Bagian Pembukaan Akad Analisis Struktur Akad Pada Akad Murabahah Marjin Bertingkat

dijual kepada nasabah, sehingga dengan adanya akad wakalah tersebut, pembelian barang pesanan nasabah menjadi atas nama Bank.

B. Analisis Struktur Akad Pada Akad Murabahah Marjin Bertingkat

Terdapat tiga bagian dalam menganalisis struktur akad pada akad murabahah marjin bertingkat, yaitu bagian pembukaan, bagian isi dan bagian penutup akad 2 .

1. Bagian Pembukaan Akad

Pada bagian pembukaan akad terdiri dari tulisan bismillahirrahmanirrahim dan terjemahannya, ayat Al- Qur’an dan atau Hadits dan terjemahannya, judul akad, kepala akad, komparisasi, dasar diadakan akad premise dan dasar hukum. Secara lebih terperinci masing-masing sub bagian akad dijelaskan sebagai berikut. a. Tulisan Bismillahirrahmanirrahim dan terjemahannya Dalam akad murabahah marjin bertingkat terdapat tulisan bismillahirrahmanirrahim tanpa terjemahannya. Ditulis dengan huruf kapital, bertuliskan miring, menggunakan huruf latin dan berada dibaris ketiga akad 3 . Alhamdulillah Bank Syariah Mandiri senantiasa selalu mengingatkan untuk meluruskan niat bahwa semata-semata tujuan 2 Azharudin Lathif dan Saefudin Arif, Kontrak Bisnis Syariah, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2011, h. 54. 3 Lihat dokumen terlampir akad ini karena Allah SWT dan mencari ridho Allah SWT atas akad jual beli ini. b. Ayat Al- Qur’an dan atau Hadits dan terjemahannya Pada akad murabahah marjin bertingkat, terdapat 2 dua surat Al- Qur’an, yaitu Surat Al-Baqarah dan Surat An-Nissa’. Ayat Al-Qur’an ini ditulis terjemahannya saja, ditulis miring dan berada pada baris ke- 4 keempat dan baris ke-5 kelima 4 . Kedua terjemahan tersebut merupakan beberapa ayat diantara ayat-ayat Al- Qur’an yang menjelaskan tentang ekonomi Islam, khususnya mengenai jual beli. Karena murabahah marjin bertingkat merupakan akad jual beli antara Bank Syariah Mandiri dengan nasabah, maka ayat tersebut menjadi dasar landasan Bank Syariah Mandiri membuat akad murabahah marjin bertingkat. c. Judul akad Judul akad dalam akad pembiayaan ini adalah akad pembiayaan al-murabahah. Judul akad ditulis dengan huruf kapital, menggunakan huruf latin dan berada pada baris pertama akad murabahah marjin bertingkat 5 . 4 Lihat dokumen terlampir 5 Lihat dokumen terlampir Judul akad mencerminkan secara umum materi yang diatur dalam suatu akad pembiayaan 6 . Judul akad tersebut menegaskan bahwa akad pembiayaan yang dilakukan dalam akad ini adalah akad murabahah, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konsekuensi hukum pada objek akad dan agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam penafsiran. Sehingga tujuan, hak dan kewajiban masing-masing pihak dapat tercapai. d. Kepala akad Kepala akad murabahah marjin bertingkat terdiri atas nomor akad, tanggal dan tempat ditandatangani akad. Nomor akad terdapat pada baris kedua akad, sementara tanggal dan tempat akad dijadikan satu paragraf, terdapat pada baris keenam akad 7 . Nomor akad menunjukkan bahwa akad murabahah marjin bertingkat terdaftar pada sistem administrasi Bank dan memiliki kekuatan hukum. sehingga akad murabahah marjin bertingkat akan jelas dan tidak akan tertukar dengan pembiayaan menggunakan akad lain maupun dengan akad yang sama. Tempat dan tanggal akad mempertegas waktu dan tempat akad murabahah marjin bertingkat berlangsung. Tanggal akad 6 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012, h.168 7 Lihat dokumen terlampir menunjukkan berlakunya akad murabahah marjin bertingkat dimulai dan masing-masing pihak saling mengikatkan diri mulai pada tanggal tersebut. Tempat akad menunjukkan lokasi akad murabahah marjin bertingkat dibuat. e. Komparisasi Terdapat komparisasi pihak-pihak yang melakukan akad murabahah marjin bertingkat. Komparisasi pada akad murabahah marjin bertingkat terdapat pada baris ke-7 ketujuh dan ke-8 kedelapan 8 . Komparisasi merupakan salah satu dari rukun akad yang harus terpenuhi saat akad berlangsung. Komparisasi terdiri atas para pelaku akad yang mengikatkan diri untuk memenuhi segala hak dan kewajibannya dalam melaksanakan akad murabahah marjin bertingkat. Pada komparisasi tersebut memuat identitas para pihak yang mengikatkan diri pada akad murabahah marjin bertingkat. Identitas tersebut memuat nama-nama para pihak, pekerjaan, tempat tinggal Badan, termasuk kapasitas yang bersangkutan untuk mewakili Badan 8 Lihat dokumen terlampir tersebut 9 . Tujuan dicantumkannya komparisasi dalam akad murabahah marjin bertingkat adalah untuk menjaga hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak yang melakukan akad sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat menimbulkan kedzaliman. Komparisasi memiliki beberapa