Komposisi Kimia Dalam Biji Alpukat

5 biji alpukat ditemukan lebih besar dari 70. Adapun komposisi senyawa bioaktif dalam biji alpukat sebagai berikut. Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Bioaktif pada Biji Alpukat dalam mg100 g buah segar [12] Senyawa Bioaktif Biji Alpukat Total Fenolik 704.0±130.0 Flavonoid 47.9±2.7 Karotenoid 0.966±0.164 Vitamin C 2.6±1.1 Vitamin E 4.82±1.42 Selain komposisi senyawa bioaktif tersebut, komposisi proksimat dari biji alpukat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Komposisi Proksimat Biji Alpukat g100g sampel kering [13] Parameter Biji Alpukat Moisture 9,92±0,01 Lemak 16,54±2,10 Protein 17,94±1,40 Serat 3,10±0,18 Abu 2,40±0,19 Karbohidrat 48,11±4,13 Marlinda [14] melakukan uji toksisitas pada ekstrak etanol biji alpukat dengan sampel basah dan sampel kering yang diujikan pada udang laut Artemia salina , nilai LC 50 terendah terdapat pada sampel kering sebesar 34,302 mgL yang menunjukkan biji alpukat bersifat toksik. Median Lethal Concentration LC 50 adalah uji terhadap konsentrasi bahan material ataupun toksikan pada udara, air, tanah ataupun sedimen yang diujikan pada hewan coba tertentu yang dapat membunuh 50 hewan tersebut [15]. Suatu zat dikatakan memiliki potensi toksisitas akut dan potensial sebagai sitotoksik apabila suatu zat memiliki nilai LC 50 kurang dari 1000 ppm [16]. Toksik dalam biji alpukat diduga disebabkan oleh senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung. Dalam biji alpukat terkandung senyawa alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid dan saponin [14]. Sedangkan pada ekstrak heksana biji alpukat, berdasarkan penelitian Leite [17] 6 menunjukkan toksisitas tertinggi pada Artemia salina dengan LC 50 sebesar 2,37 mgL. Menurut Eduardo [18] yang melakukan uji genotoksik ekstrak etanol biji alpukat pada mikronukleus eritrosit, menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji alpukat tidak memiliki efek genotoksik. Namun, laporan dari genotoksisitas telah mengungkapkan bahwa banyak tanaman yang digunakan sebagai makanan atau obat tradisional memiliki sifat sitotoksik, mutagenik, dan genotoksik [19]. Hal ini menunjukkan dibutuhkan untuk melengkapi profil toksikologi dari ekstrak biji alpukat, perlu juga untuk menguji area lain seperti yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh dan fungsi endokrin [18].

2.1.2 Kandungan Minyak Dalam Biji Alpukat

Biji alpukat memiliki kandung minyak sebesar 15 [6]. Minyak dari biji alpukat memiliki manfaat kesehatan misalnya untuk mengendalikan berat badan manusia terutama digunakan untuk obesitas atau untuk menurunkan berat badan dan juga bermanfaat untuk kecantikan [4]. Minyak biji alpukat juga mengandung fatty acid methyl esters sehingga berpotensi dijadikan sebagai bahan bakar alternatif seperti biodiesel [2]. Adapun komposisi asam lemak dalam minyak biji alpukat adalah sebagai berikut. Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak Minyak Biji Alpukat [20] Asam Lemak Asam Lemak Jenuh 32,495 Hexanoic Acid C 6:0 0,800 ± 0,045 Heptanoic Acid C 7:0 0,290 ± 0,097 Octanoic Acid C 8:0 0,278 ± 0,052 Nonanoic Acid C 9:0 0,217 ± 0,006 Dodecanoic Acid C 12:0 0,278 ± 0,051 Tridecanoic Acid C 13:0 0,166 ± 0,011 Tetradecanoic Acid C 14:0 0,537 ± 0,052 Pentadecanoic Acid C 15:0 2,334 ± 0,110 Hexadecanoic Acid C 16:0 20,847 ± 0,843 Heptadecanoic Acid C 17:0 1,725 ± 0,022 Octadecanoic Acid C 18:0 1,185 ± 0,011 Nonadecanoic Acid C 19:0 0,610 ± 0,341 Eicosanoic Acid C 20:0 0,043 ± 0,020 Docosanoic Acid C 22:0 1,114 ± 0,023 Tetracosanoic Acid C 24:0 1,685 ± 0,045 7 Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal 20,712 9-tetradecenoic Acid C 14:1 0,251 ± 0,002 10-Pentadecenoic Acid C 15:1 0,321 ± 0,159 9-Hexadecenoic Acid C 16:1 1,786 ± 0,325 10-Heptadecenoic Acid C 17:1 0,372 ± 0,083 9-Octadecenoic Acid C 18:1 17,410 ± 0,058 11-Eicosenoic Acid C 20:1 0,448 ± 0,277 13-Docosenoic Acid C 22:1 0,124 ± 0,043 Asam Lemak Tak Jenuh Jamak 46,726 9,12- Octadecadienoic Acid C 18:2 38,892 ± 0,585 9,12,15- Octadecatrienoic Acid C 18:3 6,577 ± 0,028 11,14,17-Eicosatrienoic Acid C 20:3 1,257 ± 0,030 Rasio Asam lemak tak jenuhjenuh 2,07 Rasio Asam lemak tak jenuh jamakjenuh 1,44 Rasio Asam oleatlinoleat 0,45 Minyak biji alpukat mengandung asam lemak C 18:2 38,89 dan C 18:3 6,57 dengan konsentrasi tertinggi. Keuntungan dari rasio asam lemak C 18:2 C 18:3 dalam minyak biji alpukat adalah dapat berperan dalam mengurangi trigliserida dan HDL High Density Lipoprotein dalam plasma darah [20]. Sifat fisika dan kimia dari minyak biji alpukat dapat dilihat pada tabel berikut. Minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh jamak Polyunsaturated Fatty Acid PUFA diakui dapat menurunkan kolesterol darah serta meningkatkan nilai kesehatan lainnya. Asam lemak ini menurunkan kadar kolesterol total karena dalam jumlah banyak, cenderung menurunkan tidak hanya kadar kolesterol LDL kolesterol jahat tapi juga HDL kolesterol baik darah. Sedangkan asam lemak tak jenuh tunggal Monounsaturated Fatty Acid MUFA menurunkan kadar kolesterol LDL tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL darah. Peningkatan kadar kolesterol HDL akan menurunkan risiko penyakit jantung [21]. Asam linoleat omega 6 dan linolenat omega 3 merupakan asam lemak tak jenuh jamak PUFA dan tergolong asam lemak esensial. Asam linoleat dan linolenat sangat penting untuk tubuh, oleh karena itu harus diperoleh dari makanan. Defisiensi asam linoleat dapat menyebabkan dermatitis, kemampuan reproduksi menurun, gangguan pertumbuhan, degenerasi hati dan rentan terhadap infeksi [22]. Asam linolenat sendiri berperan penting dalam perkembangan otak dan fungsi penglihatan [23].