Klasifikasi Akad Murabahah Prosedur Proses Pembiayaan Akad Murabahah

B. Aplikasi Akad Murabahah Pada PT. Bank Syariah Mandiri BSM

1. Klasifikasi Akad Murabahah

Akad murabahah pada Bank Syariah Mandiri digunakan sebagai produk dalam menyalurkan pembiayaan. Dalam melakukan pembiayaan melalui akad murabahah, Bank Syariah Mandiri, dibedakan antara korporasi, konsumer dan warung mikro. Untuk pembiyaan korporasi minimal dana pembiayaan dimulai dari 30M yang harus dilakukan di kantor pusat Bank Syariah Mandiri. Untuk pembiayaan konsumer minimal dana dimulai dari ratusan juta sampai kurang dari 30M yang dapat dilakukan di kantor cabang Bank Syariah Mandiri. Untuk pembiayaan akad murabahah diatas Rp 250.000.000 diberikan akta notariil atau yang bentuk akad atau perjanjiannya berbentuk akta notaris. Untuk pembiayaan akad murabahah dibawah Rp 250.000.000, maka diberikan akad atau kontrak dibawah tangan, yaitu akad yang dibuat oleh pihak Bank Syariah Mandiri tanpa peran notaris. 10 Excellent Service Experience Award 2014 Category Sharia Bank Bisnis Indonesia bekerjasama dengan Carre For Excellent Performance in Delivering Positive Customer Experience Based on Mystery Shopping Research ESEI 2014 4 Februari 2014