fungsi. Fungsi dari komparisasi ini adalah untuk menerangkan identitas para pihak yang menbuat akad. Fungsi lainnya adalah menjelaskan kedudukan para pihak dalam akad murabahah marjin bertingkat sehingga jelas kedudukannya siapa pihak sebagai Bank dan siapa pihak yang menjadi nasabah. Fungsi terakhir adalah mengetahui bahwa para pihak memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan tindakan hukum yang dituangkan dalam akad. Hal ini berkenaan dengan syarat sahnya akad murabahah marjin bertingkat. Menurut hukum Islam, syarat bagi pihak-pihak yang melakukan akad adalah harus seorang yang mukallaf, yaitu aqil baligh, berakal sehat dan dewasa atau cakap hukum 10 . Sedangkan menurut hukum positif, ketentuan kecakapan untuk membuat suatu 9 Salim, Perancangan Kontrak Memorandum of Understanding MoU, Jakarta : Sinar Grafika,2007, h. 128. 10 Ah. Azharudin Lathif dan Nahrowi, Pengantar hukum bisnis Pendekatan Hukum Positif dan Hukum Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 67. perikatan diatur dalam Pasal 1329 KUH Perdata dan lebih khusus dijelaskan pada Pasal 1330 KUH Perdata. Berdasarkan Pasal 98 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam menegaskan bahwa batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 dua puluh satu tahun, sepanjang anak tersebut tidak memiliki cacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan pernikahan 11 . Di dalam Pasal 1330 KUH Perdata menyebutkan bahwa orang-orang yang tidak cakap membuat perjanjian adalah orang yang belum dewasa, orang yang berada dibawah pengampuan, dan istri. Ukuran kedewasaan menurut KUH Perdata adalah berumur 21 dua puluh satu tahun. Saat ini istri telah memiliki wewenang untuk membuat perjanjian SEMA Nomor 3 Tahun 1963; Pasal 31 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 12 . Selain menjadi rukun akad, komparisasi ini juga merupakan rukun dari murabahah. Dalam komparisasi ini menyebutkan pihak-pihak yang terlibat sehingga jelas kedudukannya yang menjadi ba’i dan jelas kedudukannya yang menjadi musytari. Ba’i berkedudukan sebagai 11 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012, h.156 12 Salim, Perancangan Kontrak Memorandum of Understanding MoU. Jakarta : Sinar Grafika, 2007, h. 34. penjual dari murabahah ini, dalam akad murabahah marjin bertingkat ini yang menjadi ba’i adalah Bank. Sedangkan musytari berkedudukan sebagai pembeli dalam murabahah dan yang menjadi musytari dalam akad ini adalah nasabah. f. Dasar diadakan akad premise Dasar diadakan akad premis terdapat pada akad murabahah bertingkat pada baris ke-9 sembilan 13 . Premis merupakan dasar dalam suatu akad sebagai keterangan pendahuluan mengenai dasar atau sebab dibuatnya akad bagi kedua belah pihak. Dalam kajian prinsip syariah, premis merupakan salah satu rukun akad yang harus dipenuhi dalam akad murabahah marjin bertingkat. Rukun tersebut adalah maudhu ‘al-‘aqd atau tujuan akad 14 . Tujuan akad murabahah marjin bertingkat adalah jual beli, di dalamnya terdapat dua akibat hukum, yaitu akibat hukum khusus dan akibat hukum umum. Akibat hukum khusus pada akad murabahah marjin bertingkat adalah pemindahan kepemilikan benda disertai imbalan. Akibat hukum umum dalam jual beli adalah berpindahnya kepemilikan barang yang dijual kepada pembeli dan pembayaran harga dari kepada 13 Lihat dokumen terlampir 14 Azharudin Lathif dan Saefudin Arif, Kontrak Bisnis Syariah, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2011, h. 29 penjual begitu akad selesai dilakukan, serta timbulnya kewajiban melaksanakan perikatan atas para pihak, yaitu menyerahkan barang yang dijual dan menerima pembayaran bagi penjual serta menerima barang dan menyerahkan pembayaran harga bagi pembeli. g. Dasar hukum Dasar hukum pada akad murabahah marjin bertingkat terdapat pada baris ke-4 keempat dank ke-5 kelima. Pada dasar hukum tersebut disebutkan terjemahan dari ayat suci Al- Qur’an, yaitu Surat Qur’an Al-Baqarah ayat 275 dan Surat Qur’an An-Nissa’ ayat 29 15 . Kedua dasar hukum tersebut merupakan ayat yang terdapat dalam kitab suci Al- Qur’an. Al-Qur’an kedudukannya adalah sebagai sumber hukum yang pertama dan paling utama bagi umat muslim di seluruh dunia. Al- Qur’an merupakan hujah dan hukum-hukumnya dijadikan sebagai Undang-Undang yang harus diikuti dan ditaati oleh manusia karena Al- Qur’an diturunkan langsung dari Allah SWT, disampaikan kepada manusia dengan jalan yang pasti dan tidak terdapat keraguan tentang kebenarannya tanpa ada campur tangan manusia dalam penyusunan Al- Qur’an 16 . Maka dari itu, Al- Qur’an merupakan mukjizat yang tidak ada satu pun manusia yang dapat menandinginya. 15 Lihat dokumen terlampir 16 Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 29.

2. Bagian isi akad.