adalah, rangkaian mekanisme untuk mengatur jalannya aktifitas kelompok dalam mencapai tujuan yang diharapkan, tujuannnya untuk memberikan acuan dalam membentuk prilaku mitra kea rah yang lebih positif disiplin, amanah, bertanggung jawab, ulet serta untuk memudahkan pendampingn dan pengawasan kelompok sasaran. b. Disiplin pinjaman, adalah disiplin peraturan yang dirancang agar perputaran dan peminjaman dapat berlangsung baik dan bermanfaat tujuannya, agar mitra dapat mengunakan dana pembiayaan semaksimal mungkin sehingga mampu mengembangkan usahanya, agar mitra dapat mengembalikan pinjaman dengan baik. 3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia meliput berbagai keterampilan, dan pelatihan mengelola kelompok, keterampilan produksi, keterampilan pengelolaan usaha, dll 4. Pengembangan kelembagaan komunitas meliputi mekanisme organisasi, kepengurusan dan administrasi dll, yaitu upaya mengembangkan suatu kelembagaan yang berbasis sosial dan moral, serta aktif menampung kebutuhan serta aspirasi warga komunitas lapisan bawah, kelembagaan ini tumbuh dan kelompok yang telah didampingi dan merupakan bentuk pengembanmgan lebih lanjut, yaitu pengorganisasian kelompok. 5. Pemupukan modal swadaya, dengan membangun sistem tabungan, mekanisme dana bergulir, serta menghubungkan lembaga komunitas dengan lembaga keuangan setempat, untuk mendapatkan manfaat bagi pemupukan modal lebih lanjut. 6. Pembangunan jaringan sinergi menjalin kerjasama lintas pelaku multi stekholders dengan pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga keuangan dan organisasi, masyarakat sipil lainnya LSM 7. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna, yang sesuai dengan kebutuhan kelompok

D. Usaha Mikro sebagai Proses Pemberdayaan

Dalam definisi kami, usaha mikro dan kecil adalah usaha yang memiliki tingkat penjualan tahunan tidak lebih dari Rp 2 milyar atau memiliki kebutuhan pinjaman antara Rp 1 juta hingga Rp 500 juta. Sebagian besar usaha ini adalah usaha informal yang tidak berbadan hukum, dimiliki dan dikelola oleh perorangan. Kurang lebih 66, berada di Pulau Jawa dan Bali. 34 Sebagai dari perekonomian, Usaha Mikro ikut berperan dalam pengembangan demokrasi, masyarakat bisnis berkepentingan dengan globalisasi yang bersumber dari perluasan mekanisme pasar dan kemajuan teknologi yang memperluas arus demokrasi, dalam konteks Demokrasi ekonomi, kita akan melihat bahwa kalangan bisnis pun tidak bisa mengelak dari tuntutan demokrasi, berdasarkan demokrasi ekonomi, para pekerja dan konsumen mendapat kesempatan untuk mengontrol produksi dan investasi yang dilakukan otoritas bisnis. 35 Salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia adalah melalui pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM. Ini mengingat besarnya potensi UMKM yang ditunjukkan oleh keberadaannya sebesar 44,7 juta unit usaha pada tahun 2005 angka sangat sementara dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua lapangan usaha, serta tersebar di seluruh tanah air. Pemberdayaan UMKM akan mendukung peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin. 36 Usaha Mikro berbasis Kemitraan, merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing Nasional serta dalam rangka membangun pondasi 34 . Danamon Simpan Pinjam-Self Employed Mass Market, diakses pada tanggal 20 November 2007 35 Ronald Nangol, “pemberdayaan Di era ekonomi pengetahuan”,Grasindo. Jakarta. 36 http:www.bappenas.go.id, diakses pada tanggal 20 n0vember 2007 bersama dalam bidang ekonomi. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam pidato sambutan pada saat pencanangan Tahun keuangan Mikro Indonesia tahun 2005, bahwa pertumbuhan UKM yang sehat dan tangguh dipengaruhi lima faktor, yaitu: 1 Sumber Daya Manusia, 2 permodalan, 3 manajemen, 4 pemasaran, dan 5 kemitraan. 37 Dapat dikatakan bahwa sudah sejak pemerintahan Orde Baru hinggga sekarang, perkembangan usaha kecil UK di Indonesia mendapat perhatian yang besar, baik dari Pemerintah maupun kalangan masyarakat luas. Hal ini dapat di pahami karena kenyataan selama ini menunjukkan bahwa UK memberikan kontribusi yang sangat penting bagi Perekonomian Indonesia, terutama dalam hal kesempatan kerja atau Sumber Pendapatan dan juga memiliki potensi yang besar sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekspor Non-migas, khususnya manufaktur, dan perkembangan industri - industri pendukung. Besarnya perhatian dari Pemerintah Indonesia selama ini terhadap keberadaan UK di dalam Negeri dapat di lihat dari sudah banyaknya Program Pemerintah, baik yang dibiayai oleh APBN maupun dengan bantuan dari Negara - Negara atau lembaga - lembaga donor, seperti Asian Development Bank ADB dan Bank Dunia, yang bertujuan untuk membantu perkembangan UK. Sedangkan dari sisi Masyarakat, besarnya perhatian terhadap UK tercermin dari banyaknya kegiatan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan dari LSM, dan penelitian yang dilakukan oleh banyak perguruan tinggi dan lembaga penelitian swasta. 38 37 Ikhwan Asrin, SE, Msi.”Pemberdayaan KUKM Berbasis Kemitraan”. Jurnal KUKM Edisi September 2007. hal 16 38 Tulus T.H Tambunan. “Usaha Kecil Indonesia”. ISBRC – PUPUK. Jakarta. Cet -1

E. Gambaran Umum Wilayah Desa Kutasirna Sukabumi 1. Geografi

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

2 85 78

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Laut

2 98 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pemberdayaan Masyarakat - Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

0 0 24

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI PEDESAAN MELALUI UKM (Studi Kasus di Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia) - repo unpas

0 0 16