2. Prosedur Proses Pembiayaan Akad Murabahah

a. Prosedur Proses Pembiayaan Akad Murabahah dibawah Rp 250.000.000 Terdapat tahapan-tahapan pra-akad yang harus dipenuhi sebelum akad pembiayaan murabahah marjin bertingkat disepakati dan ditandatangani. Diawali oleh permohonan pembiayaan oleh nasabah yang datang ke Bank Syariah Mandiri. Setelah permohonan tersebut ada, maka Bank Syariah Mandiri melakukan pengenalan dan investigasi terhadap calon nasabah pembiayaan tersebut yang dilakukan oleh bagian unit bisnis. Begitu seluruh data calon nasabah tersebut telah terkumpul, unit bisnis akan membuat NAP atau Nota Analisis Permbiayaan untuk di kantor pusat, dan SKKP atau Surat Keputusan Komite Pembiayaan yang hanya terdapat di kantor cabang. Begitu NAP atau SKKP telah selesai dibuat, maka selanjutnya diserahkan ke komite untuk persetujuan pembiayaan. Komite merupakan pihak manajemen atau pihak direksi. Apabila komite menyetujui, maka unit bisnis akan membuat SP3 atau Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan. NAP dan SP3 kemudian diserahkan ke bagian legal untuk diteliti, dan diperiksa kelengkapan dokumen. Dalam SP3 tertuang hasil kehendak antara pihak Bank Syariah Mandiri dan calon nasabah penerima pembiayaan, seperti jangka waktu pembiayaan, objek pembiayaan, besaran pembiayaan, dan besarnya angsuran. Setelah kedua pihak menyetujui SP3, maka perjanjian atau akad murabahah akan dilakukan akad, dimana isi akad murabahah merujuk pada kesepakatan isi SP3. Begitu akad murabahah disetujui, langkah selanjutnya adalah pencairan pembiayaan dan monitoring pembiayaan nasabah oleh Bank Syariah Mandiri. Alur proses prosedur pembiayaan akad murabahah marjin bertingkat pada Bank Syariah Mandiri akan diilustrasikan sebagai berikut : Gambar 3.1 Alur Prosedur Proses Pembiaayan Akad Murabahah YA END Permohonan pembiayaan nasabah yang datang ke Bank Syariah Mandiri Pengenalan dan investigasi oleh unit bisnis Pembuatan NAP Blacklist BI? Persetujuan Komite Pembuatan SP3 Setuju? TIDAK YA TIDAK YA TIDAK b. Prosedur Proses Pembiayaan Akad Murabahah diatas Rp 250.000.000 Secara umum prosedur proses pembiayaan akad murabahah marjin bertingkat diatas Rp 250.000.00 sama dengan prosedur prosess pembiayaan akad murabahah marjin bertingkat dibawah Rp 250.000.000. Perbedaannya terletak pada keterlibatan pegawai umum notaris dalam pembuatan akad. Pada pembiayaan diatas Rp 250.000.000 diberikan akta notariil atau yang bentuk akad atau perjanjiannya berbentuk akta notaris. Pembuatan SP3 Setuju? Akad pembiayaan murabahah dibawah tangan Setuju? Surat permohonan pencairan pembiayaan oleh nasabah Pembuatan SP2 Pencairan pembiayaan Monitoring pembiayaan END REVISI END Pada pembiayaan korporasi, setelah SP3 disepakati, akad dibuatkan akta notariil yang disebut line facility. Line facility disebut juga sebagai akad kesepahaman. Line facility mengatur secara umum pembiayaan akad murabahah yang akan dibiayai. Rincian secara khusus dan spesifik akan dituangkan dalam akad dibawah tangan sebelum pembiayaan dicairkan. Pada line facility menegaskan bahwa Bank Syariah Mandiri berjanji akan menyediakan fasilitas pembiayaan yang diajukan oleh nasabah. Maka dari itu, line facility merupakan wa’ad dari Bank Syariah Mandiri kepada nasabah. Setelah nasabah dan Bank Syariah Mandiri menyetujui dan menandatangani akta notariil yang dibacakan oleh notaris, selanjutnya nasabah mengajukan surat permohonan pencairan pembiayaan kepada Bank Syariah Mandiri. Selanjutnya, Bank akan membuat SP2 atau Surat Persetujuan Realisasi Pembiayaan, yang selanjutnya penandatanganan akad dibawah tangan. Begitu penandatanganan akad dibawah tangan, lalu pencairan pembiayaan dan monitoring pembiayaan. Alur proses prosedur pembiayaan akad murabahah marjin bertingkat pada Bank Syariah Mandiri akan diilustrasikan sebagai berikut : TIDAK YA YA Gambar 3.2 Alur Prosedur Proses Pembiaayan Akad Murabahah Permohonan pembiayaan nasabah yang datang ke Bank Syariah Mandiri Pengenalan dan investigasi oleh unit bisnis Pembuatan NAP Blacklist BI? Persetujuan Komite Pembuatan SP3 Setuju? LINE FACILITY AKTA NOTARIIL Setuju? Surat permohonan pencairan pembiayaan oleh nasabah Pencairan pembiayaan Monitoring pembiayaan TIDAK TIDAK YA REVISI END END END Dalam penjelasan prosedur proses pembiayaan akad murabahah marjin bertingkat, dapat dipahami bahwa keberadaan NAP menjadi instrumen Bank Syariah Mandiri dalam menerapkan prinsip kehati-hatian Bank Syariah. Dalam melakukan pembiayaan, Bank Syariah Mandiri harus mengedepankan kehati-hatian pembiayaan guna menghindari potensi pembiayaan yang gagal bayar, karena kewajiban Bank Syariah yang harus bertanggung jawab mengembalikan dana yang disimpan oleh para deposan. Maka dari itu, semakin tinggi plafond atau jumlah pembiayaan yang akan diberikan, maka semakin tinggi pula proteksi Bank Syariah Mandiri mengamankan dana pembiayaan dengan cara menginvestigasi seluruh informasi calon nasabah pembiayaan secara detail dan terperinci untuk menghindari potensi gagal bayar. Dalam NAP terdapat data dan informasi terkait calon nasabah pembiayaan. Data dan informasi tersebut tidak hanya berisi menyangkut calon nasabah pembiayaan secara personal, tetapi berikut informasi mengenai perusahaan, bidang usaha, dan lainnya. Secara lanjut kandungan yang terdapat dalam NAP dapat diuraikan dibawah ini, namun berkenaan dengan data konfidental Bank Syariah Mandiri, maka NAP yang diuraikan dibawah ini digambarkan secara umum. NAP atau Nota Analisis Pembiayaan 1 Kepala NAP terdiri dari judul akad, nomor, tanggal, perihal, tujuan, nama pemohon, dasar usulan, komite pembiayaan, total permohonan fasilitas pembiayaan nasabah dan grup, dan wewenang komite pemutus 2 Sub bagian NAP terdiri dari permohonan nasabah, kewenangan memutus, summary hasil ratimg, informasi nasabah dan grup, fasilitas pembiayaan nasabah dan grup, analisa aspek yurudis, analisa aspek karakter dan manajemen, analisa teknis dan progress proyek, analisa pemasaran, analisa aspek keuangan, analisa aspek jaminan, analisa risiko dan mitigasi, account strategy dan usulan pembiayaan. Setelah NAP selesai dibuat dan disetujui oleh komite Bank, tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah adanya Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan atau SP3 atau dalam hukum positif disebut dengan offering letter. Offering letter adalah surat penawaran dari Bank Syariah Mandiri atas pembiayaan yang diajukan oleh nasabah. Di dalam SP3 terdapat kondisi-kondisi yang akan dituangkan ke dalam akad. Pada SP3 diajukan beberapa penawaran yang ditawarkan dari Bank Syariah Mandiri mengenai pembiayaan yang diajukan oleh nasabah, kemudian nasabah membaca dan memahami isi dari SP3 yang diberikan oleh Bank Syariah. Jika nasabah tidak setuju, maka permohonan pembiayaan tidak akan dilanjutkan oleh Bank Syariah Mandiri. Jika nasabah setuju, namun ada beberapa point yang menurut hemat nasabah harus diperbaiki, maka Bank Syariah Mandiri bersedia melakukan revisi SP3 dengan syarat tidak bertujuan untuk merugikan Bank Syariah Mandiri. Jika nasabah setuju dengan SP3, maka pihak Bank Syariah Mandiri dan nasabah akan menandatangani SP3 tersebut. Maka dari itu, SP3 merupakan cikal bakal terjadinya akad murabahah marjin bertingkat. Sehingga penting sekali bagi peran SP3 dalam proses terjadinya akad murabahah marjin bertingkat. Secara lanjut kandungan yang terdapat dalam SP3 dapat diuraikan dibawah ini, namun sama halnya dengan kandungan NAP karena berkenaan dengan data konfidental Bank Syariah Mandiri, maka SP3 yang diuraikan dibawah ini akan digambarkan secara umum SP3 Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan 1. Struktur pembiayaan : skim pembiayaan, jenis transaksi, tujuan pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, limit pembiayaan, marjin, biaya administrasi, jadwal angsuran, denda keterlambatan, jaminan pembiayaan dan cara pencairan. 2. Struktur pembiayaan : jenis transaksi, tujuan pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, line facility, jangka waktu penarikan, jangka waktu per pencairan, limit pembiayaan, marjin, biaya administrasi, angsuran pokok, denda keterlambatan, dan cara pencairan. 3. Jaminan 4. Syarat-syarat penandatanganan akad pembiayaan 5. Syarat-syarat pencairan pembiayaan 6. Syarat-syarat lainnya. 57

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan akad murabahah marjin bertingkat yang dibuat oleh Bank Syariah Mandiri atau akad dibawah tangan. Penelitian ini menganalisis struktur akad murabahah marjin bertingkat dan kesesuaian akad murabahah marjin bertingkat dengan prinsip fiqh muamalat berdasarkan fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI, terutama Fatwa DSN No. 84DSN-MUIXII2012 tentang Metode Pengakuan Keuntungan al-Tamwil bi al-Murabahah Pembiayaan Murabahah Di Lembaga Keuangan Syariah.

A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah Marjin Bertingkat Di Bank

Syariah Mandiri BSM 1 Setelah kedua belah pihak menyetujui pembiayaan akad murabahah marjin bertingkat, selanjutnya adalah tahap pembelian barang pesanan. Pada Bank Syariah Mandiri, selain akad murabahah marjin bertingkat juga disertakan akad wakalah. Praktiknya, pada saat Bank memberikan uang kepada nasabah untuk membeli barang pesanan nasabah, Bank juga memberikan akad wakalah kepada nasabah. Maksud dari disertakannya akad wakalah adalah karena Bank tidak memiliki barang yang dapat 1 Wawancara pribadi dengan Bapak Mayo, Staff Legal Division Bank Syariah Mandiri. Jakarta, 25 September 2014.